3 Amalan yang Tidak Terputus Pahalanya Meski Sudah Meninggal

Sabtu, 05 Februari 2022 - 10:00 WIB
3 amalan yang tidak terputus pahalanya meski orang itu sudah meninggal dunia salah satunya adalah anak saleh yang mendoakan kedua orangtuanya. (Foto/Ilustrasi: dlpng.com)
Tiga amalan yang tidak terputus pahalanya meski orang itu sudah meninggal dunia adalah sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya.

Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, yang berbunyi:

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).



Dr H Abdul Majid Khon dalam bukunya "Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan", menjelaskan Rasulullah SAW memberikan pelajaran tentang perlunya manusia mencari amal yang berkualitas, kekal dan bermanfaat baik selama di dunia maupun setelah meninggal dunia.

Kualitas amal itu tidak terputus pahalanya sekalipun dia telah meninggal dunia, selama amalnya masih dimanfaatkan oleh manusia.

Jika manusia telah meninggal dunia terputuslah amalnya. Karena tidak bisa bekerja, tidak bisa beramal, tidak bisa berkarya, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jika pekerjaannya terputus konsekuensinya upahnya terputus, dan honor terputus. "Karena tidak ada kerja tidak ada upah, tidak ada kerja tidak ada gaji, dan tidak ada amal tidak ada pula pahala," kata Abdul Majid Khon.

Kecuali anak adam itu memiliki tiga perkara yang tidak terputus baik pekerjaannya maupun upah atau pahalanya, yakni sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh.

1. Sedekah jariyah

Dalam Al-Quran menyebutkan sedekah dengan istilah lain seperti shiddiq, shodaqoh yang artinya bisa sebagai pemberian atau bisa juga diartikan sebagai qardhul hasan, “pinjaman yang baik”.

Dengan begitu, orang yang melakukan sedekah pada hakikatnya merupakan orang yang sudah “meminjamkan harta” kepada Allah. Nantinya, Allah Yang Mahakaya pasti akan mengembalikan pinjaman tersebut tentunya dengan pengembalian yang berlipat ganda.

Sementara kata “jariyah” artinya mengalir. Dalam hal ini berarti pahalanya mengalir dan tidak akan terputus. Itulah mengapa, sedekah jariyah disebut juga sebagai sedekah yang memiliki ganjaran dan pahala tanpa terputus.



Wakaf merupakan salah satu bentuk sedekah jariyah karena selama harta wakaf masih dipergunakan orang maka pahala akan terus mengalir kepada wakif.

Wakaf disebut sebagai sedekah jariah, hal demikian bisa terjadi manakala harta-benda yang disedekahkan itu dikelola sebagai harta benda wakaf, yaitu : ditahan pokoknya (tidak dijual, tidak dihibahkan tidak diwariskan) dan disalurkan hasilnya atau manfaatnya.

Harta benda wakaf itu dirawat, dikelola, dikembangkan, dan bahkan diproduktifkan oleh pengelolanya, yang disebut Nazhir sehingga secara terus-menerus memberikan manfaat dan/atau menghasilkan keuntungan.

2. Ilmu yang bermanfaat

Seseorang yang memiliki ilmu dan menyebarkan ilmu yang dia punya kepada orang lain. Jika ilmu tersebut tersebar luas, maka pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang mulanya mengajarkan ilmu tersebut.

Seseorang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain kemudian diamalkan atau diajarkan lagi kepada orang lain maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya atau yang mengajarkannya sekalipun dia telah meninggal dunia.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Amalah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Shalat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berjuang pada jalan Allah. Kemudian aku tidak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaan beliau.

(HR. Bukhari No. 5513)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More