3 Tingkatan Mempelajari Ilmu Al-Qur'an

Kamis, 04 November 2021 - 17:40 WIB
Ustaz Ahmad Sarwat, pengasuh Rumah Fiqih Indonesia. Foto/Ist
Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA

Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia,

Lulusan Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Suud LIPIA,

Jurusan Perbandingan Mazhab

Ilmu Al-Qur'an itu ada banyak jenisnya. Ada ilmu yang sekadar untuk bisa baca saja, tanpa hafal apalagi tahu isinya. Istilahnya ilmu tilawah atau ilmu belajar baca Qur'an.

Ada juga kalau sudah bisa baca, naik ke ilmu menghafal atau sering disebut program tahfizh. Namun kalau ingin tahu apa isi Al-Qur'an dan kandungannya, detail hukum-hukumnya, pasti bukan tilawah atau tahfiz, melainkan ilmu tafsir.

1. Tilawah

Tilawah inilah yang akan paling banyak dipakai dalam keseharian, setidaknya untuk sholat. Tidak bisa tilawah, shalat bisa tidak diterima. Sebab salah satu rukun shalat adalah baca Al-Fatihah.

Pokoknya semua orang Islam kudu musti wajib bisa tilawah. Tilawah itu dasarnya. Keislaman kita bisa bermasalah kalau tilawah tidak mampu.

Untungnya mendirikan lembaga pendidikan yang terkait dengan Al-Qur'an itu yang paling mudah buat pemula adalah tilawah. Soalnya banyak sekali tenaga pengajar yang bisa mengajarkan tilawah. Setidaknya sekedar mengajarkan baca Qur'an secara mendasar.

Pelatihan metode IQRO' bisa menyiapkan tenaga pengajar cukup dengan pelatihan 2-3 hari saja. Kalau Qiroati memang agak lebih ketat, sehingga tidak semua bisa ikut kursus jadi pengajar.

Teman saya malah bikin metode Aku Bisa. Belajar baca Qur'an dan langsung bisa saat ini juga.

2. Tahfizh

Level berikutnya adalah tahfizh. Meski tidak terlalu penting, karena bukan kewajiban, namun program tahfizh adalah program paling mudah. Tenaga SDM Tahfizh itu amat berlimpah. Mengkader guru Tahfizh pun tidak butuh waktu terlalu lama. Dua tiga tahun pun sudah pada bisa jadi guru Tahfizh.

Malah sebagian ada yang nekat juga. Belum hafal 30 juz pun sudah ngajar tahfizh. Walaupun bukan syarat mutlak, tapi tetap saja agak menjatuhkan gengsi gurunya bahkan lembaganya.

Ibaratnya karate, baru ban ijo tapi sok udah jadi pelatih. Ibarat Pramuka, baru penggalang tapi sudah ingin jadi pembina. Ibarat sekolah, SMP pun belum lulus tapi sudah mau ngajar SD.

Sah-sah saja kalau sekolahannya bikin sendiri dan tidak ikut diknas. Manfaat Tahfizh akan terasa lebih nyata ketika ada banyak permintaan jadi imam masjid. Apalagi di beberapa negara Timur Tengah, tawaran jadi imam masjid, atau setidaknya jadi muazzin cukup menggiurkan gajinya.

Yang sering orang salah duga ketika ada seorang sudah Hafizh 30 juz, dianggap otomatis paham isi kandungan Al-Qur'an. Padahal sama sekali tidak ada hubungannya.

3. Tafsir

Untuk memahami Al-Qur'an, ilmu yang dibutuhkan bukan ilmu tilawah, juga bukan tahfizh. Tetapi ilmu tafsir. Sayangnya, yang paling sulit dididirikan justri lembaga pendidikan di bidang tafsir. Soalnya kita tidak punya banyak stok ahli tafsir untuk bisa mengajar.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِنۡ تُبۡدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ‌ۚ وَاِنۡ تُخۡفُوۡهَا وَ تُؤۡتُوۡهَا الۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡ‌ؕ وَيُكَفِّرُ عَنۡكُمۡ مِّنۡ سَيِّاٰتِكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah Ayat 271)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More