Kisah Nabi Daniel Dilempar ke Kandang Singa
Senin, 20 September 2021 - 17:15 WIB
Kisah Nabi Daniel dilempar ke kandang singa oleh Raja Nebukadnezar adalah sebagai salah satu mukjizat yang senaniasa diberikan Allah SWT kepada uttsanNya..
Diriwayatkan, jauh setelah Nabi Musa as wafat, ada seorang nabi pada masa Bani Israil yang dipanggil Daniel. Perkara Daniel bermula ketika Raja Babylonia (Babel, sekarang Irak), Nebukadnezar, membutuhkan seorang penafsir mimpi.
Sang raja bermimpi melihat sebuah patung raksasa yang setiap bagian tubuhnya terbuat dari logam yang berbeda. Kepalanya terbuat dari emas, dada dan lengannya dari perak, perutnya terbuat dari tembaga, pahanya dari besi dan kakinya terbuat dari besi dan tanah liat. Tapi, kemudian sebuah batu menghancurkan patung tersebut hingga semuanya hancur luluh dan menjadi sebuah gunung. Tak ada yang mampu menafsirkan mimpi tersebut hingga kemudian raja dipertemukan dengan sang nabi.
Nabi Daniel pun kemudian menafsirkan mimpi tersebut. Patung tersebut menunjukkan kekuasaan yang silih berganti. Emas mewakili Babylonia yang kemudian akan hancur diganti Kerajaan Persia yang diwakili perak. Kemudian, beralih ke Yunani dengan tembaga, lalu Romawi dengan besi. Tapi, semua kekuasaan itu akan hancur dan luluh lantak. Mendapat jawaban tafsir mimpi yang memuaskan, raja pun mengangkat Nabi Daniel menjadi penasihatnya.
Namun, bukan hal baik yang didapat. Jabatan tersebut justru melahirkan petaka. Para pejabat kerajaan merasa iri hati dan terus memfitnah. Hingga, mereka pun memengaruhi raja agar membenci Daniel. Terdapat fitnah yang mengatakan, Daniel telah mencela raja. Fitnah lain menguak ibadah Daniel ke Yerusalem yang rutin melanggar ketentuan raja.
Fitnah lain mengatakan, kerajaan Babel akan hancur kecuali sang penafsir mimpi harus dibunuh. Berhasil dengan beragam fitnah yang diberikan, sang raja pun kemudian membenci Daniel.
Raja kemudian memerintahkan pengawal membuat lubang dan memasukkan dua ekor singa ke dalamnya. Setelah itu, Daniell pun segera diseret dan dimasukkan ke dalam kandang singa. Dua ekor singa pun telah siap menerkam.
Tapi, Nabi Daniel tetap sabar dan memohon pertolongan Allah. Ajaib, singa-singa yang lapar itu membungkam mulut mereka. Tak sedikitpun taring tajam diperlihatkan dihadapan sang nabi. Saat Daniel dimasukkan ke dalam kandang mereka, singa-singa itu justru menjilati sang nabi. Singa yang garang berubah menjadi hewan yang patuh. Sungguh tak masuk di akal kecuali memang karena kekuasaan-Nya. Allah memerintahkan singa-singa tersebut agar patuh.
Beberapa hari dikurung di kandang singa, Daniel tetap selamat. Ia hidup bersama para singa. Hingga, kemudian rasa lapar dirasakan sang nabi. Allah pun kembali memberi pertolongan. Allah mewahyukan kepada seorang nabi lain yang berada di Syam (kini Suriah, Yordania, dan Palestina), yakni Nabi Aramiya atau Yeremia (Jeremia) untuk menyiapkan makanan bagi Daniel.
Namun, Yeremia kebingungan, “Ya Tuhan, saya sekarang ini berada di Yerussalem, sementara Daniyal ada di Babel,” ujarnya. Allah pun mewahyukan, “Lakukanlah apa yang Saya perintahkan dan Saya akan mengirimkan sesuatu yang akan membawamu ke sana,” firman Allah kepada nabinya.
Maka, Yeremia pun segera menyiapkan makanan. Nyata, Allah mengirimkan sesuatu yang kemudian mengantarkan Yeremia menuju Babel. Saat ia telah tiba di ambang lubang, Daniel pun terkejut.
“Siapa ini?” Nabi Daniel bertanya.
“Aku Aramiya,” jawab Nabi Aramiya.
“Kenapa kau datang kemari?” tanya Nabi Daniel lagi.
“Aku diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu,” jawab Nabi Nabi Aramiya.
“Apakah Dia menyebut namaku?”
“Ya.”
Nabi Daniel berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak melupakan orang yang mengingat-Nya. Segala puji bagi Allah yang tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadaNya.
Diriwayatkan, jauh setelah Nabi Musa as wafat, ada seorang nabi pada masa Bani Israil yang dipanggil Daniel. Perkara Daniel bermula ketika Raja Babylonia (Babel, sekarang Irak), Nebukadnezar, membutuhkan seorang penafsir mimpi.
Sang raja bermimpi melihat sebuah patung raksasa yang setiap bagian tubuhnya terbuat dari logam yang berbeda. Kepalanya terbuat dari emas, dada dan lengannya dari perak, perutnya terbuat dari tembaga, pahanya dari besi dan kakinya terbuat dari besi dan tanah liat. Tapi, kemudian sebuah batu menghancurkan patung tersebut hingga semuanya hancur luluh dan menjadi sebuah gunung. Tak ada yang mampu menafsirkan mimpi tersebut hingga kemudian raja dipertemukan dengan sang nabi.
Nabi Daniel pun kemudian menafsirkan mimpi tersebut. Patung tersebut menunjukkan kekuasaan yang silih berganti. Emas mewakili Babylonia yang kemudian akan hancur diganti Kerajaan Persia yang diwakili perak. Kemudian, beralih ke Yunani dengan tembaga, lalu Romawi dengan besi. Tapi, semua kekuasaan itu akan hancur dan luluh lantak. Mendapat jawaban tafsir mimpi yang memuaskan, raja pun mengangkat Nabi Daniel menjadi penasihatnya.
Namun, bukan hal baik yang didapat. Jabatan tersebut justru melahirkan petaka. Para pejabat kerajaan merasa iri hati dan terus memfitnah. Hingga, mereka pun memengaruhi raja agar membenci Daniel. Terdapat fitnah yang mengatakan, Daniel telah mencela raja. Fitnah lain menguak ibadah Daniel ke Yerusalem yang rutin melanggar ketentuan raja.
Fitnah lain mengatakan, kerajaan Babel akan hancur kecuali sang penafsir mimpi harus dibunuh. Berhasil dengan beragam fitnah yang diberikan, sang raja pun kemudian membenci Daniel.
Raja kemudian memerintahkan pengawal membuat lubang dan memasukkan dua ekor singa ke dalamnya. Setelah itu, Daniell pun segera diseret dan dimasukkan ke dalam kandang singa. Dua ekor singa pun telah siap menerkam.
Tapi, Nabi Daniel tetap sabar dan memohon pertolongan Allah. Ajaib, singa-singa yang lapar itu membungkam mulut mereka. Tak sedikitpun taring tajam diperlihatkan dihadapan sang nabi. Saat Daniel dimasukkan ke dalam kandang mereka, singa-singa itu justru menjilati sang nabi. Singa yang garang berubah menjadi hewan yang patuh. Sungguh tak masuk di akal kecuali memang karena kekuasaan-Nya. Allah memerintahkan singa-singa tersebut agar patuh.
Beberapa hari dikurung di kandang singa, Daniel tetap selamat. Ia hidup bersama para singa. Hingga, kemudian rasa lapar dirasakan sang nabi. Allah pun kembali memberi pertolongan. Allah mewahyukan kepada seorang nabi lain yang berada di Syam (kini Suriah, Yordania, dan Palestina), yakni Nabi Aramiya atau Yeremia (Jeremia) untuk menyiapkan makanan bagi Daniel.
Namun, Yeremia kebingungan, “Ya Tuhan, saya sekarang ini berada di Yerussalem, sementara Daniyal ada di Babel,” ujarnya. Allah pun mewahyukan, “Lakukanlah apa yang Saya perintahkan dan Saya akan mengirimkan sesuatu yang akan membawamu ke sana,” firman Allah kepada nabinya.
Maka, Yeremia pun segera menyiapkan makanan. Nyata, Allah mengirimkan sesuatu yang kemudian mengantarkan Yeremia menuju Babel. Saat ia telah tiba di ambang lubang, Daniel pun terkejut.
“Siapa ini?” Nabi Daniel bertanya.
“Aku Aramiya,” jawab Nabi Aramiya.
“Kenapa kau datang kemari?” tanya Nabi Daniel lagi.
“Aku diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu,” jawab Nabi Nabi Aramiya.
“Apakah Dia menyebut namaku?”
“Ya.”
Nabi Daniel berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak melupakan orang yang mengingat-Nya. Segala puji bagi Allah yang tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadaNya.
Lihat Juga :