Abdul Malik: Putra Umar bin Abdul Aziz, Inti Kalung di Antara 14 Saudaranya

Selasa, 19 April 2022 - 15:36 WIB
Abdul Malik adalah putra Umar bin Abdul Aziz yang disebut-sebut memberi motivasi ayahnya. Foto/Ilustrasi: Ist
Putra-putri Umar bin Abdul Aziz memiliki prestasi dalam hal takwa dan tingkat kesalehannya. Akan tetapi Abdul Malik bagaikan inti kalung di antara saudara-saudaranya, atau seperti bintang di tengah-tengah mereka. Beliau adalah orang yang sopan, mahir dan cerdas.

Dr Abdurrahman Ra'fat Basya dalam " Mereka adalah Para Tabiin " menceritakan bahwa Abdul Malik tumbuh dalam ketaatan kepada Allah SWT sejak memasuki usia remaja.

Abdul Malik paling mirip dengan Abdullah bin Umar di antara seluruh keturunan Al-Khattab. Khususnya dalam hal ketakwaan, rasa takutnya bermaksiat dan taqarrub-nya kepada Allah dengan ketaatan.



Khalifah Umar bin Abdul Aziz memiliki 3 istri dengan 15 anak, tiga di antaranya adalah perempuan. Istri pertama Fatimah. Beliau adalah putri 'Abdul Malik bin Marwan, khalifah yang berkuasa pada 685 – 705. Istri kedua, Lamis binti 'Ali dan ketiga Ummu 'Utsman binti Syu'aib.

Sedangkan putra Umar bin Abdul Aziz adalah 'Abdul Malik, 'Abdul 'Aziz, 'Abdullah, Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Bakar, Al-Walid, Musa, 'Ashim, Yazid, Zaban, dan 'Abdullah. Sementara putrinya adalah Aminah, Ummu Ammar, dan Ummu 'Abdullah.

Pemberi Motivasi

Tentang Abdul Malik, orang-orang berkata: "Sesungguhnya dialah yang memberikan motivasi kepada ayahnya hingga menjadi seorang ahli ibadah dan dia pula yang membimbing ayahnya menempuh jalan zuhud."

'Ashim sepupu Abdul Malik bercerita: "Aku tiba di Damaskus dan menginap di rumah putra pamanku Abdul Malik yang ketika itu masih bujang. Kami salat Isya' dan setelah itu masing-masing masuk ke kamar tidurnya. Lalu Abdul Malik mendekati lampu dan memadamkannya. Kamipun telah merasa kantuk. Ketika aku bangun di tengah malam dan ternyata Abdul Malik tengah berdiri salat dalam kegelapan, sedangkan ia mambaca firman Allah subhanahu wa ta'ala:

أَفَرَأَيْتَ إِنْ مَتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ

ثُمَّ جَاءَهُمْ مَا كَانُوا يُوعَدُونَ

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يُمَتَّعُونَ


"Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun. Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya." ( QS Asy-Syu'ara' : 205-207).



Kudengar dia mengulang-ulang ayat tersebut sembari menahan tangisnya dan akhirnya keluar pula air matanya yang tak mampu dia tahan. Setiap kali sampai di ayat tersebut dia mengulanginya sampai-sampai aku berkata dalam hati: "Tangisan itu bisa menyebabkan kematiannya."

Maka tatkala aku melihatnya aku mengatakan: "Laa ilaaha illallah wal hamdulillah" seperti yang biasa diucapkan orang tatkala terjaga dari tidurnya, dengan harapan agar ia menghentikan tangisnya begitu mendengar ada orang yang bangun. Tatkala dia mendengarku maka ia pun diam dan aku tidak mendengar lagi isak tangisnya.

Fuwaha di Usia Muda

Abdul Malik berguru kepada ulama-ulama senior pada zamannya hingga begitu akrab dengan kitabullah, mengambil bagian yang banyak dari hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mendalami ilmu-ilmu agama. Hingga pada gilirannya beliau masuk dalam kelompok pertama dari fuqaha' penduduk Syam pada zamannya kendati masih muda belia.

Telah diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah mengumpulkan para penghafal Kitabullah dan para fuqaha' di Syam lalu berkata: "Sesungguhnya aku mengundang kalian untuk suatu urusan kezaliman yang terjadi dalam keluargaku (yakni pada masa Khalifah Sulaiman), bagaimana pendapat kalian?"

Mereka menjawab : "Wahai amirul mukminin, sesungguhnya hal itu bukanlah tanggung jawab anda, dan dosanya ditanggung oleh orang yang merampas hak tersebut."
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More