Ketika Hewan Menjadi Gemuk karena Mengonsumsi Daging Yakjuj dan Makjuj

Kamis, 08 September 2022 - 09:20 WIB
Yakjuj dan Makjud akan berakhir tragis menjadi makanan hewan di bumi. Foto/Ilustrasi: Ist
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah mengabarkan bahwa Yakjuj dan Makjuj akan sukses menjebol dinding benteng yang dibangun Dzulqarnain . Setelah itu, mereka mengacaukan bumi, menghabiskan air bendungan, sehingga Allah SWT menurunkan penyakit bagi mereka. Yakjuj dan Makjuj mati menjadi bangkai. Ternak pun gemuk-gemuk karena mengonsumsi daging Yakjuj dan Makjuj.

Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Al-Kahfi ayat 97-99 menukil hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad tentang perjuangan Yakjuj dan Makjuj membobol benteng (bendungan) yang mengurung mereka.



Hadis itu, dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bercerita, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj benar-benar menggali bendungan itu setiap malam, manakala mereka hampir menembusnya, terbitlahlah sinar matahari, pemimpin mereka berkata, "Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan lagi galian ini."

Akan tetapi, pada malam berikutnya bendungan itu utuh kembali dan lebih kuat daripada semula. Mereka terus melakukan hal itu, dan apabila Allah berkehendak mengeluarkan mereka ke masyarakat manusia, dan mereka melihat sinar matahari, maka pemimpin mereka berkata.”Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan galian ini. Insya Allah.''

Ternyata mereka mengucapkan kalimat 'Insya Allah'. Maka pada malam berikutnya saat mereka kembali, ternyata mereka menjumpai hasil galiannya tetap ada seperti saat mereka meninggalkannya. Lalu mereka menggalinya dan berhasil menjebol bendungan itu, kemudian mereka menuju ke khalayak ramai manusia.

Mereka menghirup air sehingga kering, dan manusia berlindung dari serangan mereka di benteng-bentengnya. Kemudian Yakjuj dan Makjuj membidikkan anak-anak panah mereka ke arah langit, lalu anak-anak panah mereka jatuh kembali dengan membawa cairan seperti darah.

Maka mereka berkata, "Kita berhasil mengalahkan bumi dan menang atas penduduk langit."

Maka Allah menimpakan penyakit di leher-leher mereka berupa ulat, sehingga ulat-ulat itu membunuh mereka semua. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda:

"Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hewan-hewan di bumi benar-benar menjadi gemuk-gemuk dan hidup senang karena daging dan darah bangkai Yakjuj dan Makjuj".



Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Hasan Ibnu Musa Al-Asyhab, dari Sufyan, dari Qatadah dengan sanad yang sama.

Menurut Ibnu Katsir, hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Azhar ibnu Marwan, dari Abdul A'la, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah yang menceritakan bahwa Abu Rafi' pernah menceritakan hadis ini.

Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Abu Uwwanah, dari Qatadah. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini garib, tidak dikenal melainkan hanya dari jalur ini, sanadnya jayyid lagi kuat.

Mengandung Keganjilan

Akan tetapi, kata Ibnu Katsir, matan (teks) hadis mengandung keganjilan dalam predikat marfu'-nya, karena makna lahiriah Surat Al-Kahfi ayat 97-99 menunjukkan bahwa Yakjuj dan Makjuj tidak mampu menaikinya dan tidak mampu pula melubanginya, mengingat kerasnya bendungan itu serta kekuatan dan kekokohannya.

Allah SWT berfirman:

{فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا (99) }

"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulqarnain berkata: "(dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.”

Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. ( QS Al-Kahfi : 97-99)



Dalam ayat ini, kata Ibnu Katsir, Allah SWT menceritakan tentang Yakjuj dan Makjuj yang tidak mampu naik ke atas bendungan (dinding) itu. Tidak mampu pula melubangi bawahnya, maka masing-masing diungkapkan dengan bahasa yang sesuai dengan maknanya. Lalu disebutkanlah oleh firman-Nya: "Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula) melubanginya." ( QS Al-Kahfi : 97)

"Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu melubangi dan tidak dapat berbuat sesuatu pun terhadap dinding itu," tutur Ibnu Katsir.



Kalimah InsyaAllah

Selain hadis Imam Ahmad, hal yang semisal juga telah diriwayatkan oleh Ka'bul Ahbar, bahwa Yakjuj dan Makjuj sebelum keluarnya mendatangi bendungan itu lalu menggerogotinya hingga tiada yang tersisa dari tembok bendungan itu kecuali hanya sedikit.

Kemudian mereka berkata, "Besok kita buka bendungan ini."

Pada keesokan harinya mereka datang ke bendungan itu yang ternyata telah kembali seperti sediakala dalam keadaan utuh. Kemudian mereka menggerogotinya lagi, hingga tiada yang tersisa kecuali hanya sedikit, lalu mereka mengatakan hal yang sama. Dan pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu seperti sediakala.

Maka mereka kembali menggerogotinya dan mengatakan, "Besok kita lanjutkan lagi pekerjaan ini." Hanya kali ini mereka sadar dan akhirnya mereka mengucapkan kalimat 'InsyaAllah'.

Ternyata pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu dalam keadaan seperti yang mereka tinggalkan. Akhirnya mereka berhasil membukanya.

Ibnu Katsir mengatakan ini merupakan suatu bukti dan barangkali Abu Hurairah menerima kisah ini dari Ka'b karena dia sering duduk bersamanya dan mendengarkan kisah-kisahnya. Lalu Abu Hurairah mengetengahkan kisah ini, sehingga sebagian perawi menduga bahwa hadis ini berpredikat marfu’. Hanya Allah-lah yang lebih mengetahui kebenarannya.



Ibnu Katsir mengatakan bukti yang memperkuat pendapat kita yang menyatakan bahwa Yakjuj dan Makjuj tidak dapat menjebol bendungan itu dan tidak dapat pula melubangi suatu bagian pun darinya, dan bahwa hadis tadi diragukan predikat marfu'-nya, adalah adanya ucapan Imam Ahmad dalam hadis lainnya.

Zainab binti Jahsy menceritakan bahwa Nabi SAW bangun dari tidurnya dalam keadaan berwajah merah, lalu bersabda:

"لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ! وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ! فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا". وحَلَّق. قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: "نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ"

"Tidak ada Tuhan selain Allah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan yang sudah dekat. Pada hari ini telah terbuka sebagian dari bendungan (yang menyekap) Yakjuj dan Makjuj selebar ini, "seraya memperagakannya. Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita binasa, sedangkan di kalangan kita terdapat orang-orang yang saleh?” Rasulullah SAW menjawab, "Ya, bila telah banyak kekacauan.”

Hadis ini sahih, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah sepakat dengan hadis ini dalam pengetengahannya melalui riwayat Az-Zuhri.

Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abu Hurairah pula. Nabi SAW bersabda: Pada hari ini telah dibuka sebagian dari bendungan Yakjuj dan Makjuj selebar ini. Lalu Nabi SAW mengisyaratkan dengan (jari-jari) tangannya menunjukkan bilangan sembilan puluh sembilan.

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Wahb dengan sanad yang sama.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More