Soal Lebaran Ikut Saja Ulil Amri, Siapa Sejatinya Ulil Amri Itu?
loading...
A
A
A
Senada dengan sejumlah kitab tafsir di atas, al-Alusi, pengarang tafsir Ruh al-Maani, mendata adanya beberapa pandangan tentang makna ulil amri. Ada yang mengatakan bahwa ulil amri itu adalah pemimpin kaum muslimin (umara al-muslimin) pada masa Rasul dan sesudahnya. Mereka itu adalah para khalifah, sultan, qadhi (hakim) dan yang lainnya. Ada juga yang mengatakan bahwa maknanya adalah pemimpin sariyah. Juga ada yang berpendapat bahwa ulil amri itu adalah ahlul ilmi.
Sedangkan Muhammad Ibn Katsir dalam Tafsir al-Quran al-Azhim, setelah mengutip sejumlah hadis mengenai makna ulil amri, menyimpulkan bahwa ulil amri itu adalah, menurut zahirnya, ulama. Sedangkan secara umum ulil amri itu adalah umara dan ulama.
Dalam kitab Ahkam al-Quran, Ibn al-Arabi berkata: “yang benar dalam pandangan saya adalah ulil amri itu umara dan ulama semuanya”.
Menaati Ulil Amri
Quraish Shihab memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul, dalam arti bila perintahnya bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Dalam hal ini dikenal kaidah yang sangat populer yaitu: “La thaat li makhluqin fi ma’shiyat al-Khaliq“. Tidak dibenarkan adanya ketaatan kepada seorang makhluk dalam kemaksiatan kepada Khaliq (Allah).”
Kendati demikian, turunnya Surat an-Nisa ayat 59, sungguh membuktikan bahwa Allah dan Rasul juga memberikan dukungan terhadap ulil amri (orang yang taat kepada Allah dan RasulNya). Karena pada ayat tersebut tertulis bahwa taatilah Allah SWT, RasulNya, serta ulil amri di antara kalian. Maka, Allah juga mengizinkan untuk taat pada orang yang memiliki sifat Ulil amri, meski dia bukan seorang Rasul sekalipun.
Lebih jauh lagi ulil amri nyatanya bukan hanya sekadar pemerintah, melainkan juga pemimpin umat. Jadi tidak ada yang salah dengan ungkapan "soal lebaran ikut saja keputusan ulil amri". Wallahu a’lam
Lihat Juga: Ulama Sepuh dan Ribuan Warga 21 Kecamatan Lombok Timur Kukuhkan Dukungan untuk Rohmi-Firin
Sedangkan Muhammad Ibn Katsir dalam Tafsir al-Quran al-Azhim, setelah mengutip sejumlah hadis mengenai makna ulil amri, menyimpulkan bahwa ulil amri itu adalah, menurut zahirnya, ulama. Sedangkan secara umum ulil amri itu adalah umara dan ulama.
Dalam kitab Ahkam al-Quran, Ibn al-Arabi berkata: “yang benar dalam pandangan saya adalah ulil amri itu umara dan ulama semuanya”.
Menaati Ulil Amri
Quraish Shihab memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul, dalam arti bila perintahnya bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Dalam hal ini dikenal kaidah yang sangat populer yaitu: “La thaat li makhluqin fi ma’shiyat al-Khaliq“. Tidak dibenarkan adanya ketaatan kepada seorang makhluk dalam kemaksiatan kepada Khaliq (Allah).”
Kendati demikian, turunnya Surat an-Nisa ayat 59, sungguh membuktikan bahwa Allah dan Rasul juga memberikan dukungan terhadap ulil amri (orang yang taat kepada Allah dan RasulNya). Karena pada ayat tersebut tertulis bahwa taatilah Allah SWT, RasulNya, serta ulil amri di antara kalian. Maka, Allah juga mengizinkan untuk taat pada orang yang memiliki sifat Ulil amri, meski dia bukan seorang Rasul sekalipun.
Lebih jauh lagi ulil amri nyatanya bukan hanya sekadar pemerintah, melainkan juga pemimpin umat. Jadi tidak ada yang salah dengan ungkapan "soal lebaran ikut saja keputusan ulil amri". Wallahu a’lam
Lihat Juga: Ulama Sepuh dan Ribuan Warga 21 Kecamatan Lombok Timur Kukuhkan Dukungan untuk Rohmi-Firin
(mhy)