Ramadhan di Amerika, Suara Azan dan Mempercantik Rumah
loading...
A
A
A
INI terjadi di Amerika Serikat. Tepatnya di Cedar-Riverside Minneapolis. Menandai bulan suci Ramadhan di rumah, umat Islam mengumandangkan azan di tempat umum. Sementara masjid-masjid di Negeri Paman Sam itu ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19..
Peristiwa itu terjadi pada Jumat 24 April 2010. Bagi AS, ini adalah untuk pertama kali, panggilan salat itu boleh dikumandangkan di tempat umum. Hal itu juga terjadi setelah Masjid Dar Al Hijrah di lingkungan Cedar-Riverside Minneapolis diizinkan untuk mengumandangkan azan dengan menggunakan pengeras suara sejak Februari lalu.
Pada Ramadhan ini azan akan disiarkan lima kali dalam sehari. Tentu saja, kebijakan ini menyenangkan minoritas Muslim di negeri itu saat pandemi coronavirus.
Meskipun azan dikumandangkan, tetap saja salat harus dilakukan di rumah saja. "Azan sangat penting untuk melindungi kehidupan manusia," kata Imam Sharif Mohamed dari Dar Al-Hijrah ketika belasan orang menyaksikan dari atap, Star Tribune melaporkan.
"Meskipun kami menyuruh orang datang ke masjid, kami juga mengatakan kepada mereka 'tetap di rumah Anda.' Itu disiarkan dalam bahasa Arab, Somalia, Inggris, dan Oromo," katanya.
Pemimpin agama telah menyerukan kepada umat Islam untuk salat di rumah karena seluruh bumi pada dasarnya adalah masjid bagi umat Islam.
"Pusat-pusat Islam bukan satu-satunya tempat untuk berkomunikasi dengan ilahi," kata Imam Abdul Mawgoud Dardery dari Brooklyn Park Islamic Center. "Islam mengajarkan bahwa Anda bisa melakukan itu dari seluruh Bumi," ujarnya seperti dikutip aboutislam.net.
Azan hanyalah sebagai panggilan untuk mengumumkan bahwa waktu salat telah tiba untuk salat wajib tertentu.
Umat Islam di Paterson, New Jersey, diizinkan mengumandangkan azan di depan umum sejak Februari.
Mendekorasi Rumah
Ramadhan tahun ini memang menjadi ujian bagi umat Islam di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, umat Islam harus menjalani Ramadhan di rumah.
Begitu memasuki Ramadhan, keluarga Muslim di AS mulai mendekorasi rumah. Mereka membangun suasa baru tempat tinggal mereka agar suasana Ramadhan benar-benar terasa di rumah.
Mendekorasi rumah pada bulan Ramadhan adalah tradisi umum bagi umat Islam di AS. Hanya saja, tahun ini menjadi lebih penting karena aktivitas ibadah di bulan suci ini akan dihabiskan di rumah. Keluarga Muslim memahami nilai dalam mengolah ruangan di rumah mereka yang melambangkan kehadiran Ramadhan.
Cara menghiasi rumah dapat menentukan suasana hati mereka. “Ketika cucu perempuan saya yang berumur dua tahun melihat apa yang diciptakan ibunya di rumah, dia tidak bisa mengatakan apa pun kecuali Allahu Akbar, yang hanya menegaskan bahwa dunia adalah masjid kita,” kata Mumina Ali.
Selain mengatur kembali ruang untuk salat, keluarga dipaksa untuk memeriksa peran dan kewajiban mereka di rumah.
“Ramadhan ini kali memang berbeda. Kita tidak akan bersama di masjid," kata Shaza Khan. “Keluarga kami duduk bersama berusaha mencari tahu bagaimana kami akan melakukan tarawih di rumah. Kami memutuskan bahwa kedua putra kami akan menjadi imam tarawih. Ini akan menjadi Ramadhan yang berbeda. Dan saya pikir itu tidak semuanya buruk,” lanjutnya.
Ramadhan mengilhami kita untuk berpikir di luar amal ibadah kita untuk menciptakan kenangan yang bermakna yang akan bertahan seumur hidup.
Bagi orangtua dari anak-anak, kegiatan Ramadhan sangat penting untuk membantu memfasilitasi pemahaman dasar dan pemahaman konsep kerohanian selama Ramadhan.
Muslim Amerika membagikan kisah inspirasional, gambar, dan kisah kegiatan mereka selama beberapa hari di bulan yang diberkahi ini.
“Saya menciptakan ruang untuk kegiatan anak-anak saya selama bulan Ramadhan. Kami telah menciptakan kerajinan tangan dan kami akan mendata amalan ibadah kami di rumah tangga menggunakan toples berwarna,” kata Kamilah Naim kepada AboutIslam.net.
“Saya memutuskan untuk mendengarkan podcast yang bermakna dan melukiskan apa yang ada di hati saya, yaitu Allah SWT,” tambah Verinque Cooper.
Salah satu perbedaan paling signifikan dengan Ramadhan ini adalah kebutuhan bagi Muslim Amerika untuk mengatur kembali ruang-ruang yang sudah ada di rumah mereka sendiri.
Biasanya, Muslim Amerika memiliki budaya datang ke masjid untuk salat berjamaah dan buka puasa selama bulan Ramadhan.
Kini, mereka memeriksa kembali peran keluarga dan menciptakan lingkungan yang mencerminkan masjid di rumah mereka sendiri.
Ramadhan ini adalah sejarah yang penting bagi kita untuk memahami pentingnya menciptakan Ramadhan untuk diingat oleh anak-anak kita. Ramadhan di rumah akan berbeda tetapi istimewa bagi banyak keluarga kita di seluruh dunia. (Baca juga: Puasa di Tanah Suci Saat Pandemi, Irfan: Doakan Kami Bisa Pulang )
Peristiwa itu terjadi pada Jumat 24 April 2010. Bagi AS, ini adalah untuk pertama kali, panggilan salat itu boleh dikumandangkan di tempat umum. Hal itu juga terjadi setelah Masjid Dar Al Hijrah di lingkungan Cedar-Riverside Minneapolis diizinkan untuk mengumandangkan azan dengan menggunakan pengeras suara sejak Februari lalu.
Pada Ramadhan ini azan akan disiarkan lima kali dalam sehari. Tentu saja, kebijakan ini menyenangkan minoritas Muslim di negeri itu saat pandemi coronavirus.
Meskipun azan dikumandangkan, tetap saja salat harus dilakukan di rumah saja. "Azan sangat penting untuk melindungi kehidupan manusia," kata Imam Sharif Mohamed dari Dar Al-Hijrah ketika belasan orang menyaksikan dari atap, Star Tribune melaporkan.
"Meskipun kami menyuruh orang datang ke masjid, kami juga mengatakan kepada mereka 'tetap di rumah Anda.' Itu disiarkan dalam bahasa Arab, Somalia, Inggris, dan Oromo," katanya.
Pemimpin agama telah menyerukan kepada umat Islam untuk salat di rumah karena seluruh bumi pada dasarnya adalah masjid bagi umat Islam.
"Pusat-pusat Islam bukan satu-satunya tempat untuk berkomunikasi dengan ilahi," kata Imam Abdul Mawgoud Dardery dari Brooklyn Park Islamic Center. "Islam mengajarkan bahwa Anda bisa melakukan itu dari seluruh Bumi," ujarnya seperti dikutip aboutislam.net.
Azan hanyalah sebagai panggilan untuk mengumumkan bahwa waktu salat telah tiba untuk salat wajib tertentu.
Umat Islam di Paterson, New Jersey, diizinkan mengumandangkan azan di depan umum sejak Februari.
Mendekorasi Rumah
Ramadhan tahun ini memang menjadi ujian bagi umat Islam di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, umat Islam harus menjalani Ramadhan di rumah.
Begitu memasuki Ramadhan, keluarga Muslim di AS mulai mendekorasi rumah. Mereka membangun suasa baru tempat tinggal mereka agar suasana Ramadhan benar-benar terasa di rumah.
Mendekorasi rumah pada bulan Ramadhan adalah tradisi umum bagi umat Islam di AS. Hanya saja, tahun ini menjadi lebih penting karena aktivitas ibadah di bulan suci ini akan dihabiskan di rumah. Keluarga Muslim memahami nilai dalam mengolah ruangan di rumah mereka yang melambangkan kehadiran Ramadhan.
Cara menghiasi rumah dapat menentukan suasana hati mereka. “Ketika cucu perempuan saya yang berumur dua tahun melihat apa yang diciptakan ibunya di rumah, dia tidak bisa mengatakan apa pun kecuali Allahu Akbar, yang hanya menegaskan bahwa dunia adalah masjid kita,” kata Mumina Ali.
Selain mengatur kembali ruang untuk salat, keluarga dipaksa untuk memeriksa peran dan kewajiban mereka di rumah.
“Ramadhan ini kali memang berbeda. Kita tidak akan bersama di masjid," kata Shaza Khan. “Keluarga kami duduk bersama berusaha mencari tahu bagaimana kami akan melakukan tarawih di rumah. Kami memutuskan bahwa kedua putra kami akan menjadi imam tarawih. Ini akan menjadi Ramadhan yang berbeda. Dan saya pikir itu tidak semuanya buruk,” lanjutnya.
Ramadhan mengilhami kita untuk berpikir di luar amal ibadah kita untuk menciptakan kenangan yang bermakna yang akan bertahan seumur hidup.
Bagi orangtua dari anak-anak, kegiatan Ramadhan sangat penting untuk membantu memfasilitasi pemahaman dasar dan pemahaman konsep kerohanian selama Ramadhan.
Muslim Amerika membagikan kisah inspirasional, gambar, dan kisah kegiatan mereka selama beberapa hari di bulan yang diberkahi ini.
“Saya menciptakan ruang untuk kegiatan anak-anak saya selama bulan Ramadhan. Kami telah menciptakan kerajinan tangan dan kami akan mendata amalan ibadah kami di rumah tangga menggunakan toples berwarna,” kata Kamilah Naim kepada AboutIslam.net.
“Saya memutuskan untuk mendengarkan podcast yang bermakna dan melukiskan apa yang ada di hati saya, yaitu Allah SWT,” tambah Verinque Cooper.
Salah satu perbedaan paling signifikan dengan Ramadhan ini adalah kebutuhan bagi Muslim Amerika untuk mengatur kembali ruang-ruang yang sudah ada di rumah mereka sendiri.
Biasanya, Muslim Amerika memiliki budaya datang ke masjid untuk salat berjamaah dan buka puasa selama bulan Ramadhan.
Kini, mereka memeriksa kembali peran keluarga dan menciptakan lingkungan yang mencerminkan masjid di rumah mereka sendiri.
Ramadhan ini adalah sejarah yang penting bagi kita untuk memahami pentingnya menciptakan Ramadhan untuk diingat oleh anak-anak kita. Ramadhan di rumah akan berbeda tetapi istimewa bagi banyak keluarga kita di seluruh dunia. (Baca juga: Puasa di Tanah Suci Saat Pandemi, Irfan: Doakan Kami Bisa Pulang )
(mhy)