Berdakwah Lewat Buku, Anggito Abimanyu Luncurkan Karya Syair-syair Islam
Sabtu, 15 Oktober 2022 - 15:20 WIB
Sebuah buku berisi kumpulan syair-syair Islam diluncurkan untuk umat Islam, kemarin. Kumpulan syair religi ini merupakan karya Anggito Abimanyu, Ekonom yang juga Kepala Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2019-2022.
"Buku ini berisi 11 syair yang dapat diresapi sedalam mungkin karena mengandung doa, nasihat, peringatan dan dakwah kebaikan," kata Anggito Abimanyu saat peluncuran bukunya berjudul 'Syair-syair Cinta Tanpa Syarat' di kampus UGM Yogyakarta, kemarin (14/10/2022).
Buku karya religi ini dipersembahkannya untuk umat Islam. Kumpulan syair-syair Islam tersebut ditulisnya dalam kurun waktu 2009-2022. Di tengah kesibukannya, Anggito masih mampu menulis syair-syair indah, mendalam dan menyentuh kalbu.
Peluncuran buku Islami ini mendapat sambutan hangat sahabat dan beberapa koleganya. Salah seorang tokoh nasional M Romahurmuzy mengapresiasi kedalaman makna kumpulan 'Syair-syair Cinta Tanpa Syarat' kepada sang Khalik. Menurutnya ini merupakan tahapan tertinggi manusia dalam mencintai Tuhan.
Hal senada disampaikan Direktur Project Implementation Unit UGM serta Dekan Sekolah Vokasi UGM Hotma Prawoto Sulistyadi yang mengagumi kemampuan menuangkan syair islami dalam balutan musik yang berkelas di sela-sela kesibukan Anggito, baik sebagai akademisi dan birokrat.
Dosen Fakultas Teknik dan Perencanaan UGM Laretna Trisnatari menyebut Anggito menunjukkan banyak hal secara komprehensif dan tuntas. Selain itu, Anggito sekarang banyak perubahan. "Manusia harus selesai untuk dunianya dan mengajak banyak orang. Ini membuat salut dan semua orang mestinya bisa. Kita juga merasakan, cinta dengan landasan ikhlas," ucapnya.
Keindahan syair Anggito ini mengilhami sejumlah musisi untuk menggarapnya menjadi karya musik megah, sebut saja nama Erwin Gutawa, Dwiki Dharmawan, Singgih Sanjaya, Afriza Arifin dan grup Nasyid Snada. Singgih Sanjaya, kemarin ikut memberikan kesaksian tentang syair-syair milik Anggito ini.
"Semoga ini menjadi sajadah panjang bagi Anggito Abimanyu melalui karya syair religi yang menyentuh," ucap pemusik yang baru saja menggelar konser Masterpiece Singgih Sanjaya ini.
Syair islami ini telah diolah, diaransemen, direkam dan dipergelarkan melalui orchestra ringan dalam beberapa 'event/recording' oleh sejumlah penyanyi seperti Dira Sugandi, Brian Jikustik, Lucky idol, Barsena, Rafi Daeng dan Kelompok nasyid Snada.
Sejumlah syair yang kemarin diperdengarkan antara lain berjudul Dzikir Bersama Merapi (2010) yang mengagungkan kebesaran Tuhan dan kesadaran betapa lemahnya manusia. Zapin Ilmu Amal dan Budi (2011). Demi Fajar (2014). Pelita Hati (2021) dan Menjemput HidayahMu (2022). Lagu Pelita Hati kemudian menjadi theme song.
"Buku ini berisi 11 syair yang dapat diresapi sedalam mungkin karena mengandung doa, nasihat, peringatan dan dakwah kebaikan," kata Anggito Abimanyu saat peluncuran bukunya berjudul 'Syair-syair Cinta Tanpa Syarat' di kampus UGM Yogyakarta, kemarin (14/10/2022).
Buku karya religi ini dipersembahkannya untuk umat Islam. Kumpulan syair-syair Islam tersebut ditulisnya dalam kurun waktu 2009-2022. Di tengah kesibukannya, Anggito masih mampu menulis syair-syair indah, mendalam dan menyentuh kalbu.
Peluncuran buku Islami ini mendapat sambutan hangat sahabat dan beberapa koleganya. Salah seorang tokoh nasional M Romahurmuzy mengapresiasi kedalaman makna kumpulan 'Syair-syair Cinta Tanpa Syarat' kepada sang Khalik. Menurutnya ini merupakan tahapan tertinggi manusia dalam mencintai Tuhan.
Hal senada disampaikan Direktur Project Implementation Unit UGM serta Dekan Sekolah Vokasi UGM Hotma Prawoto Sulistyadi yang mengagumi kemampuan menuangkan syair islami dalam balutan musik yang berkelas di sela-sela kesibukan Anggito, baik sebagai akademisi dan birokrat.
Dosen Fakultas Teknik dan Perencanaan UGM Laretna Trisnatari menyebut Anggito menunjukkan banyak hal secara komprehensif dan tuntas. Selain itu, Anggito sekarang banyak perubahan. "Manusia harus selesai untuk dunianya dan mengajak banyak orang. Ini membuat salut dan semua orang mestinya bisa. Kita juga merasakan, cinta dengan landasan ikhlas," ucapnya.
Keindahan syair Anggito ini mengilhami sejumlah musisi untuk menggarapnya menjadi karya musik megah, sebut saja nama Erwin Gutawa, Dwiki Dharmawan, Singgih Sanjaya, Afriza Arifin dan grup Nasyid Snada. Singgih Sanjaya, kemarin ikut memberikan kesaksian tentang syair-syair milik Anggito ini.
"Semoga ini menjadi sajadah panjang bagi Anggito Abimanyu melalui karya syair religi yang menyentuh," ucap pemusik yang baru saja menggelar konser Masterpiece Singgih Sanjaya ini.
Syair islami ini telah diolah, diaransemen, direkam dan dipergelarkan melalui orchestra ringan dalam beberapa 'event/recording' oleh sejumlah penyanyi seperti Dira Sugandi, Brian Jikustik, Lucky idol, Barsena, Rafi Daeng dan Kelompok nasyid Snada.
Sejumlah syair yang kemarin diperdengarkan antara lain berjudul Dzikir Bersama Merapi (2010) yang mengagungkan kebesaran Tuhan dan kesadaran betapa lemahnya manusia. Zapin Ilmu Amal dan Budi (2011). Demi Fajar (2014). Pelita Hati (2021) dan Menjemput HidayahMu (2022). Lagu Pelita Hati kemudian menjadi theme song.
(rhs)