PBNU Gelar Tahlil Buya Syafii, Gus Ulil: Ini Peristiwa Tak Biasa
Jum'at, 03 Juni 2022 - 17:22 WIB
Kepergian Buya Ahmad Syafii Maarif tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga beliau dan keluarga besar Muhammadiyah. Warga NU juga merasa kehilangan tokoh yang telah banyak mencurahkan ide dan pemikirannya untuk persatuan dan kemajuan Indonesia.
Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpesdam) PBNU dan Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU menggelar tahlil dan doa bersama memperingati 7 hari wafatnya dua tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, yakni KH Abbas Mu'in (Ketua PBNU periode 1999-2005) dan Buya Ahmad Syafi’i Ma'arif (Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005), Kamis malam (2/6/2022).
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU Ulil Abshar Abdalla dilansir dari NU Online mengatakan, pembacaan tahlil atau berkirim doa untuk Buya Syafii ini merupakan peristiwa yang tidak biasa. Gus Ulil menyebut, sosok Buya Syafii adalah orang yang ketokohannya melintasi batas.
"Ini sejarah, sejak adanya Masjid An-Nahdlah, ada tokoh Muhammadiyah yang ditahlilkan oleh warga NU. Tetapi Buya Syafii adalah tokoh yang tidak saja dimiliki oleh Muhammadiyah, tetapi dimiliki oleh semua golongan umat Islam," ungkap Gus Ulil menjelaskan alasan PBNU menggelar acara tahlil dan doa bersama tujuh hari wafatnya Buya Syafii Maarif dan KH Abbas Muin di Masjid An-Nahdlah, Kamis (2/6/2022) malam.
Gus Ulil menjelaskan, Buya Syafii sama seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurutnya, Gus Dur tidak hanya menjadi tokoh milik NU tetapi juga milik semua orang. Bahkan, bukan saja milik umat Islam tetapi milik umat agama lain.
"Karena itu yang memberikan dukacita kepada Buya Syafii ketika wafat, bukan hanya warga Muhammadiyah. Saya memantau grup-grup NU banyak yang berduka. Bahkan yang berduka untuk Buya Syafii di kalangan NU tidak kalah dengan Muhammadiyah, karena Buya Syafii adalah tokoh yang dimiliki oleh semua," katanya.
Gus Ulil menyebut bahwa bangsa Indonesia merasa sangat bersyukur memiliki tokoh seperti Buya Syafii dan Gus Dur. Ketokohan dari kedua orang ini tidak terbatas pada organisasi tempat asalnya tetapi mampu melintasi batas.
Ia menegaskan bahwa warga NU ditantang untuk terus melahirkan tokoh-tokoh seperti Gus Dur dan Buya Syafii yang tidak hanya milik golongan sendiri, tetapi milik bagi semua orang.
"Mari kita sebagai warga NU yang menahlilkan Buya Syafii mewariskan keteladanan beliau. Dari Buya Syafii kita belajar untuk menjadi tokoh yang melintasi batas," ajak Pengampu Ngaji Ihya Virtual itu.
Sebagai informasi, acara tahlil dimulai dengan pembacaan Surat Yasin yang dipimpin DKM Masjid An-Nahdlah H Syatiri Ahmad. Lalu pembacaan tahlil dipimpin oleh Ketua PCNU Karawang KH Ahmad Ruhyat Hasbi.
Acara tahlil ini juga dirangkai dengan testimoni-testimoni terhadap Buya Syafii dan Kiyai Abbas Muin. Di antara yang menyampaikan testimoni itu adalah Ahmad Suaedy, Amsar A Dulmanan, Rumadi Ahmad, dan Yahya Ma'shum. Agenda yang terselenggara atas inisiasi Lakpesdam dan Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU ini juga dilangsungkan secara daring melalui zoom.
Sekitar 150 orang hadir secara virtual dan sekitar 300 jamaah menyaksikan siaran langsung lewat kanal Youtube TVNU.
Video Tahlil dan doa bersama 7 hari wafatnya dua tokoh KH Abbas Mu'in (Ketua PBNU periode 1999-2005) dan Buya Ahmad Syafi’i Ma'arif (Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005), Kamis malam (2/6/2022) Disiarkan TVNU:
Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpesdam) PBNU dan Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU menggelar tahlil dan doa bersama memperingati 7 hari wafatnya dua tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, yakni KH Abbas Mu'in (Ketua PBNU periode 1999-2005) dan Buya Ahmad Syafi’i Ma'arif (Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005), Kamis malam (2/6/2022).
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU Ulil Abshar Abdalla dilansir dari NU Online mengatakan, pembacaan tahlil atau berkirim doa untuk Buya Syafii ini merupakan peristiwa yang tidak biasa. Gus Ulil menyebut, sosok Buya Syafii adalah orang yang ketokohannya melintasi batas.
"Ini sejarah, sejak adanya Masjid An-Nahdlah, ada tokoh Muhammadiyah yang ditahlilkan oleh warga NU. Tetapi Buya Syafii adalah tokoh yang tidak saja dimiliki oleh Muhammadiyah, tetapi dimiliki oleh semua golongan umat Islam," ungkap Gus Ulil menjelaskan alasan PBNU menggelar acara tahlil dan doa bersama tujuh hari wafatnya Buya Syafii Maarif dan KH Abbas Muin di Masjid An-Nahdlah, Kamis (2/6/2022) malam.
Gus Ulil menjelaskan, Buya Syafii sama seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurutnya, Gus Dur tidak hanya menjadi tokoh milik NU tetapi juga milik semua orang. Bahkan, bukan saja milik umat Islam tetapi milik umat agama lain.
"Karena itu yang memberikan dukacita kepada Buya Syafii ketika wafat, bukan hanya warga Muhammadiyah. Saya memantau grup-grup NU banyak yang berduka. Bahkan yang berduka untuk Buya Syafii di kalangan NU tidak kalah dengan Muhammadiyah, karena Buya Syafii adalah tokoh yang dimiliki oleh semua," katanya.
Gus Ulil menyebut bahwa bangsa Indonesia merasa sangat bersyukur memiliki tokoh seperti Buya Syafii dan Gus Dur. Ketokohan dari kedua orang ini tidak terbatas pada organisasi tempat asalnya tetapi mampu melintasi batas.
Ia menegaskan bahwa warga NU ditantang untuk terus melahirkan tokoh-tokoh seperti Gus Dur dan Buya Syafii yang tidak hanya milik golongan sendiri, tetapi milik bagi semua orang.
"Mari kita sebagai warga NU yang menahlilkan Buya Syafii mewariskan keteladanan beliau. Dari Buya Syafii kita belajar untuk menjadi tokoh yang melintasi batas," ajak Pengampu Ngaji Ihya Virtual itu.
Sebagai informasi, acara tahlil dimulai dengan pembacaan Surat Yasin yang dipimpin DKM Masjid An-Nahdlah H Syatiri Ahmad. Lalu pembacaan tahlil dipimpin oleh Ketua PCNU Karawang KH Ahmad Ruhyat Hasbi.
Acara tahlil ini juga dirangkai dengan testimoni-testimoni terhadap Buya Syafii dan Kiyai Abbas Muin. Di antara yang menyampaikan testimoni itu adalah Ahmad Suaedy, Amsar A Dulmanan, Rumadi Ahmad, dan Yahya Ma'shum. Agenda yang terselenggara atas inisiasi Lakpesdam dan Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU ini juga dilangsungkan secara daring melalui zoom.
Sekitar 150 orang hadir secara virtual dan sekitar 300 jamaah menyaksikan siaran langsung lewat kanal Youtube TVNU.
Video Tahlil dan doa bersama 7 hari wafatnya dua tokoh KH Abbas Mu'in (Ketua PBNU periode 1999-2005) dan Buya Ahmad Syafi’i Ma'arif (Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005), Kamis malam (2/6/2022) Disiarkan TVNU:
(rhs)