Apakah Nabi Muhammad SAW Tahu Kapan Malam Lailatulqadar?
loading...
A
A
A
Al-Qur'an menegaskan bahwa Lailatulqadar (malam kemuliaan) lebih baik daripada seribu bulan. Ibadah pada malam itu mempunyai keutamaan dan nilai yang sangat tinggi di sisi Allah.
Pertanyaannya, apakah Nabi Muhammad ﷺ mengetahui kapan malam Lailatulqadar? Menurut Ustaz Amru Hamdany, ada dua alasan yang membenarkan bahwa Rasulullah SAW mengetahui malam kemuliaan itu.
Ustaz Amru menukil keterangan dari Syaikh Abdullah Al-Ghumari dalam Ghoyatul Ihsan yang merojihkan pendapat bahwa Nabi Muhammad ﷺ mengetahuinya.
Berikut Dua Alasannya:
1. Imam Al-Bukhari dalam shahihnya menukil dari Imam Sufyan bin Uyainah yang mengatakan bahwa setiap ayat dalam Al-Qur'an dengan lafadz: [وَمَا أَدْرَاكَ] "wa maa adrooka", berarti Allah Ta'ala telah memberitahu Nabi.
Dan setiap ayat dengan lafadz [وَمَا يُدْرِيكَ] "wa maa yudriika", berarti Allah tidak memberitahu Nabi.
Kedua lafadz ini berarti "Tahukah engkau?" Dan ayat tentang Lailatulqadar turun dengan lafadz pertama. Ini menunjukkan bahwa Allah memberitahu Nabi Muhammad SAW tentang malam itu secara utuh, termasuk waktunya.
2. Imam Thabrani meriwayatkan bahwa sahabat Abdullah bin Unais pernah bertanya kepada baginda Nabi mengenai kapan malam Lailatulqadar itu. Nabi ﷺ kemudian bersabda:
لولا أن يتركَ الناسُ الصلاةَ إلا تِلك الليلَة لأخْبرتُك
Artinya: "Jika saja manusia tidak meninggalkan ibadah sholat malam kecuali di hari itu maka aku akan memberitahumu."
"Ada khilaf di antara para ulama mengenai apakah malam Lailatulqadar ini hanya ada pada umat Nabi Muhammad ﷺ atau ada juga pada umat-umat terdahulu," jelas Ustaz Amru Hamdany, Dai yang sedang menimba ilmu di Al-Azhar Mesir.
Imam Ibnu Katsir dan Al-Hafidz Ibnu Hajar lebih condong kepada pendapat bahwa Lailatulqadar bukan dari khususiyah ummat ini. Syaikh Al-Ghumari sepertinya lebih memilih pendapat ini. Sedangkan jumhur ulama memilih bahwa Lailatulqadar termasuk keistimewaan umat ini.
Amalan di Malam Lailatulqadar
Setiap muslim dianjurkan menghidupkan amalan pada malam Lailatulqadar. Berikut amalannya:
1. Minimal mengerjakan salat Isya berjamaah dan ber'azam untuk sholat Subuh berjamaah.
2. Bangun untuk ibadah di sebagian besar malam.
3. Bangun untuk ibadah semalam full.
4. Disunnahkan pada malam-malam yang dimungkinkan turunnya Lailatulqadar untuk mandi, memakai pakaian terindah, dan berwangi-wangi.
5. Pada malam 10 terakhir Ramadan ini usahakan jangan sampai ketinggalan sholat Isya berjamaah.
Imam Tamim Ad-Dari diriwayatkan selalu memakai jubah yang ia beli seharga 1.000 Dirham di malam yang diharapkan turunnya Lailatulqadar. Begitu juga sahabat Anas bin Malik, beliau memiliki pakaian khusus untuk menyambut Lailatulqadar. Setelah Subuh, pakaian itu beliau lipat kembali sampai datangnya Ramadan berikutnya.
Semoga Allah memberi kita taufik-Nya agar bisa menghidupkan malam istimewa tersebut. Wallahu A'lam!
Pertanyaannya, apakah Nabi Muhammad ﷺ mengetahui kapan malam Lailatulqadar? Menurut Ustaz Amru Hamdany, ada dua alasan yang membenarkan bahwa Rasulullah SAW mengetahui malam kemuliaan itu.
Ustaz Amru menukil keterangan dari Syaikh Abdullah Al-Ghumari dalam Ghoyatul Ihsan yang merojihkan pendapat bahwa Nabi Muhammad ﷺ mengetahuinya.
Berikut Dua Alasannya:
1. Imam Al-Bukhari dalam shahihnya menukil dari Imam Sufyan bin Uyainah yang mengatakan bahwa setiap ayat dalam Al-Qur'an dengan lafadz: [وَمَا أَدْرَاكَ] "wa maa adrooka", berarti Allah Ta'ala telah memberitahu Nabi.
Dan setiap ayat dengan lafadz [وَمَا يُدْرِيكَ] "wa maa yudriika", berarti Allah tidak memberitahu Nabi.
Kedua lafadz ini berarti "Tahukah engkau?" Dan ayat tentang Lailatulqadar turun dengan lafadz pertama. Ini menunjukkan bahwa Allah memberitahu Nabi Muhammad SAW tentang malam itu secara utuh, termasuk waktunya.
2. Imam Thabrani meriwayatkan bahwa sahabat Abdullah bin Unais pernah bertanya kepada baginda Nabi mengenai kapan malam Lailatulqadar itu. Nabi ﷺ kemudian bersabda:
لولا أن يتركَ الناسُ الصلاةَ إلا تِلك الليلَة لأخْبرتُك
Artinya: "Jika saja manusia tidak meninggalkan ibadah sholat malam kecuali di hari itu maka aku akan memberitahumu."
"Ada khilaf di antara para ulama mengenai apakah malam Lailatulqadar ini hanya ada pada umat Nabi Muhammad ﷺ atau ada juga pada umat-umat terdahulu," jelas Ustaz Amru Hamdany, Dai yang sedang menimba ilmu di Al-Azhar Mesir.
Imam Ibnu Katsir dan Al-Hafidz Ibnu Hajar lebih condong kepada pendapat bahwa Lailatulqadar bukan dari khususiyah ummat ini. Syaikh Al-Ghumari sepertinya lebih memilih pendapat ini. Sedangkan jumhur ulama memilih bahwa Lailatulqadar termasuk keistimewaan umat ini.
Amalan di Malam Lailatulqadar
Setiap muslim dianjurkan menghidupkan amalan pada malam Lailatulqadar. Berikut amalannya:
1. Minimal mengerjakan salat Isya berjamaah dan ber'azam untuk sholat Subuh berjamaah.
2. Bangun untuk ibadah di sebagian besar malam.
3. Bangun untuk ibadah semalam full.
4. Disunnahkan pada malam-malam yang dimungkinkan turunnya Lailatulqadar untuk mandi, memakai pakaian terindah, dan berwangi-wangi.
5. Pada malam 10 terakhir Ramadan ini usahakan jangan sampai ketinggalan sholat Isya berjamaah.
Imam Tamim Ad-Dari diriwayatkan selalu memakai jubah yang ia beli seharga 1.000 Dirham di malam yang diharapkan turunnya Lailatulqadar. Begitu juga sahabat Anas bin Malik, beliau memiliki pakaian khusus untuk menyambut Lailatulqadar. Setelah Subuh, pakaian itu beliau lipat kembali sampai datangnya Ramadan berikutnya.
Semoga Allah memberi kita taufik-Nya agar bisa menghidupkan malam istimewa tersebut. Wallahu A'lam!
(rhs)