Kepincut Istri Petani, Nabi Daud Tobat Sujud 40 Hari tanpa Makan dan Minum
Kamis, 16 Desember 2021 - 11:35 WIB
Nabi Daud as selain sebagai nabi juga seorang raja. Beliau sempat melakukan kesalahan sehingga Allah SWT langsung menegurnya. Beliau mencintai istri seorang petani dan meminta suaminya menceraikan istrinya itu untuk ia persunting.
Dua malaikat menegur Nabi Daud, dan sang Raja Daud pun menyesal. Beliau tobat dengan terus-menerus bersujud kepada Allah selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum.
Dalam buku "Mengungkap Rahasia Shalat" karya Syamsuddin Noor disebutkan saat memerintah negerinya, Nabi Daud didampingi oleh 99 wanita yang resmi menjadi istrinya.
Suatu waktu, Nabi Daud bermaksud untuk mencukupkan jumlah istrinya menjadi 100. Namun, yang diinginkannya adalah wanita yang sudah bersuamikan seorang petani.
Nabi Daud adalah seorang raja kadang keinginannya selalu mesti dituruti. Sang Raja Daud pun meminta agar si petani itu menceraikan istrinya. Kemudian, Nabi Daud as akan memperistrinya.
Kelakuan Raja Daud itu sepertinya biasa dilakukan para raja pada waktu itu. Bahkan terjadi dalam adat istiadat pada zaman itu. Akhirnya, terjadilah dialog antara Nabi Daud dengan si petani. “Mengapa baginda meminta istri saya? Padahal, istri baginda telah berjumlah 99,” ujar si petani.
Nabi Daud as menjawab, “Hai Pak Tani, sesungguhnya saya ingin mencukupkan istri-istri saya menjadi 100.”
Apa daya, Pak Tani hanyalah seorang rakyat biasa. Menolak keinginan rajanya, tentu tidak berani. Dalam hatinya, ia tidak menerima keinginan Nabi Daud as agar dia menceraikan istrinya dan menyerahkannya kepada sang Raja.
Sebenarnya kejadian ini adalah bagian dari rencana Allah Yang Maha Mengetahui. Dia hendak menguji nabi-Nya, Daud as dengan keinginannya hendak memperistri wanita yang berstatus istri orang.
Allah SWT mendengar jerit pilu hati si petani yang tidak rela istrinya diambil orang. Karenanya, pada suatu malam, Allah SWT mengutus dua malaikat ke istana Raja Daud as. Dua malaikat itu menyerupai dua lelaki yang datang seolah-olah sedang bersengketa dan mengadukan masalahnya kepada sang raja untuk meminta keputusannya yang adil.
Salah satu dari mereka berkata, “Kami ini dua orang yang berselisih. Saudaraku ini mempunyai 99 ekor biri-biri dan aku hanya mempunyai seekor. la berkata kepadaku, "Berikanlah biri-biri milikmu ini kepadaku, akan kupelihara bersama biri-biriku yang lainnya: Aku tidak mau. Tetapi, ia pintar berbicara sehingga aku dikalahkannya."
Mendengar laporan mengenai masalah kedua orang itu maka Raja Daud as berkata, “Hai, sungguh aniaya benar saudaramu ini, karena meminta biri-biri milikmu yang hanya seekor.”
Setelah menjatuhkan hukuman kepada orang yang meminta biri-biri itu, Nabi Daud menyadari bahwa yang datang mengadukan perkaranya adalah dua malaikat hendak memberi pelajaran kepadanya atas kesalahannya menginginkan istri si petani yang hanya seorang. Padahal, ia telah memiliki 99 istri.
Demi menyadari kesalahannya itu, Nabi Daud AS meminta ampun kepada Allah. Nabi Daud AS bersujud menyungkurkan wajahnya ke bumi. Inilah kehendak Allah Yang Mahatahu, Allah SWT memberi tahu kesalahan Nabi Daud AS dengan pelajaran yang sangat bijaksana.
Muhammad bin Ka'ab Al-Qurizi menyebutkan bahwa sujudnya Nabi Daud AS adalah 40 hari 40 malam. Ia tidak bangun dari sujudnya selain mengerjakan sholat wajib atau karena sesuatu hajat sangat penting yang harus dipenuhinya.
Muhammad bin Nashr Al-Maruzi dalam kitab Ta'zhimur Qodrish Sholah menyebutkan dalam sujudnya, Nabi Daud AS menangis hingga air matanya kering dan pedih karena saking takutnya. Kedua lututnya memar (karena lamanya sujud). Sebab, ia takut tidak diampuni kesalahannya.
Kemudian, Allah SWT mewahyukan kepadanya agar ia mengangkat kepalanya. “Hai Daud, Aku telah mengampuni kesalahanmu,” Namun, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga datang malaikat Jibril.
Kisah Daud as ini, ujar Syamsuddin Noor, mengajarkan bahwa figur seorang agamawan dan seorang negarawan haruslah berpihak kepada kepentingan rakyat kecil.
Jika melakukan kesalahan adalah hal yang wajar karena manusia tempatnya salah dan lupa. Namun, harus diingat, jika terlanjur bersalah, konsekuensinya adalah menerima sanksi hukum yang berlaku dan segera mengembalikan hak-hak yang bukan menjadi haknya.
Dua malaikat menegur Nabi Daud, dan sang Raja Daud pun menyesal. Beliau tobat dengan terus-menerus bersujud kepada Allah selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum.
Dalam buku "Mengungkap Rahasia Shalat" karya Syamsuddin Noor disebutkan saat memerintah negerinya, Nabi Daud didampingi oleh 99 wanita yang resmi menjadi istrinya.
Suatu waktu, Nabi Daud bermaksud untuk mencukupkan jumlah istrinya menjadi 100. Namun, yang diinginkannya adalah wanita yang sudah bersuamikan seorang petani.
Nabi Daud adalah seorang raja kadang keinginannya selalu mesti dituruti. Sang Raja Daud pun meminta agar si petani itu menceraikan istrinya. Kemudian, Nabi Daud as akan memperistrinya.
Kelakuan Raja Daud itu sepertinya biasa dilakukan para raja pada waktu itu. Bahkan terjadi dalam adat istiadat pada zaman itu. Akhirnya, terjadilah dialog antara Nabi Daud dengan si petani. “Mengapa baginda meminta istri saya? Padahal, istri baginda telah berjumlah 99,” ujar si petani.
Nabi Daud as menjawab, “Hai Pak Tani, sesungguhnya saya ingin mencukupkan istri-istri saya menjadi 100.”
Apa daya, Pak Tani hanyalah seorang rakyat biasa. Menolak keinginan rajanya, tentu tidak berani. Dalam hatinya, ia tidak menerima keinginan Nabi Daud as agar dia menceraikan istrinya dan menyerahkannya kepada sang Raja.
Sebenarnya kejadian ini adalah bagian dari rencana Allah Yang Maha Mengetahui. Dia hendak menguji nabi-Nya, Daud as dengan keinginannya hendak memperistri wanita yang berstatus istri orang.
Allah SWT mendengar jerit pilu hati si petani yang tidak rela istrinya diambil orang. Karenanya, pada suatu malam, Allah SWT mengutus dua malaikat ke istana Raja Daud as. Dua malaikat itu menyerupai dua lelaki yang datang seolah-olah sedang bersengketa dan mengadukan masalahnya kepada sang raja untuk meminta keputusannya yang adil.
Salah satu dari mereka berkata, “Kami ini dua orang yang berselisih. Saudaraku ini mempunyai 99 ekor biri-biri dan aku hanya mempunyai seekor. la berkata kepadaku, "Berikanlah biri-biri milikmu ini kepadaku, akan kupelihara bersama biri-biriku yang lainnya: Aku tidak mau. Tetapi, ia pintar berbicara sehingga aku dikalahkannya."
Mendengar laporan mengenai masalah kedua orang itu maka Raja Daud as berkata, “Hai, sungguh aniaya benar saudaramu ini, karena meminta biri-biri milikmu yang hanya seekor.”
Setelah menjatuhkan hukuman kepada orang yang meminta biri-biri itu, Nabi Daud menyadari bahwa yang datang mengadukan perkaranya adalah dua malaikat hendak memberi pelajaran kepadanya atas kesalahannya menginginkan istri si petani yang hanya seorang. Padahal, ia telah memiliki 99 istri.
Demi menyadari kesalahannya itu, Nabi Daud AS meminta ampun kepada Allah. Nabi Daud AS bersujud menyungkurkan wajahnya ke bumi. Inilah kehendak Allah Yang Mahatahu, Allah SWT memberi tahu kesalahan Nabi Daud AS dengan pelajaran yang sangat bijaksana.
Baca Juga
Muhammad bin Ka'ab Al-Qurizi menyebutkan bahwa sujudnya Nabi Daud AS adalah 40 hari 40 malam. Ia tidak bangun dari sujudnya selain mengerjakan sholat wajib atau karena sesuatu hajat sangat penting yang harus dipenuhinya.
Muhammad bin Nashr Al-Maruzi dalam kitab Ta'zhimur Qodrish Sholah menyebutkan dalam sujudnya, Nabi Daud AS menangis hingga air matanya kering dan pedih karena saking takutnya. Kedua lututnya memar (karena lamanya sujud). Sebab, ia takut tidak diampuni kesalahannya.
Kemudian, Allah SWT mewahyukan kepadanya agar ia mengangkat kepalanya. “Hai Daud, Aku telah mengampuni kesalahanmu,” Namun, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga datang malaikat Jibril.
Kisah Daud as ini, ujar Syamsuddin Noor, mengajarkan bahwa figur seorang agamawan dan seorang negarawan haruslah berpihak kepada kepentingan rakyat kecil.
Jika melakukan kesalahan adalah hal yang wajar karena manusia tempatnya salah dan lupa. Namun, harus diingat, jika terlanjur bersalah, konsekuensinya adalah menerima sanksi hukum yang berlaku dan segera mengembalikan hak-hak yang bukan menjadi haknya.
(mhy)