Istidraj dan Ayat-ayat Al-Qur'an yang Menjelaskannya

Senin, 12 September 2022 - 12:41 WIB
Cara Allah Taala mengabaikan seorang hamba adalah dengan memberikan istidraj, ada banyak ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang istidraj ini. Foto ilustrasi/ist
Cara Allah Ta'ala mengabaikan seorang hamba adalah dengan memberikan istidraj . Apa sebenarnya Istidraj? Adakah ayat-ayat dalam Al-Qur'an tentang hal tersebut?

Para ulama mengartikan Istidraj dengan azab Allah yang diberikan secara perlahan-lahan tanpa disadari manusia karena lalai dengan kenikmatan dunia yang dimilikinya. Caranya dengan melimpahkan dan menenggelamkan manusia di dalam berbagai kesenangan dan kemewahan kehidupan duniawi, sehingga membuat manusia semakin larut di dalam kemaksiatan dan pelanggaran terhadap perintah dan larangan Allah SWT.



Istidraj ini juga bisa dimaknai sebagai jebakan berupa kenikmatan duniawi yang membuat orang lupa diri dan terus bermaksiat karena merasa tetap diberikan anugerah.

Ayat-ayat tentang istidraj pun difirmankan Allah Ta'ala dalam Al- Qur'an. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini ayat tentang istidraj yang perlu kita pahami.

1. Peringatan untuk orang kafir

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS.Ali ‘Imran: 178)

2. Siksaan setelah kesenangan

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS.Al An’am: 44).

3. Harta dan kesenangan tak selalu sebagai kebaikan

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

4. Ditimpakan kepada kaum nabi yang ingkar

“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.”

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96).

5. Istidraj mengantarkan kebinasaan

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (QS.Al A’raf: 182-183).

6. Ditimpakan pada orang yang tidak beriman

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4)

“Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam.” (QS.Al Ankabut: 38)

7. Azab dunia
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More