Asbabun Nuzul Surat Al-Hadid, Peringatan Agar Selalu Ingat Allah
Rabu, 11 Januari 2023 - 06:30 WIB
Surat Al-Hadid merupakan surah ke 57 dalam Al-Qur'an terdiri dari 29 ayat, diturunkan sesudah Surat Az-Zalzalah. Dinamai Al-Hadiid diambil dari perkataan Al-Hadiid (besi) yang terdapat pada ayat 25 surat ini.
Surat Al-Hadid memiliki kandungan dan pelajaran berharga di antaranya, sifat-sifat Allah dan kekuasaan-Nya, hakikat kehidupan, perintah menafkahkah harta. Penjelasan tentang penciptaan besi, tujuan diutusnya Rasul, keadaan orang-orang mukmin di akhirat.
Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surat Al-Hadid ini dijelaskan dalam ayat 16, 28, dan 29, sebagaimana dijelaskan oleh Imam As-Suyuti. Berikut firman-Nya dalam ayat 16:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ
Artinya: "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS Al Hadid ayat 16)
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dalam Al-Mushannaf dari Abdul Aziz bin Abi Ruwad bahwasanya para sahabat Nabi Muhammad SAW sempat bercanda dan tertawa tawa. Maka turunlah ayat ini: "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah." (QS Al-Hadid ayat 16)
As-Suddi meriwayatkan dari Al Qasim, dia mengatakan: "Para sahabat Rasulullah SAW merasa benar-benar bosan. Mereka kemudian berkata, 'Berceritalah kepada kami, wahai Rasulullah.' Maka Allah menurunkan ayat, 'Kami menceritakan padamu kisah yang paling baik.' (QS Yusuf: 3)
Kemudian mereka merasa benar-benar bosan dan berkata, 'Berceritalah kepada kami, wahai Rasulullah." Maka Allah menurunkan ayat, "Belumkah datang waktunya bagi orang orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah."
Ibnul Mubarak meriwayatkan dalam Kitab Az-Zuhd bahwa Sufyan telah mengisahkan kepada kami dari Al-A'masy, dia mengatakan: "Tatkala para sahabat Rasulullah SAW tiba di Madinah. Mereka mendapatkan mata pencaharian sebagaimana yang mereka dapatkan setelah melakukan usaha yang sangat keras, sehingga sebagian dari mereka merasa kendur dari sebagian aktivitas ibadah yang biasa mereka lakukan." Dari kejadian itulah maka turun ayat tersebut.
Pada Ayat 28, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَءَامِنُوا۟ بِرَسُولِهِۦ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِۦ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِۦ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hadid ayat 28)
Ath-Thabarani meriwayatkan dalam Al-Ausath dengan sanad yang di dalamnya nada perawi yang tidak dikenal, dari Ibnu Abbas, bahwa ada 40 sahabat Raja An-Najasyi datang menemui Nabi Muhammad SAW. Mereka menyaksikan pada Perang Uhud. Maka di antara mereka ada yang terluka tetapi tidak seorangpun di antara mereka terbunuh.
Ketika mereka melihat kaum muslimin membutuhkan pertolongan maka mereka berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah ahli perjalanan, maka izinkanlah kami membawa harta kami untuk bakti sosial kepada kaum muslimin. Maka Allah menurunkan ayat: "Orang-orang yang telah kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur'an itu." (Al-Qashash: 52)
Ketika ayat itu turun, mereka berkata, "Wahai sekalian kaum muslimin, adapun diantara kami yang beriman dengan kitab kalian, maka baginya satu pahala sebagaimana pahala kalian."
Maka Allah menurunkan ayat "Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,"
Ibnu Hatim meriwayatkan dari Muqatil, dia mengatakan. Tatkala turun ayat, "Mereka adalah orang orang yang diberi pahala sebanyak dua kali disebabkan kesabaran mereka." (Al-Qashash: 54)
Para ahli kitab yang beriman lalu membanggakan di hadapan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka berkata, "Kami mendapatkan dua pahala sedangkan kalian mendapatkan satu pahala." Hal ini terasa berat di hati para sahabat. Maka Allah menurunkan ayat, "Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian," Dengan demikian Allah menjadikan bagi para sahabat dua pahala sebagaimana orang ahli kitab yang beriman.
Kemudian pada Ayat 29, Allah berfirman:
لِّئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّن فَضْلِ ٱللَّهِ ۙ وَأَنَّ ٱلْفَضْلَ بِيَدِ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
Surat Al-Hadid memiliki kandungan dan pelajaran berharga di antaranya, sifat-sifat Allah dan kekuasaan-Nya, hakikat kehidupan, perintah menafkahkah harta. Penjelasan tentang penciptaan besi, tujuan diutusnya Rasul, keadaan orang-orang mukmin di akhirat.
Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surat Al-Hadid ini dijelaskan dalam ayat 16, 28, dan 29, sebagaimana dijelaskan oleh Imam As-Suyuti. Berikut firman-Nya dalam ayat 16:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ
Artinya: "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS Al Hadid ayat 16)
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dalam Al-Mushannaf dari Abdul Aziz bin Abi Ruwad bahwasanya para sahabat Nabi Muhammad SAW sempat bercanda dan tertawa tawa. Maka turunlah ayat ini: "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah." (QS Al-Hadid ayat 16)
As-Suddi meriwayatkan dari Al Qasim, dia mengatakan: "Para sahabat Rasulullah SAW merasa benar-benar bosan. Mereka kemudian berkata, 'Berceritalah kepada kami, wahai Rasulullah.' Maka Allah menurunkan ayat, 'Kami menceritakan padamu kisah yang paling baik.' (QS Yusuf: 3)
Kemudian mereka merasa benar-benar bosan dan berkata, 'Berceritalah kepada kami, wahai Rasulullah." Maka Allah menurunkan ayat, "Belumkah datang waktunya bagi orang orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah."
Ibnul Mubarak meriwayatkan dalam Kitab Az-Zuhd bahwa Sufyan telah mengisahkan kepada kami dari Al-A'masy, dia mengatakan: "Tatkala para sahabat Rasulullah SAW tiba di Madinah. Mereka mendapatkan mata pencaharian sebagaimana yang mereka dapatkan setelah melakukan usaha yang sangat keras, sehingga sebagian dari mereka merasa kendur dari sebagian aktivitas ibadah yang biasa mereka lakukan." Dari kejadian itulah maka turun ayat tersebut.
Pada Ayat 28, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَءَامِنُوا۟ بِرَسُولِهِۦ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِۦ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِۦ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hadid ayat 28)
Ath-Thabarani meriwayatkan dalam Al-Ausath dengan sanad yang di dalamnya nada perawi yang tidak dikenal, dari Ibnu Abbas, bahwa ada 40 sahabat Raja An-Najasyi datang menemui Nabi Muhammad SAW. Mereka menyaksikan pada Perang Uhud. Maka di antara mereka ada yang terluka tetapi tidak seorangpun di antara mereka terbunuh.
Ketika mereka melihat kaum muslimin membutuhkan pertolongan maka mereka berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah ahli perjalanan, maka izinkanlah kami membawa harta kami untuk bakti sosial kepada kaum muslimin. Maka Allah menurunkan ayat: "Orang-orang yang telah kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur'an itu." (Al-Qashash: 52)
Ketika ayat itu turun, mereka berkata, "Wahai sekalian kaum muslimin, adapun diantara kami yang beriman dengan kitab kalian, maka baginya satu pahala sebagaimana pahala kalian."
Maka Allah menurunkan ayat "Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,"
Ibnu Hatim meriwayatkan dari Muqatil, dia mengatakan. Tatkala turun ayat, "Mereka adalah orang orang yang diberi pahala sebanyak dua kali disebabkan kesabaran mereka." (Al-Qashash: 54)
Para ahli kitab yang beriman lalu membanggakan di hadapan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka berkata, "Kami mendapatkan dua pahala sedangkan kalian mendapatkan satu pahala." Hal ini terasa berat di hati para sahabat. Maka Allah menurunkan ayat, "Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian," Dengan demikian Allah menjadikan bagi para sahabat dua pahala sebagaimana orang ahli kitab yang beriman.
Kemudian pada Ayat 29, Allah berfirman:
لِّئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّن فَضْلِ ٱللَّهِ ۙ وَأَنَّ ٱلْفَضْلَ بِيَدِ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ