6 Karomah KH Maimun Zubair yang Membuat Kagum Banyak Orang
Selasa, 25 Oktober 2022 - 22:14 WIB
KH Maimun Zubair atau biasa dikenal sebagai Mbah Moen merupakan seorang ulama besar yang dihormati. Beliau lahir di Rembang Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan wafat di Mekkah, 6 Agustus 2019 pada usia 90 tahun.
Kiyai Maimun juga dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan pernah menjadi anggota dewan Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah tugasnya berakhir, beliau kembali mengurus pondok pesantrennya.
Ulama yang lahir dari pasangan KH Zubair Dahlan dan Hj Mahmudah sepanjang hidupnya telah memberi banyak kontribusi untuk umat Islam di Indonesia dan termasuk tokoh penting di Nahdlatul Ulama (NU).
Semasa hidupnya, Mbah Moen diketahui memiliki Karomah yang membuat kagum banyak orang. Berikut beberapa karomahnya dikutip dari berbagai sumber.
1. Mempunyai Penglihatan Batin
Layaknya seorang ulama besar, kediaman KH Maimun Zubair jarang terlihat sepi. Suatu hari, beliau kedatangan tamu dari marga Bin Syekh Abu Bakar dan Assegaf.
Akan tetapi, sebelum mereka mulai berbicara, Mbah Moen lebih dulu menghampirinya sembari berkata "Antum As-Seqaf, Antum BSA." Kedua Habaib itu pun kaget dan bertanya perihal dari mana beliau mengetahuinya.
Mbah Moen langsung menjawabnya: "Dari matanya sudah kelihatan." Setelahnya, mereka dipersilakan masuk dan dijamu dengan baik. Setelah makan, mereka diberikan dua buah amplop yang dikatakan untuk digunakan sesuai kebutuhan. Uniknya, ternyata isi amplop tersebut sesuai dengan apa yang keduanya butuhkan.
2. Menghentikan Hujan Deras Ketika Pengajian
Suatu ketika, pada kondisi pengajian turun hujan yang cukup deras. Hal ini membuat para jamaah mulai mencari posisi lain agar tidak kehujanan.
Di tengah kepanikan yang melanda, KH Maimun Zubair tetap bersikap tenang. Setelahnya beliau melantunkan sebuah doa yang turut diaminkan para jamaah yang hadir. Setelah lantunan doa itu, hujan deras yang turun di kawasan sekitar pun langsung berhenti.
3. Menyembuhkan Sakit dengan Perantara Air Putih
Suatu hari Mbah Moen mengunjungi makam di Mesir, beliau dan rombongannya menyempatkan diri untuk mampir di sebuah rumah makan yang tampak sederhana.
Kemudian, beliau dimintai tolong untuk mendoakan air putih yang dibawakan seorang perempuan dengan harapan suaminya lekas sembuh. Setelahnya, KH Maimun Zubair mendatangi tempat suami perempuan tersebut.
Setelah itu, Mbah Moen mengoleskan air tersebut ke orang yang bersangkutan. Secara ajaib, suami dari perempuan yang meminta tolong tadi kondisinya berangsur membaik.
4. Mempersingkat Waktu Perjalanan
Suatu ketika, Mbah Moen meminta kepada Kiai Fadholan yang kuliah di Mesir untuk mengantarnya ke makam Imam Asy-Syadzili yang baru wafat di Mesir.
Mendengar permintaan itu, Kiyai Fadholan sempat bimbang karena perjalanan untuk menuju kesana butuh waktu yang cukup lama, sementara Mbah Moen sendiri waktunya cukup singkat untuk berada di Mesir.
Karena keyakinannya terhadap KH Maimun Zubair, Kiyai Fadholan menyewa sebuah mobil untuk menempuh perjalanan sekitar 400 Km yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 7 sampai 9 jam.
Akan tetapi, ternyata mereka bisa menempuhnya hanya dengan waktu sekitar 2,5 jam saja. Padahal, selama perjalanan juga sempat berhenti beberapa kali untuk menunaikan sholat.
Kiyai Maimun juga dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan pernah menjadi anggota dewan Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah tugasnya berakhir, beliau kembali mengurus pondok pesantrennya.
Ulama yang lahir dari pasangan KH Zubair Dahlan dan Hj Mahmudah sepanjang hidupnya telah memberi banyak kontribusi untuk umat Islam di Indonesia dan termasuk tokoh penting di Nahdlatul Ulama (NU).
Semasa hidupnya, Mbah Moen diketahui memiliki Karomah yang membuat kagum banyak orang. Berikut beberapa karomahnya dikutip dari berbagai sumber.
1. Mempunyai Penglihatan Batin
Layaknya seorang ulama besar, kediaman KH Maimun Zubair jarang terlihat sepi. Suatu hari, beliau kedatangan tamu dari marga Bin Syekh Abu Bakar dan Assegaf.
Akan tetapi, sebelum mereka mulai berbicara, Mbah Moen lebih dulu menghampirinya sembari berkata "Antum As-Seqaf, Antum BSA." Kedua Habaib itu pun kaget dan bertanya perihal dari mana beliau mengetahuinya.
Mbah Moen langsung menjawabnya: "Dari matanya sudah kelihatan." Setelahnya, mereka dipersilakan masuk dan dijamu dengan baik. Setelah makan, mereka diberikan dua buah amplop yang dikatakan untuk digunakan sesuai kebutuhan. Uniknya, ternyata isi amplop tersebut sesuai dengan apa yang keduanya butuhkan.
2. Menghentikan Hujan Deras Ketika Pengajian
Suatu ketika, pada kondisi pengajian turun hujan yang cukup deras. Hal ini membuat para jamaah mulai mencari posisi lain agar tidak kehujanan.
Di tengah kepanikan yang melanda, KH Maimun Zubair tetap bersikap tenang. Setelahnya beliau melantunkan sebuah doa yang turut diaminkan para jamaah yang hadir. Setelah lantunan doa itu, hujan deras yang turun di kawasan sekitar pun langsung berhenti.
3. Menyembuhkan Sakit dengan Perantara Air Putih
Suatu hari Mbah Moen mengunjungi makam di Mesir, beliau dan rombongannya menyempatkan diri untuk mampir di sebuah rumah makan yang tampak sederhana.
Kemudian, beliau dimintai tolong untuk mendoakan air putih yang dibawakan seorang perempuan dengan harapan suaminya lekas sembuh. Setelahnya, KH Maimun Zubair mendatangi tempat suami perempuan tersebut.
Setelah itu, Mbah Moen mengoleskan air tersebut ke orang yang bersangkutan. Secara ajaib, suami dari perempuan yang meminta tolong tadi kondisinya berangsur membaik.
4. Mempersingkat Waktu Perjalanan
Suatu ketika, Mbah Moen meminta kepada Kiai Fadholan yang kuliah di Mesir untuk mengantarnya ke makam Imam Asy-Syadzili yang baru wafat di Mesir.
Mendengar permintaan itu, Kiyai Fadholan sempat bimbang karena perjalanan untuk menuju kesana butuh waktu yang cukup lama, sementara Mbah Moen sendiri waktunya cukup singkat untuk berada di Mesir.
Karena keyakinannya terhadap KH Maimun Zubair, Kiyai Fadholan menyewa sebuah mobil untuk menempuh perjalanan sekitar 400 Km yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 7 sampai 9 jam.
Akan tetapi, ternyata mereka bisa menempuhnya hanya dengan waktu sekitar 2,5 jam saja. Padahal, selama perjalanan juga sempat berhenti beberapa kali untuk menunaikan sholat.