Amalan Muslimah yang Sedang Haid agar Tetap Mendapat Keutamaan Malam Lailatulqadar
loading...
A
A
A
Di bulan Ramadan ada malam Lailatulqadar , yang merupakan malam terbaikdi antara malam-malam lain dalam setahun, yangberibadahdi dalamnya bernilai lebih dari 1000 bulan. Lantas bagaimana dengan seorang muslimah yang sedang haid? Bisakah ia mendapat keutamaan malam Lailatulqadar ini?
Adh-Dhahak seorang tabiin yang dikenal sebagai bejana ilmu, pernah ditanya, “Bagaimana pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari Lailatulqadar?”
Adh-Dhahak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian Lailatul Qadr.” (Kitab Lathaif Al-Ma’arif)
Juga Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR Bukhari)
Pertama harus dipahami, bahwa saat wanita mendapatkan haid, dia tidak salat di masa itu, dan itu adalah bagian ketaatan pada Allah. Artinya, muslimah yang sedang berhalangan saat haid, apabila di bulan Ramadan mereka senantiasa mendawamkan salat qiyamul lail, maka pada saat haid pun pahala itu akan tetap tercatat baginya meskipun dia sedang berhalangan untuk salat.
Adapun itikafnya Muslimah adalah lebih utama di rumahnya, dan jumhur ulama berpendapat bahwa wanita haid tidak dibolehkan masuk ke dalam masjid.
Ustadz Felix Siauw yang dikutip di lama instagramnya, selain salat, masih ada amalan-amalan yang bisa dilakukan muslimah untuk menghidupkan malam (qiyamul lail) Ramadan, di anataranya :
1. Membaca dan mengulang-ulang Al-Qur'an yang sudah dihafalkan
2. Berzikir, berdoa dan beristighfar yang banyak
3. Membaca buku tentang tsaqafah Islam, mendengarkan kajian Islam
4. Khususnya doa "Allahumma innaka afwun, tuhibbul afwa fa'fuanni"
Yang artinya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, menyukai memberi ampun, maka ampunilah aku". Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
Wallahu A'lam
Adh-Dhahak seorang tabiin yang dikenal sebagai bejana ilmu, pernah ditanya, “Bagaimana pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari Lailatulqadar?”
Adh-Dhahak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian Lailatul Qadr.” (Kitab Lathaif Al-Ma’arif)
Juga Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR Bukhari)
Pertama harus dipahami, bahwa saat wanita mendapatkan haid, dia tidak salat di masa itu, dan itu adalah bagian ketaatan pada Allah. Artinya, muslimah yang sedang berhalangan saat haid, apabila di bulan Ramadan mereka senantiasa mendawamkan salat qiyamul lail, maka pada saat haid pun pahala itu akan tetap tercatat baginya meskipun dia sedang berhalangan untuk salat.
Adapun itikafnya Muslimah adalah lebih utama di rumahnya, dan jumhur ulama berpendapat bahwa wanita haid tidak dibolehkan masuk ke dalam masjid.
Ustadz Felix Siauw yang dikutip di lama instagramnya, selain salat, masih ada amalan-amalan yang bisa dilakukan muslimah untuk menghidupkan malam (qiyamul lail) Ramadan, di anataranya :
1. Membaca dan mengulang-ulang Al-Qur'an yang sudah dihafalkan
2. Berzikir, berdoa dan beristighfar yang banyak
3. Membaca buku tentang tsaqafah Islam, mendengarkan kajian Islam
4. Khususnya doa "Allahumma innaka afwun, tuhibbul afwa fa'fuanni"
Yang artinya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, menyukai memberi ampun, maka ampunilah aku". Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
Wallahu A'lam
(wid)