7 Rahasia Mengapa Jumat Begitu Istimewa dalam Islam
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 05:10 WIB
Mengapa hari Jumat (يَوْمُ الجُمُعَةِ) begitu istimewa bagi Islam? Sebagian orang mungkin ada yang bertanya seperti itu.
Keistimewaan Jumat tentu bukan tanpa alasan. Meski bukan hari pertama dalam sepekan, Jumat justru menjadi Sayyidul Ayyam (pemimpin atau rajanya semua hari).
Saking istimewanya Hari Jumat, satu dari 114 surat Al-Qur'an diberi nama Surat Jumu'ah, surat ke-62 terdiri dari 11 ayat. Surat ini menjadi dasar hukum pelaksanaan sholat Jumat. (Lihat QS Jumu'ah ayat 9)
Kata Jumat diambil dari Bahasa Arab yang artinya beramai-ramai. Jumu'ah memiliki akar sama dengan Jama' yang berarti banyak dan juga Jima' yang artinya bergabung. Jumat menjadi hari yang agung dalam Islam karena Allah Ta'ala mengagungkan hari tersebut.
Allah berkehendak memuliakan umat Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat-umat Nabi terdahulu. Di dalamnya ada banyak keberkahan, dosa-dosa diampuni dan doa-doa dikabulkan. Hal tersebut termasuk di antara rahasia keistimewaan hari Jumat.
Hari Jumat merupakan karunia yang wajib kita syukuri mengingat umat lain tidak mendapatkan keutamaan tersebut. Allah tidak menciptakan Jumat begitu saja kecuali di dalamnya terdapat banyak keberkahan.
Keutamaan Hari Jumat
Kemuliaan hari Jumat didasarkan oleh beberapa hal. Terdapat banyak dalil menunjukkan keutamaan hari Jumat. Bahkan beberapa ulama secara khusus menjadikannya dalam satu bentuk karya seperti Kitab al-Lum'ah Fi Khashaish al-Jumat karya Syaikh Jalaluddin al-Suyuthi. Berikut beberapa keutamaan hari Jumat:
1. Rajanya Hari dan Nabi Adam Diciptakan
Imam as-Syafi'i dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa'ad bin Ubadah.
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: "Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung daripada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahim. Hari Kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya Kiamat pada hari Jumat."
2. Penghapus Dosa dari Jumat ke Jumat
Jumat juga menjadi hari istimewa bagi umat Islam karena dapat menghapuskan dosa antara Jumat ke Jumat berikutnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sholat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi." (HR Muslim 233)
3. Hajinya Orang-orang Fakir
Bagi yang melaksanakan sholat Jumat maka ia mendapat keutamaan hajinya orang-orang fakir (yang tidak mampu). Imam al-Qadla'i dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda:
اَلْجُمُعَةُ حَجُّ الْفُقَرَاءِ
Artinya: "Jumat merupakan hajinya orang-orang fakir."
Keistimewaan Jumat tentu bukan tanpa alasan. Meski bukan hari pertama dalam sepekan, Jumat justru menjadi Sayyidul Ayyam (pemimpin atau rajanya semua hari).
Saking istimewanya Hari Jumat, satu dari 114 surat Al-Qur'an diberi nama Surat Jumu'ah, surat ke-62 terdiri dari 11 ayat. Surat ini menjadi dasar hukum pelaksanaan sholat Jumat. (Lihat QS Jumu'ah ayat 9)
Kata Jumat diambil dari Bahasa Arab yang artinya beramai-ramai. Jumu'ah memiliki akar sama dengan Jama' yang berarti banyak dan juga Jima' yang artinya bergabung. Jumat menjadi hari yang agung dalam Islam karena Allah Ta'ala mengagungkan hari tersebut.
Allah berkehendak memuliakan umat Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat-umat Nabi terdahulu. Di dalamnya ada banyak keberkahan, dosa-dosa diampuni dan doa-doa dikabulkan. Hal tersebut termasuk di antara rahasia keistimewaan hari Jumat.
Hari Jumat merupakan karunia yang wajib kita syukuri mengingat umat lain tidak mendapatkan keutamaan tersebut. Allah tidak menciptakan Jumat begitu saja kecuali di dalamnya terdapat banyak keberkahan.
Keutamaan Hari Jumat
Kemuliaan hari Jumat didasarkan oleh beberapa hal. Terdapat banyak dalil menunjukkan keutamaan hari Jumat. Bahkan beberapa ulama secara khusus menjadikannya dalam satu bentuk karya seperti Kitab al-Lum'ah Fi Khashaish al-Jumat karya Syaikh Jalaluddin al-Suyuthi. Berikut beberapa keutamaan hari Jumat:
1. Rajanya Hari dan Nabi Adam Diciptakan
Imam as-Syafi'i dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa'ad bin Ubadah.
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: "Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung daripada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahim. Hari Kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya Kiamat pada hari Jumat."
2. Penghapus Dosa dari Jumat ke Jumat
Jumat juga menjadi hari istimewa bagi umat Islam karena dapat menghapuskan dosa antara Jumat ke Jumat berikutnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sholat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi." (HR Muslim 233)
3. Hajinya Orang-orang Fakir
Bagi yang melaksanakan sholat Jumat maka ia mendapat keutamaan hajinya orang-orang fakir (yang tidak mampu). Imam al-Qadla'i dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda:
اَلْجُمُعَةُ حَجُّ الْفُقَرَاءِ
Artinya: "Jumat merupakan hajinya orang-orang fakir."