Ingin Tampil Menawan? Cobalah Tiru 'Style' Rasulullah SAW
Rabu, 09 Maret 2022 - 13:36 WIB
Sebuah tampilan yang rapi, sedap dipandang mata atau good looking , berseri dan bersih, namun tetap dalam balutan kesederhanaan sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan seperti itulah, gambaran penampilan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang merupakan sebaik-baiknya suri tauladan seorang muslim.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya 'Al-Jawab ash-Shahih' berkomentar tentang kesempurnaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Bahwa fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tampilan beliau adalah perwujudan bentuk yang lengkap dan paling indah yang menunjukkan akan kesempurnaan beliau. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia memberikan kesannya tentang tampilan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Matahari seolah-olah berjalan di wajahnya dan tidak pernah kulihat seseorang yang jalannya lebih cepat daripada beliau.” (HR. Tirmidzi)
Selain fisik yang sempurna dan menarik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperhatikan hal-hal yang menjadi pelengkap itu semua, yaitu berpenampilan rapi dan bersih. Perhatian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam akan kebersihan dan kerapian diri ini, termasuk akhlak nubuwah yang diajarkan Nabi kepada umatnya.
Seperti sunah fitrah yang dianjurkan untuk dikerjakan setiap muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, ‘Ada lima macam fithrah, yaitu; berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Lima sunnah fitrah ini memberikan manfaat yang besar, Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menjelaskan bahwa sunah fitrah mendatangkan faedah diniyyah dan duniyawiyah, di antaranya; memperindah penampilan, membersihkan badan, menjaga kesucian, menyelisihi simbol orang kafir, dan melaksanakan Syariat. (Tafsir ‘Alam Syarah Umdatul Ahkam)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang ‘good looking’ menyenangkan untuk dipandang. Itu karena beliau memperhatikan penampilan beliau senantiasa terlihat rapi dan bersih. Salah satu kebiasaan Nabi shalallahu alaihi wa sallam adalah menyisir rambut dan meminyakinya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiap yang memiliki rambut, hendaklah memuliakannya.” (HR. Abu Dawud. Hadis shahih)
Bentuk memuliakan rambut adalah dengan membersihkannya, menyisirnya, meminyakinya dan tidak membiarkannya dalam keadaan semerawut tidak terurus. (Fadihul Qadhir, Imam Al-Munawi)
Ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sering melakukan perawatan untuk rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Aku mentarjil rambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat aku sedang haid.” (HR. Al-Bukhari )
Mentarjil rambut maksudnya adalah menyisir, merapikan, meluruskan dan memberikan minyak rambut. Semua ini bermakna tarjil. (Lihat: An-Nihayah fi Gharib al-Hadis wa al-Atsar, Ibnu al-Atsir)
Wallahu A'lam
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya 'Al-Jawab ash-Shahih' berkomentar tentang kesempurnaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Bahwa fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tampilan beliau adalah perwujudan bentuk yang lengkap dan paling indah yang menunjukkan akan kesempurnaan beliau. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia memberikan kesannya tentang tampilan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Matahari seolah-olah berjalan di wajahnya dan tidak pernah kulihat seseorang yang jalannya lebih cepat daripada beliau.” (HR. Tirmidzi)
Selain fisik yang sempurna dan menarik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperhatikan hal-hal yang menjadi pelengkap itu semua, yaitu berpenampilan rapi dan bersih. Perhatian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam akan kebersihan dan kerapian diri ini, termasuk akhlak nubuwah yang diajarkan Nabi kepada umatnya.
Seperti sunah fitrah yang dianjurkan untuk dikerjakan setiap muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: الْفِطْرَةُ خَمْسٌ – أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ – الْخِتَانُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, ‘Ada lima macam fithrah, yaitu; berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Lima sunnah fitrah ini memberikan manfaat yang besar, Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menjelaskan bahwa sunah fitrah mendatangkan faedah diniyyah dan duniyawiyah, di antaranya; memperindah penampilan, membersihkan badan, menjaga kesucian, menyelisihi simbol orang kafir, dan melaksanakan Syariat. (Tafsir ‘Alam Syarah Umdatul Ahkam)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang ‘good looking’ menyenangkan untuk dipandang. Itu karena beliau memperhatikan penampilan beliau senantiasa terlihat rapi dan bersih. Salah satu kebiasaan Nabi shalallahu alaihi wa sallam adalah menyisir rambut dan meminyakinya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَالْيُكْرِمْهُ
“Barangsiap yang memiliki rambut, hendaklah memuliakannya.” (HR. Abu Dawud. Hadis shahih)
Bentuk memuliakan rambut adalah dengan membersihkannya, menyisirnya, meminyakinya dan tidak membiarkannya dalam keadaan semerawut tidak terurus. (Fadihul Qadhir, Imam Al-Munawi)
Ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sering melakukan perawatan untuk rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كُنْتُ أُرَجِّلَ رَأْسَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَنَا حَائِضٌ
“Aku mentarjil rambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat aku sedang haid.” (HR. Al-Bukhari )
Mentarjil rambut maksudnya adalah menyisir, merapikan, meluruskan dan memberikan minyak rambut. Semua ini bermakna tarjil. (Lihat: An-Nihayah fi Gharib al-Hadis wa al-Atsar, Ibnu al-Atsir)
Wallahu A'lam
(wid)