Kisah Nabi Zulkifli, Sanggup Menahan Marah Ketika Diganggu Iblis

Selasa, 22 Maret 2022 - 18:03 WIB
Nabi Zulkifli berpuasa di siang hari, selalu sholat di malam hari, dan selalu menahan marah. (Foto/Ilustrasi : Ist)
Nabi Zulkifli as adalah salah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada bani Israil . Di dalam Al-Qur'an, Nabi Zulkifli digambarkan sebagai sosok hamba yang penyabar, memenuhi janji, amanah, jujur, dan sanggup menanggung risiko maupun kesulitan dalamberdakwah kepada kaumnya.

Nabi Zulkifli merupakan putra Nabi Ayyub yang mempunyai nama asli Basyar. Beliau tinggal di negeri Syam yang dipimpin oleh seorang raja tua dan tidak memiliki keturunan.



Awal mula dia dipanggil Zulkifli adalah ketika suatu hari sang raja sedang mencari penggantinya. Ia menyerahkan akan menyerahkan kekuasaan kepada siapa saja yang mau bertanggung jawab menjalankan amanah umat (Zulkifli) dan orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiya menceritakan suatu hari, ketika sang raja yang arif dan bijaksana akan pensiun dan resah karena belum memiliki calon pengganti yang tepat. Dia pun mengadakan sayembara kala itu dan mengumpulkan semua rakyatnya di depan kerajaan.



Sang raja berkata, “Wahai rakyatku, aku ingin mengangkat seseorang untuk memimpin kalian di masa hidupku agar aku dapat melihat tindak tanduknya.”

Dia lantas berkata, “Siapa yang mampu mengembang tiga tugas dariku, yakni sanggup berpuasa di siang hari, sholat di malam hari, dan menahan emosi. Ia akan aku angkat menjadi pemimpin negeri ini.”

Namun tidak ada seorang pun dari rakyatnya yang menjawab, karena tiga tugas yang ia berikan sangatlah berat dan sulit untuk dilaksanakan secara terus-menerus kecuali bagi orang-orang pilihan.

Hingga akhirnya, berdirilah seorang pemuda bernama Basyar sambil mengangkat tangan kanannya dan berkata, “Hamba sanggup!” tegasnya.



Berulang-ulang sang raja bertanya kepada rakyatnya, namun tidak ada yang menjawab selain sang pemuda tadi. Maka terpilihlah Basyar menggantikan sang raja, dan namanya pun berubah menjadi Zulkifli yang berarti “orang yang sanggup memegang janji.”

Nabi Zulkifli as pun menjadi raja Syam saat itu. Sosok hamba yang penyabar ini mampu memimpin negerinya dengan baik. Beliau bahkan lebih mementingkan urusan rakyatnya dibandingkan urusan dirinya dan keluarganya.

Dia memegang teguh janjinya untuk berpuasa di siang hari dan jalan di malam hari, serta selalu sabar dalam keadaan apapun. Ia juga tidak pernah marah-marah apalagi terlihat murka.

Suatu ketika, terjadi pemberontakan di negeri Syam oleh orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT, Nabi Zulkifli lalu meminta prajurit dan rakyatnya untuk datang ke medan pertempuran. Namun, tidak ada satu rakyat pun yang berani melawan mereka karena takut mati. Sehingga mereka meminta Nabi Zulkifli berdoa kepada Allah SWT untuk menjamin keberlangsungan hidup mereka.

Tanpa berpikir dua kali, Nabi Zulkifli dengan sabar berdoa kepada Allah SWT dan doanya tersebut segera dikabulkan oleh-Nya. Allah SWT berfirman, “Aku telah mengetahui permintaanmu, dan aku mendengar doamu. Semua itu akan Aku kabulkan.”

Kemenangan pun dapat diraih tanpa seorang pun dari mereka yang gugur dalam pertempuran atas izin Allah SWT.



Tipu Daya Iblis

Pada suatu hari, Iblis datang untuk melakukan tipu daya agar Nabi Zulkifli gagal dalam mengemban tugasnya sebagai raja dan ketua dewan hakim. Iblis tersebut ternyata memiliki tipu daya yang begitu licik. Ia berubah wujud menjadi seorang manusia tua dan mengetuk pintu rumah Nabi Zulkifli as untuk menggoyahkan kesabaran beliau.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
مَا قُلۡتُ لَهُمۡ اِلَّا مَاۤ اَمَرۡتَنِىۡ بِهٖۤ اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ رَبِّىۡ وَرَبَّكُمۡ‌ۚ وَكُنۡتُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا مَّا دُمۡتُ فِيۡهِمۡ‌ۚ فَلَمَّا تَوَفَّيۡتَنِىۡ كُنۡتَ اَنۡتَ الرَّقِيۡبَ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ وَاَنۡتَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ‏ (١١٧) اِنۡ تُعَذِّبۡهُمۡ فَاِنَّهُمۡ عِبَادُكَ‌ۚ وَاِنۡ تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَاِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ (١١٨)
Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Maidah Ayat 117-118)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More