Kisah Al-Mu'tashim Bela Budak Muslimah, 30 Ribu Tentara Romawi Terbunuh
Rabu, 28 Desember 2022 - 23:36 WIB
Kisah Al-Mu'tashim Billah (793-842 M) membela kehormatan seorang budak Muslimah termasuk di antara kisah yang masyhur pada masa kekhalifahan terdahulu. Al-Mu'tashim Billah merupakan seorang khalifah dari Bani Abbasiyah yang dikenal sangat perhatian dengan keselamatan dan kehormatan kaum muslimah.
Terdapat sebuah kisah yang menunjukkan kepedulian Khalifah Al-Mu'tashim kepada kaum muslimah. Peristiwa ini tercatat dalam kisah penaklukan Kota Ammuriyah (Amoria) Tahun 223 Hijriah.
Dilansir dari jurnal bertajuk "Khalifah Al Mu'tashim: Kajian Awal Mundurnya Daulah Abbasiyah", Al-Mu'tashim dilahirkan di Zapetra, pada 178 H (793 M) dan ibunya bernama Maridah. Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq ibnu Harun ar-Rasyid ibnu Muhammad al-Mahdi ibnu Abdullah ibnu Abbas.
Al-Mu'tashim adalah seorang yang secara fisik amat kuat. Sejak kecil sudah dilatih kemiliteran yang mendorongnya menjadi laki-laki pemberani. Akibatnya dia tidak menimba ilmu pengetahuan sehingga ayahnya tidak mengangkatnya sebagai putra mahkota. Akan tetapi, kariernya sebagai militer sangat menonjol pada masa Al-Ma'mun.
Karena prestasinya, diapun diangkat menjadi gubernur di Syam dan Mesir. Saat bertugas di Mesir inilah, dia mendapatkan gelar Al-Mu'tashim Billah yang berarti "yang berlindung kepada Allah".
Dikisahkan, pada Tahun 837 Masehi, ada seorang budak muslimah yang dilecehkan oleh kaum Romawi. Perempuan ini merupakan keturunan Bani Hasyim. Ketika tengah berbelanja di pasar, budak muslimah ini dilecehkan oleh sekelompok kaum Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.
Wanita muslimah itu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan kalimat yang legendaris: "Waa Mu'tashimaah!" yang artinya "Di mana engkau wahai Mu'tashim Billah".
Kabar ini lantas tersebar dan sampai ke telinga Al-Mu'tashim. Hal ini membuat sang khalifah menerjunkan puluhan ribu pasukannya untuk menyerbu Ammuriah.
Dengan pasukannya ini mereka mengepung Ammuriah selama lima bulan. Pada pertempuran itu, pasukan muslim berhasil membebaskan kota tersebut dari tangan Romawi. Sebanyak 30 ribu tentara Romawi terbunuh dan 30 ribu lainnya dijadikan tawanan.
Al-Mu'tashim mencari laporan tentang wanita yang memanggil namanya itu. Kemudian berkata "Wahai Saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?".
Sang wanita itu pun mengangguk terharu. Beliau lantas memutuskan untuk memerdekakan sang wanita muslimah itu.
Wallahu A'lam
Terdapat sebuah kisah yang menunjukkan kepedulian Khalifah Al-Mu'tashim kepada kaum muslimah. Peristiwa ini tercatat dalam kisah penaklukan Kota Ammuriyah (Amoria) Tahun 223 Hijriah.
Dilansir dari jurnal bertajuk "Khalifah Al Mu'tashim: Kajian Awal Mundurnya Daulah Abbasiyah", Al-Mu'tashim dilahirkan di Zapetra, pada 178 H (793 M) dan ibunya bernama Maridah. Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq ibnu Harun ar-Rasyid ibnu Muhammad al-Mahdi ibnu Abdullah ibnu Abbas.
Al-Mu'tashim adalah seorang yang secara fisik amat kuat. Sejak kecil sudah dilatih kemiliteran yang mendorongnya menjadi laki-laki pemberani. Akibatnya dia tidak menimba ilmu pengetahuan sehingga ayahnya tidak mengangkatnya sebagai putra mahkota. Akan tetapi, kariernya sebagai militer sangat menonjol pada masa Al-Ma'mun.
Karena prestasinya, diapun diangkat menjadi gubernur di Syam dan Mesir. Saat bertugas di Mesir inilah, dia mendapatkan gelar Al-Mu'tashim Billah yang berarti "yang berlindung kepada Allah".
Dikisahkan, pada Tahun 837 Masehi, ada seorang budak muslimah yang dilecehkan oleh kaum Romawi. Perempuan ini merupakan keturunan Bani Hasyim. Ketika tengah berbelanja di pasar, budak muslimah ini dilecehkan oleh sekelompok kaum Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.
Wanita muslimah itu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan kalimat yang legendaris: "Waa Mu'tashimaah!" yang artinya "Di mana engkau wahai Mu'tashim Billah".
Kabar ini lantas tersebar dan sampai ke telinga Al-Mu'tashim. Hal ini membuat sang khalifah menerjunkan puluhan ribu pasukannya untuk menyerbu Ammuriah.
Dengan pasukannya ini mereka mengepung Ammuriah selama lima bulan. Pada pertempuran itu, pasukan muslim berhasil membebaskan kota tersebut dari tangan Romawi. Sebanyak 30 ribu tentara Romawi terbunuh dan 30 ribu lainnya dijadikan tawanan.
Al-Mu'tashim mencari laporan tentang wanita yang memanggil namanya itu. Kemudian berkata "Wahai Saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?".
Sang wanita itu pun mengangguk terharu. Beliau lantas memutuskan untuk memerdekakan sang wanita muslimah itu.
Wallahu A'lam
(rhs)