Selain Abrahah, Berikut Upaya Penaklukan Mekkah dan Pemindahan Kakbah
Minggu, 16 Januari 2022 - 16:48 WIB
Selain Abrahah , dikenal juga sebagai Abrahah al-Asyram, yang gagal merebut Kakbah di Mekkah pada sekitar tahun 570 Masehi, ternyata ada sejumlah penguasa lain yang juga punya niat yang sama.
Dr Jawwad Ali dalam bukunya yang berjudul al-Mufashshal fi Tarikh al-Arab Qabla al-Islam atau "Sejarah Arab Sebelum Islam" menyebut upaya sejumlah kukuatan, yang ingin menaklukkan Mekkah.
Menurut Jawwad Ali, sebagian ahli sejarah menyebutkan, Alexander yang Agung pernah masuk Mekkah setelah keluar dari Sudan. Dengan kapal, ia membelah lautan dan mengarunginya hingga pantai Aden. Tujuan Alexander Yang Agung menaklukkan Mekkah berbeda sama sekali dengan Abrahah.
Sukses menaklukkan Mekkah, Jawwad Ali menjelaskan Raja Yaman Tubba' al-Agran lalu menghadap kepadanya dan mengikrarkan dirinya untuk tunduk kepada Alexander dan sepakat untuk membayar upeti.
Selanjutnya, Tubba' al-Agran mengajak Alexander masuk ke Shana'a dan memintanya tinggal di sana. Berikutnya, ia menyuguhkan berbagai hiburan rakyat Yaman di hadapan Alexander.
Alexander tinggal selama satu bulan di sana. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Tihamah. Penduduk Mekkah ketika itu adalah Khuza'ah yang kemudian dikalahkan Alexander dan pasukannya.
Lalu, an-Nadhr bin Kinanah menghadap Alexander, dan ia pun takjub kepada an-Nadhr dan pelayanannya.
Selanjutnya, Alexander mengeluarkan Khuza'ah dari Mekkah dan menyerahkannya kepada an-Nadhr dan generasi ayahnya. Pada saat itu, Alexander melakukan ritual haji.
Setelah itu, ia membagikan banyak hadiah dan buah tangan kepada anak-anak Ma'ad bin Adnan sebelum kemudian mengarungi lautan menuju barat.
Kabilah Yaman
Menurut Jawwad Ali, para ahli sejarah juga meyakini, Hissan bin Abdu Kilal bin Matsub Dzu Harts al-Himyari datang dari Yaman bersama Himyar dan kabilah-kabilah Yaman dalam jumlah besar.
Hissan menginginkan untuk memindahkan bebatuan Kakbah dari Mekkah ke Yaman agar haji yang dilakukan orang-orang pindah ke Yaman.
Dia pun keluar menuju Mekkah hingga sampai ke sebuah kebun kurma serta mengusir penduduk dan merampok orang-orang yang melintas.
Dia takut untuk masuk ke Mekkah. Ketika suku Quraisy, kabilah-kabilah Kinanah, Asad, Judzam dan Bani Mudhar, melihat hal itu, mereka keluar menghadapi Hissan. Adapun pemimpin kaum ketika itu adalah Fihr bin Malik.
Pertempuran dahsyat pun berkecamuk di antara mereka. Himyar kalah dan Hissan bin Abdu Kilal Sang Raja Himyar ditawan oleh al-Harits bin Fihr.
Dalam pertempuran tersebut banyak orang terbunuh, di antaranya Ibnu Ibnari Qais bin Ghalib bin Fihr. Hissan sendiri ditawan oleh mereka selama kurang lebih tiga tahun, hingga ada orang Himyar yang menebusnya. Sayangnya, setelah bebas, dia mati dalam perjalanan menuju Yaman.
Empat Raja
Dr Jawwad Ali dalam bukunya yang berjudul al-Mufashshal fi Tarikh al-Arab Qabla al-Islam atau "Sejarah Arab Sebelum Islam" menyebut upaya sejumlah kukuatan, yang ingin menaklukkan Mekkah.
Menurut Jawwad Ali, sebagian ahli sejarah menyebutkan, Alexander yang Agung pernah masuk Mekkah setelah keluar dari Sudan. Dengan kapal, ia membelah lautan dan mengarunginya hingga pantai Aden. Tujuan Alexander Yang Agung menaklukkan Mekkah berbeda sama sekali dengan Abrahah.
Sukses menaklukkan Mekkah, Jawwad Ali menjelaskan Raja Yaman Tubba' al-Agran lalu menghadap kepadanya dan mengikrarkan dirinya untuk tunduk kepada Alexander dan sepakat untuk membayar upeti.
Selanjutnya, Tubba' al-Agran mengajak Alexander masuk ke Shana'a dan memintanya tinggal di sana. Berikutnya, ia menyuguhkan berbagai hiburan rakyat Yaman di hadapan Alexander.
Alexander tinggal selama satu bulan di sana. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Tihamah. Penduduk Mekkah ketika itu adalah Khuza'ah yang kemudian dikalahkan Alexander dan pasukannya.
Lalu, an-Nadhr bin Kinanah menghadap Alexander, dan ia pun takjub kepada an-Nadhr dan pelayanannya.
Selanjutnya, Alexander mengeluarkan Khuza'ah dari Mekkah dan menyerahkannya kepada an-Nadhr dan generasi ayahnya. Pada saat itu, Alexander melakukan ritual haji.
Setelah itu, ia membagikan banyak hadiah dan buah tangan kepada anak-anak Ma'ad bin Adnan sebelum kemudian mengarungi lautan menuju barat.
Kabilah Yaman
Menurut Jawwad Ali, para ahli sejarah juga meyakini, Hissan bin Abdu Kilal bin Matsub Dzu Harts al-Himyari datang dari Yaman bersama Himyar dan kabilah-kabilah Yaman dalam jumlah besar.
Hissan menginginkan untuk memindahkan bebatuan Kakbah dari Mekkah ke Yaman agar haji yang dilakukan orang-orang pindah ke Yaman.
Dia pun keluar menuju Mekkah hingga sampai ke sebuah kebun kurma serta mengusir penduduk dan merampok orang-orang yang melintas.
Dia takut untuk masuk ke Mekkah. Ketika suku Quraisy, kabilah-kabilah Kinanah, Asad, Judzam dan Bani Mudhar, melihat hal itu, mereka keluar menghadapi Hissan. Adapun pemimpin kaum ketika itu adalah Fihr bin Malik.
Pertempuran dahsyat pun berkecamuk di antara mereka. Himyar kalah dan Hissan bin Abdu Kilal Sang Raja Himyar ditawan oleh al-Harits bin Fihr.
Dalam pertempuran tersebut banyak orang terbunuh, di antaranya Ibnu Ibnari Qais bin Ghalib bin Fihr. Hissan sendiri ditawan oleh mereka selama kurang lebih tiga tahun, hingga ada orang Himyar yang menebusnya. Sayangnya, setelah bebas, dia mati dalam perjalanan menuju Yaman.
Empat Raja