Al-Muwattha Kitab Hadis Pertama dalam Islam, Ini Alasan Pemberian Namanya

Rabu, 04 Januari 2023 - 17:22 WIB
Al-Muwattha adalah kitab Hadis pertama yang menghimpun berbagai hadis baik yang marfu sanadnya, atsar-atsar yang mauquf dari para sahabat serta tabiin. Foto/Ist
Al-Muwattha' (الموطّا) merupakan kitab Hadis yang masyhur dalam khazanah Islam. Kitab yang disusun Imam Malik ini merupakan kitab Hadis pertama di antara 9 kitab Hadis paling populer.

Mengapa Imam Malik (wafat 179 H) memberi nama Al-Muwattha' untuk masterpiece-nya? Untuk diketahui, selain Al-Muwattha, ada beberapa kitab Hadis yang populer yang menjadi rujukan umat Islam di antaranya, Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, Sunan ad-Darimi, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.

Mengutip keterangan Muhammad Adib As-Syafiiyah Al-Asyariyah dalam satu kajiannya, Al-Muwattha' adalah kitab yang menghimpun berbagai Hadits, baik yang marfu' sanadnya, atsar-atsar yang mauquf dari para sahabat dan tabi'in. Bahkan memuat sejumlah ijtihad dan fatwa Imam Malik sendiri.

Al-Abhari berkata:

جملة ما في “الموطأ” من الآثار عن النبي صلى الله عليه وسلم وعن الصحابة والتابعين، ألف وسبعمائة وعشرون حديثا، المسند منها ستمائة حديث، والمرسل مائتان واثنان وعشرون حديثا، والموقوف ستمائة وثلاثة عشر، ومن قول التابعين مائتان وخمسة وثمانون

Artinya: "Jumlah riwayat yang ada di Muwattha' yang berupa atsar dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, para sahabat, dan tabi'in adalah 1.720 Hadits. 600 Hadits berstatus musnad, 222 Hadits berstatus mursal, 613 Hadits berstatus mauquf, dan qaul (perkataan) tabi'in berjumlah 285 Hadits."

Adapun tentang sebab penulisannya, Ibnu Abdil Barr menyinggungnya dalam Al-Istidzkar sebagai berikut:

أن أبا جعفر المنصور قال للإمام مالك : ( يا مالك ! اصنع للناس كتابا أحْمِلُهم عليه ، فما أحد اليوم أعلم منك !! ) فاستجاب الإمام مالك لطلبه ، ولكنه رفض أن يُلزِم الناس جميعا به

"Abu Ja'far al-Manshur (khalifah Bani Abbasiyah saat itu) berkata pada Imam Malik 'Wahai Malik, buatkanlah kitab untuk banyak orang yang aku bisa membawakannya kepada mereka, karena tidak ada satu orang pun pada hari ini yang lebih 'alim (berilmu) darimu'. Maka Imam Malik menjawab permintaannya, akan tetapi beliau menolak jika kitab ini dilazimkan (diwajibkan) kepada semua orang."

Alasan Imam Malik Memberi Nama Al-Muwattha'

Tentang kitabnya ini, Imam Malik pernah berkata:

عرضت كتابي هذا على سبعين فقيها من فقهاء المدينة، فكلهم واطأني عليه فسميته الموطأ

Artinya: "Aku telah memperlihatkan kitabku ini kepada 70 ahli fiqh Madinah. Mereka semua memberikan persetujuan kepadaku, maka aku namakanlah kitab ini dengan al-Muwattha' (yang disetujui)."

Kata مُوَطَّأ (Muwattha') berasal dari kata وَطَّأَ (Wattha-a) yang salah satu maknanya adalah مَهَّدَ (mahhada) yang artinya membentangkan, membukakan jalan, dan melancarkan. Seakan-akan ingin mengisyaratkan bahwa kitab ini seperti jalan yang telah dibukakan, yang telah diberi izin dari para ulama sehingga boleh diakses untuk dijadikan sebagai pedoman.

Bahkan dalam perkataan Imam Malik di atas, beliau menyatakan bahwa nama مُوَطَّأ (muwattha') dijadikan sebagai nama bagi kitabnya karena 70 ahli fiqh Madinah telah وَاطَأَ (waatha'a), yaitu وَافَقَهُ على ذلك artinya "telah menyetujui dan menyepakatinya".

Karena itulah kitab tersebut dinamakan Muwattha', karena kitab tersebut telah disetujui dan disepakati isinya oleh 70 ahli fiqih Madinah.

Referensi:

1. Mushtafa al-Shiba'i, al-Sunnah wa Makanatuha fi Tasyri' al-Islami (Kairo: Al-Maktabah al-Islami Dar el-Warraq, 2007 M, hlm 472-473).

2. Muhammad Abu Zahw, Al-Hadits wa al-Muhadditsun, (Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1378 H), hlm 246)

3. Islamqa: تعريف بموطأ الإمام مالك

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan:  ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK (Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu (berdzikir kepada-Mu), dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1301)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More