Isra Miraj (4): Nabi Muhammad Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul dan Bertemu Bidadari
Kamis, 11 Maret 2021 - 08:00 WIB
Perjalanan Isra Miraj berikutnya, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bertemu para Nabi dan menjadi Imam sholat bagi mereka. Berikut kisahnya diceritakan Al-Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Bin Jindan (Pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah).
Dalam perjalanan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم beberapa kali berjumpa dengan sekelompok hamba-hamba Allah, mereka berkata: "Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir, Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan." Maka Jibril berkata kepada Nabi: "Jawablah salam mereka." Maka Nabi menjawab salam mereka dan bertanya: "Siapa mereka wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa 'alaihimussalam."
Bertemu Nabi Musa
Nabi صلى الله عليه وسلم melewati Nabi Musa 'alaihissalam yang sedang sholat di kuburnya yang terletak di Bukit Pasir Merah (Ggunung Nebo). Postur tubuhnya, tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari Suku Syanuah. Dalam sholatnya Nabi Musa berkata dengan suara sangat lantang, "Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad)."
Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengucapkan salam dan Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata: "Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini Ahmad." Maka Musa berkata: "Selamat datang Nabi dari bangsa Arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad dengan keberkahan." Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad: "Mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu."
Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Jibril. "Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?" Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya: "Terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?" Jibril menjawab: "Kepada Tuhannya." Jibril berkata lagi: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memaklumi ketegasannya."
Bertemu Nabi Ibrahim
Kemudian di perjalanan, Nabi melewati pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi melihat lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasululllah bertanya: "Siapa itu wahai Jibril?"
Jibril menjawab: "Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim 'alaihissalam." Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril: "Siapa ini wahai Jibril?" "Ini adalah putramu Ahmad," jawab Jibril.
Maka Nabi Ibrahim berkata: "Selamat datang wahai Nabi dari bangsa Arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini. Dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah." Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan keberkahan.
Singgah di Baitul Maqdis
Nabi صلى الله عليه وسلم melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di Kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan.
Kemudian Nabi turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para Nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu itu sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq dikaitkan di lubang tersebut.
Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong ke arahnya. Kemudian Nabi dan Jibril sholat dua rakaat dan tidak mengunggu lama berkumpullah manusia yang sangat banyak. Di antara mereka ada yang sedang sholat berdiri, ada yang rukuk, dan sujud.
Kemudian Adzan dan iqomah dikumandangkan. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menuntunnya ke bagian depan. Nabi mendirikan sholat 2 rakaat sebagai imam bersama mereka.
Diriwayatkan dari Ka'ab bahwa Jibril mengumandangkan Adzan dan turunlah Malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh Rasul dan para Nabi. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menjadi imam bagi para Rasul, Nabi dan Malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya: "Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang sholat di belakangmu? Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata: "Mereka adalah seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah."
Pujian dari Para Nabi
Diriwayatkan di dalam hadis Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan disahihkan Imam Al-Baihaqi: " Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berjumpa dengan para arwah Nabi dan Rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim 'alaihis salam: "Segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian."
Dalam perjalanan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم beberapa kali berjumpa dengan sekelompok hamba-hamba Allah, mereka berkata: "Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir, Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan." Maka Jibril berkata kepada Nabi: "Jawablah salam mereka." Maka Nabi menjawab salam mereka dan bertanya: "Siapa mereka wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa 'alaihimussalam."
Bertemu Nabi Musa
Nabi صلى الله عليه وسلم melewati Nabi Musa 'alaihissalam yang sedang sholat di kuburnya yang terletak di Bukit Pasir Merah (Ggunung Nebo). Postur tubuhnya, tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari Suku Syanuah. Dalam sholatnya Nabi Musa berkata dengan suara sangat lantang, "Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad)."
Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengucapkan salam dan Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata: "Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini Ahmad." Maka Musa berkata: "Selamat datang Nabi dari bangsa Arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad dengan keberkahan." Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad: "Mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu."
Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Jibril. "Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?" Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya: "Terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?" Jibril menjawab: "Kepada Tuhannya." Jibril berkata lagi: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memaklumi ketegasannya."
Bertemu Nabi Ibrahim
Kemudian di perjalanan, Nabi melewati pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi melihat lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasululllah bertanya: "Siapa itu wahai Jibril?"
Jibril menjawab: "Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim 'alaihissalam." Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril: "Siapa ini wahai Jibril?" "Ini adalah putramu Ahmad," jawab Jibril.
Maka Nabi Ibrahim berkata: "Selamat datang wahai Nabi dari bangsa Arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini. Dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah." Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan keberkahan.
Singgah di Baitul Maqdis
Nabi صلى الله عليه وسلم melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di Kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan.
Kemudian Nabi turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para Nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu itu sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq dikaitkan di lubang tersebut.
Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong ke arahnya. Kemudian Nabi dan Jibril sholat dua rakaat dan tidak mengunggu lama berkumpullah manusia yang sangat banyak. Di antara mereka ada yang sedang sholat berdiri, ada yang rukuk, dan sujud.
Kemudian Adzan dan iqomah dikumandangkan. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menuntunnya ke bagian depan. Nabi mendirikan sholat 2 rakaat sebagai imam bersama mereka.
Diriwayatkan dari Ka'ab bahwa Jibril mengumandangkan Adzan dan turunlah Malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh Rasul dan para Nabi. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menjadi imam bagi para Rasul, Nabi dan Malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya: "Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang sholat di belakangmu? Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata: "Mereka adalah seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah."
Pujian dari Para Nabi
Diriwayatkan di dalam hadis Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan disahihkan Imam Al-Baihaqi: " Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berjumpa dengan para arwah Nabi dan Rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim 'alaihis salam: "Segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian."