Pentingnya Muslimah Menjaga Pandangan, Begini Penjelasannya
Rabu, 07 September 2022 - 12:07 WIB
Bukan hanya kaum laki-laki yang harus menjaga pandangan , tapi juga kaum perempuan. Seperti firman Allah SWT dalam surah an-Nur : 31, “Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman , agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,…”
Ustadzah Ninih Muthmainnah mengatakan, tidak selalu perempuan belum menikah yang sulit menjaga pandangan , namun juga perempuan-perempuan sudah menikah, seperti dialami oleh Zhulaika terhadap Nabi Yusuf. Apalagi adanya penelitian yang menyatakan bahwa mereka yang paling banyak jatuh cinta lagi adalah orang-orang sudah menikah .
"Apalagi ketika orang tersebut tidak harmonis dengan pasangannya . Karena itu, kita harus hati-hati untuk tidak sembarangan melirik laki-laki lain,"ungkap ustadzah yang kerap disapa Teh Ninih ini dalam sebuah ceramahnya belum lama ini.
Menurutnya, menjaga pandangan bagi perempuan bukan hanya menjaga matanya, namun juga menjaga dirinya dari pandangan orang-orang yang bukan haknya seperti disebutkan dalam surah an-Nur tersebut. Yakni perempuan harus menjaga auratnya serta menjaga sikapnya untuk tidak mengundang perhatian lawan jenis yang berpotensi menimbulkan syahwat.
Jauhi Sikap Menggoda
Teh Ninih menuturkan, sebenarnya kalau perempuan tidak bersikap menggoda, laki-laki pun tidak akan tergoda. Perempuan biasanya menggoda dari sisi ia berpakaian yang tidak menutup aurat.
Boleh-boleh saja bahkan baiknya perempuan memang merawat dirinya. Akan tetapi, jangan sampai berdandan berlebihan seperti kepala yang menyerupai punuk unta atau memakai bulu mata palsu. Ini karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarangnya. Hukum memakai bulu mata palsu sama dengan menyambung rambut.
Hal lainnya yang juga harus diperhatikan oleh perempuan ialah berkaitan perihal bertutur kata dan sikap tubuh. Walaupun berpakaian sudah benar menurut syariat, tapi kalau sikapnya menggoda atau manja, baik itu dari cara bicara, gerak-gerik tubuh ataupun cara berjalan, itu bisa mengundang perhatian lelaki yang bukan haknya.
Kalau dipikir lagi, buat apa kita menggoda lelaki seperti itu? Mencari jodoh dengan seperti itu tidak akan membuat kita menemukan jodoh yang baik. Jodoh hanya satu hingga tidak perlu menarik perhatian banyak lelaki. Lagipula lelaki yang tertarik dengan godaan-godaan semacam itu pastilah bukan lelaki yang baik agamanya. Lelaki yang shaleh justru akan menghindari perempuan-perempuan penggoda atau perempuan-perempuan yang tidak menjaga pandangannya. Mereka tidak akan mau mengambil risiko ketika sudah menikahi seorang perempuan, istrinya akan mengumbar pandangan kepada lelaki lain.
Berdandanlah yang cantik untuk suami. Namun jika keluar rumah, berdandan secukupnya saja agar tidak mengundang perhatian. Itulah yang dimaksud dengan menjaga pandangan bagi seorang perempuan. Semoga keinginan untuk menjaga pandangan bisa mengantarkan kita untuk memiliki nafsu mutmainah. “Yaa Allah karuniakan kepada kami kecintaan kepada Alquran sehingga kami bisa menjaga pandangan kami dari segala yang Engkau benci, tergantikan dengan cahaya Alquran yang memberikan syafaat di akhirat kelak, aamiin.” tutup Teh Ninih.
Wallahu A'lam
Ustadzah Ninih Muthmainnah mengatakan, tidak selalu perempuan belum menikah yang sulit menjaga pandangan , namun juga perempuan-perempuan sudah menikah, seperti dialami oleh Zhulaika terhadap Nabi Yusuf. Apalagi adanya penelitian yang menyatakan bahwa mereka yang paling banyak jatuh cinta lagi adalah orang-orang sudah menikah .
"Apalagi ketika orang tersebut tidak harmonis dengan pasangannya . Karena itu, kita harus hati-hati untuk tidak sembarangan melirik laki-laki lain,"ungkap ustadzah yang kerap disapa Teh Ninih ini dalam sebuah ceramahnya belum lama ini.
Menurutnya, menjaga pandangan bagi perempuan bukan hanya menjaga matanya, namun juga menjaga dirinya dari pandangan orang-orang yang bukan haknya seperti disebutkan dalam surah an-Nur tersebut. Yakni perempuan harus menjaga auratnya serta menjaga sikapnya untuk tidak mengundang perhatian lawan jenis yang berpotensi menimbulkan syahwat.
Jauhi Sikap Menggoda
Teh Ninih menuturkan, sebenarnya kalau perempuan tidak bersikap menggoda, laki-laki pun tidak akan tergoda. Perempuan biasanya menggoda dari sisi ia berpakaian yang tidak menutup aurat.
Boleh-boleh saja bahkan baiknya perempuan memang merawat dirinya. Akan tetapi, jangan sampai berdandan berlebihan seperti kepala yang menyerupai punuk unta atau memakai bulu mata palsu. Ini karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarangnya. Hukum memakai bulu mata palsu sama dengan menyambung rambut.
Hal lainnya yang juga harus diperhatikan oleh perempuan ialah berkaitan perihal bertutur kata dan sikap tubuh. Walaupun berpakaian sudah benar menurut syariat, tapi kalau sikapnya menggoda atau manja, baik itu dari cara bicara, gerak-gerik tubuh ataupun cara berjalan, itu bisa mengundang perhatian lelaki yang bukan haknya.
Kalau dipikir lagi, buat apa kita menggoda lelaki seperti itu? Mencari jodoh dengan seperti itu tidak akan membuat kita menemukan jodoh yang baik. Jodoh hanya satu hingga tidak perlu menarik perhatian banyak lelaki. Lagipula lelaki yang tertarik dengan godaan-godaan semacam itu pastilah bukan lelaki yang baik agamanya. Lelaki yang shaleh justru akan menghindari perempuan-perempuan penggoda atau perempuan-perempuan yang tidak menjaga pandangannya. Mereka tidak akan mau mengambil risiko ketika sudah menikahi seorang perempuan, istrinya akan mengumbar pandangan kepada lelaki lain.
Berdandanlah yang cantik untuk suami. Namun jika keluar rumah, berdandan secukupnya saja agar tidak mengundang perhatian. Itulah yang dimaksud dengan menjaga pandangan bagi seorang perempuan. Semoga keinginan untuk menjaga pandangan bisa mengantarkan kita untuk memiliki nafsu mutmainah. “Yaa Allah karuniakan kepada kami kecintaan kepada Alquran sehingga kami bisa menjaga pandangan kami dari segala yang Engkau benci, tergantikan dengan cahaya Alquran yang memberikan syafaat di akhirat kelak, aamiin.” tutup Teh Ninih.
Wallahu A'lam
(wid)