Selalu Bersyukur: Kisah Dialog Jibril dengan Kerbau, Kelelawar, dan Cacing

Selasa, 07 Desember 2021 - 17:24 WIB
Ilustrasi Malaikat Jibril: Ketika cacing ditanya jibril tentang kondisi dirinya, cacing merasa beruntung daripada manusia. (Foto/Ilustrasi: Ist)
Suatu hari, Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril pergi menemui salah satu makhluk-Nya.Terjadi dialog antara jibril dan kerbau, kelelawar, lalu cacing. Jawaban cacing sungguh mengejutkan.



Pertama kali yang didatangi adalah kerbau. Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril menjumpainya dan bertanya, “Wahai kerbau, apakah kamu senang diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau?”

Kerbau menjawab, “Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku seekor kerbau. Aku sungguh masih beruntung daripada aku dijadikan-Nya seekor kelelawar. Bukankah mereka itu suka mandi dengan air kencingnya sendiri?”

Mendengar jawaban itu, Malaikat Jibril segera pergi menemui seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergelantungan dalam sebuah gua.

Malaikat Jibril lalu bertanya kepada kelelawar, “Wahai kelelawar, apakah kamu senang dijadikan oleh Allah sebagai seekor kelelawar?”

Kelelawar menjawab, “Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku seekor kelelawar. Sungguh aku merasa beruntung daripada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal dalam tanah, dan berjalan menggunakan perutnya.”

Mendengar jawaban itu, Malaikat Jibril segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah. Malaikat Jibril kemudian bertanya kepada si cacing, “Wahai cacing kecil, apakah kamu senang telah dijadikan Allah sebagai seekor cacing?”

Cacing menjawab, “Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah yang telah menjadikan aku seekor cacing. Sungguh aku merasa beruntung daripada aku dijadikan-Nya sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal saleh, ketika mati mereka akan disiksa untuk selama-lamanya!"



Skenario Allah SWT

Yusuf Burhanudin dalam bukunya berjudul "Saat Tuhan Menyapa Hatimu" mengatakan kita bisa memetik tiga pelajaran dari kisah ini.

Pertama, dunia dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya diciptakan dengan kesengajaan dan skenario yang pasti, bukan main-main maupun kebetulan belaka.

Mahasuci Allah yang telah menciptakan langit dan bumi berikut segala isinya dengan keteraturan, sistem yang rapi, dan berpasang-pasangan. Sungguh semua susunan dan untaian kosmis dan keteraturan jagat raya ini tidaklah terjadi secara kebetulan atau untuk sekadar mainan belaka.

Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Demikian anggapan orang-orang kafir, celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka". (QS Shad (381: 27).

Jagat raya adalah skenario besar Allah SWT dengan tujuan yang dahsyat pula. Saat menafsirkan ayat itu, Ibn Katsir menjelaskan, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi ini sia-sia belaka, tetapi dengan haqq (skenario pasti). Allah membalas orang yang berbuat jahat dengan balasan setimpal, dan memberikan pahala bagi mereka yang berbuat baik.” (Tafsir Ibn Katsir, Jilid 1, h. 440).

Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan hak, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (QS Al-Dukhan (441: 38-39).

Allah SWT berfirman, "Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan (QS Al-Jatsiyah (45): 22).

Salah satu tujuan besar dan dahsyat penciptaan manusia, misalnya, tiada lain agar mereka beribadah kepada Allah SWT Allah berfirman, Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS Al-Dzariyat (51): 56).

Syaikh Muhammad Mutawalli Sya'rawi dalam bukunya Mujizat Al-Quran menjelaskan arti ibadah sebagai berikut, “Allah SWT menciptakan manusia tiada lain untuk beribadah kepada-Nya. Inilah misi penting yang tidak bisa dimungkiri siapa pun."
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More