Bukti Bumi Itu Bulat Menurut Al-Qur'an
Senin, 08 Agustus 2022 - 23:11 WIB
Perdebatan mengenai bentuk bumi selalu ramai dibincangkan dari dulu. Ada dua kubu dalam hal ini, yaitu kelompok bumi bulat dan kelompok bumi datar.
Menurut perspektif Islam, bumi itu bentuknya bulat. Bagi yang meyakini bumi datar (Flat Earth) tentu sulit diterima karena dianggap bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan pandangan ilmuwan muslim.
Untuk diketahui, selain sumber hukum utama Islam, Al-Qur'an juga menjadi sumber ilmu pengetahuan. Artinya, apa yang terkandung dalam Al-Qur'an tidak bertolak belakang dengan ilmu pengetahuan (sains).
Al-Qur'an mengandung isyarat-isyarat tentang alam semesta. Ada yang isyarat jelas dan ada yang tampak samar. Isyarat yang samar ini pun relatif, bisa jadi samar bagi sebagian orang, tapi jelas bagi orang yang lain (yang diberi ilmu).
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa keterangan yang mengisyaratkan bentuk bumi itu bulat. Di antaranya Surat Az-Zumar Ayat 5 berikut:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَقِّ ۚ يُكَوِّرُ الَّيۡلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيۡلِ وَسَخَّرَ الشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَؕ كُلٌّ يَّجۡرِىۡ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىؕ اَلَا هُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفَّارُ
Artinya: "Dia menciptakan langit dan Bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS Az-Zumar : 5)
Dalam ayat ini, kata dalam bahasa Arab yang digunakan adalah 'kawwara' memiliki arti melingkar, seperti gulungan kain sorban di kepala. Kata tersebut merupakan isyarat bahwa bentuk bumi adalah bulat.
Dalam surat lain juga dijelaskan bahwa bentuk bumi bulat. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Luqman Ayat 29 yang artinya:
"Tidakkah kamu memerhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Luqman : 29)
Kata 'memasukkan' dalam ayat itu dimaknai bahwa terjadi perubahan bertahap dan perlahan-lahan dari malam menjadi siang, begitu juga sebaliknya. Fenomena ini hanya bisa terjadi apabila bumi itu bulat. Sebab jika Bumi datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam.
Seorang ilmuwan Persia yang juga astronom, Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni (Abu Rayhan Al-Biruni) pernah menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm dengan metode tinggi matahari. Dia menghitung jari-jari bumi dengan menggunakan persamaan geodesi kompleks.
Hasil penelitiannya menunjukan angka sekitar 6.339,9 kilometer. Angka tersebut tidak berbeda jauh dengan penelitian modern yang menunjukan hasil 6.356,7 kilometer.
Setelah membaca data hasil penelitiannya, Al Biruni meyakini bahwa bumi itu bulat. Bumi beredar mengelilingi matahari setahun sekali dan berputar pada porosnya setiap hari.
Pandangan Gus Baha
Ulama ahli tafsir Al-Qur'an Gus Baha dalam satu kajiannya pernah menjelaskan satu ayat Al-Qur'an yang ditengarai berbentuk datar. Namun hakikatnya tidak demikian. Berikut firman-Nya:
وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ
Artinya: "Dan bumi bagaimana dihamparkan..?" (QS Al-Ghasyiyah Ayat 20)
Makna dihamparkan dalam ayat ini, kata Gus Baha, adalah seperti karpet. Karpet berbentuk datar. Karpet jelas tidak berbentuk bola. Maksudnya "seperti karpet" adalah dalam pandangan mata (Fi nadzaril 'aini).
Hakikatnya apa? Menurut ilmu pengetahuan, bumi itu berbentuk bulat menyerupai bola. Lalu, mengapa disebutkan bahwa bumi berbentuk "hamparan" seperti karpet..?"
Menurut perspektif Islam, bumi itu bentuknya bulat. Bagi yang meyakini bumi datar (Flat Earth) tentu sulit diterima karena dianggap bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan pandangan ilmuwan muslim.
Untuk diketahui, selain sumber hukum utama Islam, Al-Qur'an juga menjadi sumber ilmu pengetahuan. Artinya, apa yang terkandung dalam Al-Qur'an tidak bertolak belakang dengan ilmu pengetahuan (sains).
Al-Qur'an mengandung isyarat-isyarat tentang alam semesta. Ada yang isyarat jelas dan ada yang tampak samar. Isyarat yang samar ini pun relatif, bisa jadi samar bagi sebagian orang, tapi jelas bagi orang yang lain (yang diberi ilmu).
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa keterangan yang mengisyaratkan bentuk bumi itu bulat. Di antaranya Surat Az-Zumar Ayat 5 berikut:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَقِّ ۚ يُكَوِّرُ الَّيۡلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيۡلِ وَسَخَّرَ الشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَؕ كُلٌّ يَّجۡرِىۡ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىؕ اَلَا هُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفَّارُ
Artinya: "Dia menciptakan langit dan Bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS Az-Zumar : 5)
Dalam ayat ini, kata dalam bahasa Arab yang digunakan adalah 'kawwara' memiliki arti melingkar, seperti gulungan kain sorban di kepala. Kata tersebut merupakan isyarat bahwa bentuk bumi adalah bulat.
Dalam surat lain juga dijelaskan bahwa bentuk bumi bulat. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Luqman Ayat 29 yang artinya:
"Tidakkah kamu memerhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Luqman : 29)
Kata 'memasukkan' dalam ayat itu dimaknai bahwa terjadi perubahan bertahap dan perlahan-lahan dari malam menjadi siang, begitu juga sebaliknya. Fenomena ini hanya bisa terjadi apabila bumi itu bulat. Sebab jika Bumi datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam.
Seorang ilmuwan Persia yang juga astronom, Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni (Abu Rayhan Al-Biruni) pernah menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm dengan metode tinggi matahari. Dia menghitung jari-jari bumi dengan menggunakan persamaan geodesi kompleks.
Hasil penelitiannya menunjukan angka sekitar 6.339,9 kilometer. Angka tersebut tidak berbeda jauh dengan penelitian modern yang menunjukan hasil 6.356,7 kilometer.
Setelah membaca data hasil penelitiannya, Al Biruni meyakini bahwa bumi itu bulat. Bumi beredar mengelilingi matahari setahun sekali dan berputar pada porosnya setiap hari.
Pandangan Gus Baha
Ulama ahli tafsir Al-Qur'an Gus Baha dalam satu kajiannya pernah menjelaskan satu ayat Al-Qur'an yang ditengarai berbentuk datar. Namun hakikatnya tidak demikian. Berikut firman-Nya:
وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ
Artinya: "Dan bumi bagaimana dihamparkan..?" (QS Al-Ghasyiyah Ayat 20)
Makna dihamparkan dalam ayat ini, kata Gus Baha, adalah seperti karpet. Karpet berbentuk datar. Karpet jelas tidak berbentuk bola. Maksudnya "seperti karpet" adalah dalam pandangan mata (Fi nadzaril 'aini).
Hakikatnya apa? Menurut ilmu pengetahuan, bumi itu berbentuk bulat menyerupai bola. Lalu, mengapa disebutkan bahwa bumi berbentuk "hamparan" seperti karpet..?"