Amalan di Bulan Syaban sebagai Bekal Menjelang Ramadhan
loading...
A
A
A
Banyak amalan di bulan Syaban (bulan hijriyah yang terletak setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan) yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Untuk itu umat Muslim harus dapat mengoptimalkan amalan-amalan di bulan mulia ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Syaban ini mengisinya dengan memperbanyak berpuasa, sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan hal tersebut di dalam hadis berikut:
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaidradhiyallahu ‘anhumabahwasanya dia berkata, “Ya Rasulullah! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban ?” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa”.(HR Bukhari)
Lantas, amalan-amalan apa yang disyariatkan pada bulan Syaban ini? Menurut Ustadz Sa'id Yai Ardiansyah Lc, MA, dai alumni Universits Madinah dalam tulisan di laman dakwah muslim disebutkan beberapa amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah dan para as-salafush-shalihpada bulan ini.
Amalan-amalan bulan Syaban tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbanyak puasa
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak puasa pada bulan ini tidak seperti beliau berpuasa pada bulan-bulan yang lain.
Diriwayatkan dari ‘Aisyahradhiallahu ‘anhabahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamberpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallammenyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.”(HR Bukhari dan Muslim)
Begitu pula istri beliau Ummu Salamahradhiyallahu ‘anhamengatakan:
“Saya tidak pernah mendapatkan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.”(HR An-Nasai dan Tirmidzi)
Ini menunjukkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamhampir berpuasa Sya’ban seluruhnya. Para ulama menyebutkan bahwa puasa di bulan Sya’ban meskipun dia hanya puasa sunnah, tetapi memiliki peran penting untuk menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadhan. Seperti shalat fardhu, shalat fardhu memiliki shalat sunnah rawatib, yaitu: qabliyah dan ba’diyah. Shalat-shalat tersebut bisa menutupi kekurangan shalat fardhu yang dikerjakan. Sama halnya dengan puasa Ramadhan, dia memiliki puasa sunnah di bulan Sya’ban dan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal.Orang yang memulai puasa di bulan Sya’ban insya Allah tidak terlalu kesusahan menghadapi bulan Ramadhan.
2. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an mulai diperbanyak dari awal bulan Sya’ban , sehingga ketika menghadapi bulan Ramadhan, seorang muslim akan bisa menambah lebih banyak lagi bacaan Al-Qur’an-nya. Salamah bin Kuhailrahimahullahberkata:
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Syaban ini mengisinya dengan memperbanyak berpuasa, sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan hal tersebut di dalam hadis berikut:
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaidradhiyallahu ‘anhumabahwasanya dia berkata, “Ya Rasulullah! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban ?” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa”.(HR Bukhari)
Lantas, amalan-amalan apa yang disyariatkan pada bulan Syaban ini? Menurut Ustadz Sa'id Yai Ardiansyah Lc, MA, dai alumni Universits Madinah dalam tulisan di laman dakwah muslim disebutkan beberapa amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah dan para as-salafush-shalihpada bulan ini.
Amalan-amalan bulan Syaban tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbanyak puasa
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak puasa pada bulan ini tidak seperti beliau berpuasa pada bulan-bulan yang lain.
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ, فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ
وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Diriwayatkan dari ‘Aisyahradhiallahu ‘anhabahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamberpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallammenyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.”(HR Bukhari dan Muslim)
Begitu pula istri beliau Ummu Salamahradhiyallahu ‘anhamengatakan:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلاَّ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
“Saya tidak pernah mendapatkan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.”(HR An-Nasai dan Tirmidzi)
Ini menunjukkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamhampir berpuasa Sya’ban seluruhnya. Para ulama menyebutkan bahwa puasa di bulan Sya’ban meskipun dia hanya puasa sunnah, tetapi memiliki peran penting untuk menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadhan. Seperti shalat fardhu, shalat fardhu memiliki shalat sunnah rawatib, yaitu: qabliyah dan ba’diyah. Shalat-shalat tersebut bisa menutupi kekurangan shalat fardhu yang dikerjakan. Sama halnya dengan puasa Ramadhan, dia memiliki puasa sunnah di bulan Sya’ban dan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal.Orang yang memulai puasa di bulan Sya’ban insya Allah tidak terlalu kesusahan menghadapi bulan Ramadhan.
2. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an mulai diperbanyak dari awal bulan Sya’ban , sehingga ketika menghadapi bulan Ramadhan, seorang muslim akan bisa menambah lebih banyak lagi bacaan Al-Qur’an-nya. Salamah bin Kuhailrahimahullahberkata:
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ الْقُرَّاءِ
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).”