Kisah Asnawi Mualaf yang Berdakwah di Pulau Buru Melawan Tantangan
Senin, 30 Mei 2022 - 16:33 WIB
Sejak usia remaja, Asnawi menjadi mualaf dan tak hanya menjadi seorang muslim biasa. Kini, ia pun menjadi pendakwah di pedalaman Buru, Maluku, dengan banyak tantangan.
Sejak usia 17 tahun, Asnawi Tasidjawa memeluk agama Islam. Menjadi mualaf tak sekadar menjadikan Asnawi seorang muslim biasa. Akan tetapi, ia juga menjadi seorang dai yang membawa syiar Islam di pedalaman Kabupaten Buru, Maluku.
Ustaz Asnawi berdakwah di perkampungan mualaf di daerah Skusa Ukalahin, Kecamatan Fena Leisela, yang jaraknya sangat jauh dari pusat kota. Medan yang ditempuh untuk sampai ke sana pun tidaklah mudah. Hal ini yang menjadi tantangan cukup besar bagi sang dai.
“Jalan berlumpur sampai menyeberangi sungai harus dilewati untuk sampai ke sana (perkampungan mualaf). Di sana kami tinggal di salah satu rumah warga,” tutur Ustaz Asnawi.
Dua hingga tiga kali dalam sepekan Ustaz Asnawi menyambangi perkampungan mualaf tersebut. Harapan besar agar para mualaf memiliki iman yang kuat, lancar membaca dan mengamalkan Al-Qur’an serta sholat dan ibadah lain.
Tak mudah menjadi dai di wilayah yang jauh dari pusat keramaian. Seperti Ustaz Asnawi yang tak hanya harus menempuh perjalanan jauh dan medan yang berat, tetapi juga kendaraan yang dimiliki harus prima. Dai di pedalaman Buru pun memerlukan tempat tinggal sendiri.
Berbagai pengalaman pun banyak sudah Ustaz Asnawi dapatkan, salah satu yang mungkin sulit dilupakan ialah ketika ia harus mengalami kecelakaan kala perjalanan pulang dakwah sekaligus mengantarkan salah satu warga. Akibat kejadian tersebut, luka di tubuh dan wajah harus Ustaz Asnawi alami, serta motor yang digunakannya rusak hingga terbelah menjadi dua bagian.
''Sekarang agak susah ke tempat binaan, karena enggak punya kendaraan. Kalau jalan kaki bisa satu hari satu malam baru tiba di sana,” kata Asnawi yang selalu penuh semangat berdakwah karena cintanya kepada Islam. (ACT)
Sejak usia 17 tahun, Asnawi Tasidjawa memeluk agama Islam. Menjadi mualaf tak sekadar menjadikan Asnawi seorang muslim biasa. Akan tetapi, ia juga menjadi seorang dai yang membawa syiar Islam di pedalaman Kabupaten Buru, Maluku.
Ustaz Asnawi berdakwah di perkampungan mualaf di daerah Skusa Ukalahin, Kecamatan Fena Leisela, yang jaraknya sangat jauh dari pusat kota. Medan yang ditempuh untuk sampai ke sana pun tidaklah mudah. Hal ini yang menjadi tantangan cukup besar bagi sang dai.
“Jalan berlumpur sampai menyeberangi sungai harus dilewati untuk sampai ke sana (perkampungan mualaf). Di sana kami tinggal di salah satu rumah warga,” tutur Ustaz Asnawi.
Dua hingga tiga kali dalam sepekan Ustaz Asnawi menyambangi perkampungan mualaf tersebut. Harapan besar agar para mualaf memiliki iman yang kuat, lancar membaca dan mengamalkan Al-Qur’an serta sholat dan ibadah lain.
Tak mudah menjadi dai di wilayah yang jauh dari pusat keramaian. Seperti Ustaz Asnawi yang tak hanya harus menempuh perjalanan jauh dan medan yang berat, tetapi juga kendaraan yang dimiliki harus prima. Dai di pedalaman Buru pun memerlukan tempat tinggal sendiri.
Berbagai pengalaman pun banyak sudah Ustaz Asnawi dapatkan, salah satu yang mungkin sulit dilupakan ialah ketika ia harus mengalami kecelakaan kala perjalanan pulang dakwah sekaligus mengantarkan salah satu warga. Akibat kejadian tersebut, luka di tubuh dan wajah harus Ustaz Asnawi alami, serta motor yang digunakannya rusak hingga terbelah menjadi dua bagian.
''Sekarang agak susah ke tempat binaan, karena enggak punya kendaraan. Kalau jalan kaki bisa satu hari satu malam baru tiba di sana,” kata Asnawi yang selalu penuh semangat berdakwah karena cintanya kepada Islam. (ACT)
(aww)