Raih Kemuliaan dengan Berbagi kepada Sesama
Selasa, 28 April 2020 - 07:15 WIB
JAKARTA - Ramadhan tidak hanya momentum untuk meningkatkan kesalehan individual dengan melakukan berbagai bentuk ritual ibadah. Ramadhan juga merupakan ajang bagi setiap pribadi muslim untuk meningkatkan kesalehan sosial dengan cara peduli kepada sesama yang membutuhkan.
Maka, pada Ramadhan kali ini saatnya kembali menunjukkan semangat gotong-royong dan berbagi. Apalagi, di tengah situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi virus corona. Setiap muslim yang berpuasa diharapkan tidak abai dengan lingkungan sekitarnya. Pastikan tidak seorang pun tetangga yang mengalami kelaparan atau tidak bisa berbuka dan makan sahur karena tidak memiliki makanan.
Pesan ini disampaikan secara terpisah oleh cendekiawan muslim Jimly Asshiddiqie dan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muchamad Cholil Nafis.
Menurut Jimly, Ramadhan adalah momentum bagi umat Islam meningkatkan iman. Melalui puasa umat Islam melakukan pembersihan diri (tazkiyatu al-nafs) dengan cara mengerjakan salat, banyak berdoa, memperbanyak amalan, dan banyak mengaji. Seluruh kegiatan ibadah ini bermuara pada terwujudnya kesalehan individual.
Namun, dia mengingatkan setiap umat Islam agar juga meningkatkan kesalehan sosial. Apalagi, di tengah pandemi corona seperti saat ini. “Kesalehan sosial harus kita praktikkan dalam hidup bertetangga. Ini saatnya kita bergotong-royong, jangan sampai ada tetangga yang tidak makan. Tunjukkan filosofi bangsa kita yang benar dan real dalam praktik,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Hanya, akibat banyaknya orang yang kesulitan secara ekonomi akibat Covid-19, bantuan untuk mereka yang membutuhkan perlu pengelolaan, tidak bisa hanya diselesaikan oleh individu-individu. “Jadi, saat ini persoalan dalam membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan ini bukan hanya soal komitmen, tapi juga perlu manajemen,” ujarnya.
Menurut mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, bantuan baik dalam bentuk sedekah, infak, ataupun zakat jika tidak dikelola tidak akan efisien. Karena itu, perlu peran organisasi negara, dalam hal ini pemerintah dalam pendistribusian bantuan.
Jimly mengusulkan agar pemerintah menggerakkan semua perangkatnya, sampai ke tingkat RT dan RW di seluruh Indonesia. Pemerintahan tingkat terbawah ini perlu dilibatkan, terutama dalam pembagian sembako. Setiap ketua RT dan RW harus memastikan tidak ada warganya yang kelaparan.
Mereka juga harus memastikan semua warganya yang membutuhkan bantuan terdata dengan baik. Dengan ada arahan langsung dari atas (pemerintah pusat) dia yakin masalah kesulitan ekonomi warga, khususnya pada saat Ramadan, bisa teratasi. “Makanan pasti cukup selama Ramadan ini. Hanya, memang penyalurannya perlu pengorganisasian agar efektif dan efisien,” ucapnya.
Dalam pandangan Kiai Cholil, momentum puasa di tengah wabah korona ini dapat dimanfaatkan untuk membangun keakraban dengan keluarga. Karena itu dia mendorong Ramadan menjadi sarana membangun kedekatan dengan keluarga inti, termasuk memberikan pendidikan lebih intensif kepada anggota keluarga.
Namun, dia mengingatkan agar setiap muslim tidak mengabaikan kesalehan sosial kepada orang lain, terlebih di tengah pandemi yang memicu banyak kesulitan di tengah masyarakat. Kiai Cholil menyatakan, banyak cara dan amalan yang bisa dilakukan umat Islam dalam berbagi di bulan mulia ini. "Gerakan peduli tetangga (ikram al-jaar). Jangan sampai ada tetangga yang tak bisa berbuka puasa," katanya. Bakti/Sindonews
Maka, pada Ramadhan kali ini saatnya kembali menunjukkan semangat gotong-royong dan berbagi. Apalagi, di tengah situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi virus corona. Setiap muslim yang berpuasa diharapkan tidak abai dengan lingkungan sekitarnya. Pastikan tidak seorang pun tetangga yang mengalami kelaparan atau tidak bisa berbuka dan makan sahur karena tidak memiliki makanan.
Pesan ini disampaikan secara terpisah oleh cendekiawan muslim Jimly Asshiddiqie dan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muchamad Cholil Nafis.
Menurut Jimly, Ramadhan adalah momentum bagi umat Islam meningkatkan iman. Melalui puasa umat Islam melakukan pembersihan diri (tazkiyatu al-nafs) dengan cara mengerjakan salat, banyak berdoa, memperbanyak amalan, dan banyak mengaji. Seluruh kegiatan ibadah ini bermuara pada terwujudnya kesalehan individual.
Namun, dia mengingatkan setiap umat Islam agar juga meningkatkan kesalehan sosial. Apalagi, di tengah pandemi corona seperti saat ini. “Kesalehan sosial harus kita praktikkan dalam hidup bertetangga. Ini saatnya kita bergotong-royong, jangan sampai ada tetangga yang tidak makan. Tunjukkan filosofi bangsa kita yang benar dan real dalam praktik,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Hanya, akibat banyaknya orang yang kesulitan secara ekonomi akibat Covid-19, bantuan untuk mereka yang membutuhkan perlu pengelolaan, tidak bisa hanya diselesaikan oleh individu-individu. “Jadi, saat ini persoalan dalam membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan ini bukan hanya soal komitmen, tapi juga perlu manajemen,” ujarnya.
Menurut mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, bantuan baik dalam bentuk sedekah, infak, ataupun zakat jika tidak dikelola tidak akan efisien. Karena itu, perlu peran organisasi negara, dalam hal ini pemerintah dalam pendistribusian bantuan.
Jimly mengusulkan agar pemerintah menggerakkan semua perangkatnya, sampai ke tingkat RT dan RW di seluruh Indonesia. Pemerintahan tingkat terbawah ini perlu dilibatkan, terutama dalam pembagian sembako. Setiap ketua RT dan RW harus memastikan tidak ada warganya yang kelaparan.
Mereka juga harus memastikan semua warganya yang membutuhkan bantuan terdata dengan baik. Dengan ada arahan langsung dari atas (pemerintah pusat) dia yakin masalah kesulitan ekonomi warga, khususnya pada saat Ramadan, bisa teratasi. “Makanan pasti cukup selama Ramadan ini. Hanya, memang penyalurannya perlu pengorganisasian agar efektif dan efisien,” ucapnya.
Dalam pandangan Kiai Cholil, momentum puasa di tengah wabah korona ini dapat dimanfaatkan untuk membangun keakraban dengan keluarga. Karena itu dia mendorong Ramadan menjadi sarana membangun kedekatan dengan keluarga inti, termasuk memberikan pendidikan lebih intensif kepada anggota keluarga.
Namun, dia mengingatkan agar setiap muslim tidak mengabaikan kesalehan sosial kepada orang lain, terlebih di tengah pandemi yang memicu banyak kesulitan di tengah masyarakat. Kiai Cholil menyatakan, banyak cara dan amalan yang bisa dilakukan umat Islam dalam berbagi di bulan mulia ini. "Gerakan peduli tetangga (ikram al-jaar). Jangan sampai ada tetangga yang tak bisa berbuka puasa," katanya. Bakti/Sindonews
(ysw)