Harga yang Harus Dibayar Sultan Abdul Hamid II Menolak Keinginan Yahudi
Sabtu, 22 Mei 2021 - 14:15 WIB
Bernard Lewis (1916 – 2018), sejarawan Yahudi Inggris-Amerika yang menjabat sebagai Profesor Kehormatan bidang Timur Tengah di Universitas Princeton, berkata. “Orang-orang Freemasonry dan Yahudi telah melakukan kerja sama rahasia untuk menjungkalkan Sultan Abdul Hamid II . Sebab dia adalah orang yang paling keras menentang orang-orang Yahudi dan menolak untuk memberikan sejengkal tanah pun dari wilayah Palestina kepada orang-orang Yahudi.”
Demikian juga Arbakan sang mujahid besar pemimpin Partai Refah di Turki. ”Gerakan Freemasonry telah berusaha dengan usaha sangat keras untuk menurunkan Sultan Abdul Hamid II. Mereka berhasil dalam usahanya."
Organisasi Freemasonry yang pertama kali dibuka di Turki dilakukan oleh Emanuel Qurushu seorang Yahudi. Menurut Arbakan, beberapa perwira Ottoman di Salonika bergabung dalam organisasi ini.
Selanjutnya, Fauzi Thughai, dalam sebuah makalah yang dipublikasikan di surat kabar Buyuk Dhughu yang terbit di Turki pada tanggal 2 Mei tahun 1947 edisi 61 Muharram, berjudul; Palestina dan Masalah Yahudi, mengatakan, Sultan Abdul Hamid mencegah keinginan Yahudi untuk merealisasikan tujuan orang-orang Yahudi untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. “Tindakan ini harus menelan biaya yang sangat mahal dengan akibat disingkirkannya dari singgasana kekuasaan,” tulisnya.
Bahkan, kata Fauzi Thughai, inilah yang kemudian mengakibatkan kehancuran khilafah Utsmani secara keseluruhan.
Walaupun sebenarnya dia mengetahui dalam sebuah studinya tentang peran Yahudi dalam penghancuran pemerintahan Utsmani bahwa orang-orang Yahudi itu memiliki kekuatan yang demikian besar yang bisa membuat mereka sukses dalam melakukan sebuah aksi yang sangat teratur. "Harta kekayaan ada di tangan mereka, hubungan bisnis internasional juga ada di tangan mereka. Sebagaimana mereka juga menguasai media Eropa dan gerakan Freemasonry."
Penekan Israel
Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah menulis, setelah Sultan Abdul Hamid ll disingkirkan dari pemerintahan, media-media Yahudi yang berada di Salonika menyatakan kegembiraan mereka dari tekanan “Penekan Israel” sebagaimana yang dituliskan oleh media-media tersebut.
Dalam hal ini Luther mengatakan: "Setelah Sultan Abdul Hamid disingkirkan dari kesultanan, media-media Yahudi di Salonika menyatakan kegembiraannya dan menyatakan kabar gembira akan terlepasnya dari ‘Penekan Israel’ yang menolak permintaan Herzl yang memberikan paspor mereka serupa dengan undang-undang untuk orang asing.”
Kampanye melalui media terus dilakukan oleh orang-orang Yahudi selama beberapa lama yang mengecam dengan keras Sultan Abdul Hamid ll.
Ash-Shalabi mengatakan andaikata pemerintahan Utsmani tidak memiliki pondasi orisinalitas yang kuat, niscaya pemerintahan ini telah menjadi debu dan telah tertutup lembaran sejarahnya pada abad delapan belas atau awal kesembilan belas Masehi.
Namun pemerintahan Utsmani mampu melakukan perlawanan yang demikian hebat terhadap musuh-musuh zamannya lebih dari dua abad lamanya, untuk mengusir serangan imperialisme dan tipu daya Yahudi dan jerat-jerat Freemasonry.
Sedangkan kelemahan yang diderita oleh pemerintahan Utsmani, sama sekali bukan tanggung jawab Sultan Abdul Hamid II semata. Hingga akhirnya kekayaan pemerintahan Utsmani dirampas oleh negara-negara kolonialis Barat yang sejak lama telah merancang untuk menghancurkan pemerintahan Utsmani.
Demikian juga Arbakan sang mujahid besar pemimpin Partai Refah di Turki. ”Gerakan Freemasonry telah berusaha dengan usaha sangat keras untuk menurunkan Sultan Abdul Hamid II. Mereka berhasil dalam usahanya."
Organisasi Freemasonry yang pertama kali dibuka di Turki dilakukan oleh Emanuel Qurushu seorang Yahudi. Menurut Arbakan, beberapa perwira Ottoman di Salonika bergabung dalam organisasi ini.
Selanjutnya, Fauzi Thughai, dalam sebuah makalah yang dipublikasikan di surat kabar Buyuk Dhughu yang terbit di Turki pada tanggal 2 Mei tahun 1947 edisi 61 Muharram, berjudul; Palestina dan Masalah Yahudi, mengatakan, Sultan Abdul Hamid mencegah keinginan Yahudi untuk merealisasikan tujuan orang-orang Yahudi untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. “Tindakan ini harus menelan biaya yang sangat mahal dengan akibat disingkirkannya dari singgasana kekuasaan,” tulisnya.
Bahkan, kata Fauzi Thughai, inilah yang kemudian mengakibatkan kehancuran khilafah Utsmani secara keseluruhan.
Walaupun sebenarnya dia mengetahui dalam sebuah studinya tentang peran Yahudi dalam penghancuran pemerintahan Utsmani bahwa orang-orang Yahudi itu memiliki kekuatan yang demikian besar yang bisa membuat mereka sukses dalam melakukan sebuah aksi yang sangat teratur. "Harta kekayaan ada di tangan mereka, hubungan bisnis internasional juga ada di tangan mereka. Sebagaimana mereka juga menguasai media Eropa dan gerakan Freemasonry."
Penekan Israel
Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah menulis, setelah Sultan Abdul Hamid ll disingkirkan dari pemerintahan, media-media Yahudi yang berada di Salonika menyatakan kegembiraan mereka dari tekanan “Penekan Israel” sebagaimana yang dituliskan oleh media-media tersebut.
Dalam hal ini Luther mengatakan: "Setelah Sultan Abdul Hamid disingkirkan dari kesultanan, media-media Yahudi di Salonika menyatakan kegembiraannya dan menyatakan kabar gembira akan terlepasnya dari ‘Penekan Israel’ yang menolak permintaan Herzl yang memberikan paspor mereka serupa dengan undang-undang untuk orang asing.”
Kampanye melalui media terus dilakukan oleh orang-orang Yahudi selama beberapa lama yang mengecam dengan keras Sultan Abdul Hamid ll.
Ash-Shalabi mengatakan andaikata pemerintahan Utsmani tidak memiliki pondasi orisinalitas yang kuat, niscaya pemerintahan ini telah menjadi debu dan telah tertutup lembaran sejarahnya pada abad delapan belas atau awal kesembilan belas Masehi.
Namun pemerintahan Utsmani mampu melakukan perlawanan yang demikian hebat terhadap musuh-musuh zamannya lebih dari dua abad lamanya, untuk mengusir serangan imperialisme dan tipu daya Yahudi dan jerat-jerat Freemasonry.
Sedangkan kelemahan yang diderita oleh pemerintahan Utsmani, sama sekali bukan tanggung jawab Sultan Abdul Hamid II semata. Hingga akhirnya kekayaan pemerintahan Utsmani dirampas oleh negara-negara kolonialis Barat yang sejak lama telah merancang untuk menghancurkan pemerintahan Utsmani.
(mhy)