Doa Al-i’tiraf, Cara Abu Nawas Menipu Tuhan?
Senin, 24 Januari 2022 - 07:46 WIB
َإلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni, Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Syair ini sampai kini menjadi salah satu sya’ir karya Abu Nawas yang terkenal. Syair ini diberi tajuk Al-i’tiraf yang berarti pengakuan dosa, tentang ekspresi penyesalan seorang hamba yang menyesali dosa-dosanya dan mengharapkan ampunan Allah SWT.
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni, Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Syair ini sampai kini menjadi salah satu sya’ir karya Abu Nawas yang terkenal. Syair ini diberi tajuk Al-i’tiraf yang berarti pengakuan dosa, tentang ekspresi penyesalan seorang hamba yang menyesali dosa-dosanya dan mengharapkan ampunan Allah SWT.
(mhy)