Rumitnya Muslim Israel Menunaikan Ibadah Haji
loading...
A
A
A
Israel menghendaki bisa menerbangkan langsung jemaah haji dari Tel Aviv ke Arab Saudi. Upaya yang sudah lama diperjuangkan itu belum mendapat tanggapan dari Pemerintah Arab Saudi . Selama ini, muslim Israel yang ingin menunaikan rukun Islam kelima terpaksa naik bus dari Yordania.
Nah, kini --seperti yang sudah-sudah setiap menjelang musim haji-- Israel membahas kemungkinan penerbangan haji langsung ke Arab Saudi. "Permintaan sudah disampaikan, semua sedang dibahas," ujar Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, belum lama ini.
“Saya akan memberi tahu Anda jika ada kemajuan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, menurut kantor berita Reuters. “Saya optimistis kita bisa memajukan perdamaian dengan Arab Saudi,” tambahnya.
Selama ini, muslim dari Israel dan Palestina tatkala melakukan perjalanan ke Arab Saudi mesti melalui negara ketiga. Sejak 2020, Arab Saudi telah mengizinkan maskapai Israel menggunakan wilayah udaranya untuk terbang ke Uni Emirat Arab dan Bahrain, negara-negara yang telah dinormalisasi hubungannya. Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik.
Bulan depan Arab Saudi mulai menerima jemaah haji dari seluruh dunia. Jemaah haji dari Israel ke Makkah melakukan perjalanan melalui negara ketiga.
Sekitar 17% penduduk Israel adalah Muslim dan sekitar 6.000 orang menunaikan ibadah haji ke Makkah setiap tahunnya.
Media Israel Haaretz pernah memberitakan 6.000 Muslim Israel yang melakukan perjalanan tahunan ke Makkah biasanya harus menempuh perjalanan bus sejauh 1.000 mil melalui Yordania dan gurun Arab Saudi.
Itu sebabnya sudah bertahun-tahun silam, Israel berusaha membuat sejarah dengan mencoba mengatur penerbangan langsung bagi warga Muslim negaranya untuk melakukan perjalanan ke Makkah sebagai bagian dari ibadah haji.
Arab News pernah memberitakan, pada awalnya, muslim Palestina yang merupakan warga negara Israel tidak bisa berhaji. Sejak 1977 Liga Arab mendorong Arab Saudi memberi kelonggaran kepada mereka untuk bersama muslim seluruh dunia menunaikan rukun Islam kelima.
Yordania diminta untuk mengatur perjalanan mereka dengan memberi mereka paspor sementara Yordania, karena tidak ada hubungan diplomatik antara Israel dan Arab Saudi.
Selain itu, Kementerian Awqaf dan Urusan Islam Yordania mengatur semua masalah yang berkaitan dengan haji, termasuk siapa yang berangkat, transportasi ke tempat-tempat suci di Arab Saudi, dan akomodasi. Pengaturan ini berlanjut hingga hari ini, dan sekitar 4.500 jamaah diberikan visa Saudi setiap tahunnya.
Nah, kini --seperti yang sudah-sudah setiap menjelang musim haji-- Israel membahas kemungkinan penerbangan haji langsung ke Arab Saudi. "Permintaan sudah disampaikan, semua sedang dibahas," ujar Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, belum lama ini.
“Saya akan memberi tahu Anda jika ada kemajuan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, menurut kantor berita Reuters. “Saya optimistis kita bisa memajukan perdamaian dengan Arab Saudi,” tambahnya.
Selama ini, muslim dari Israel dan Palestina tatkala melakukan perjalanan ke Arab Saudi mesti melalui negara ketiga. Sejak 2020, Arab Saudi telah mengizinkan maskapai Israel menggunakan wilayah udaranya untuk terbang ke Uni Emirat Arab dan Bahrain, negara-negara yang telah dinormalisasi hubungannya. Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik.
Bulan depan Arab Saudi mulai menerima jemaah haji dari seluruh dunia. Jemaah haji dari Israel ke Makkah melakukan perjalanan melalui negara ketiga.
Sekitar 17% penduduk Israel adalah Muslim dan sekitar 6.000 orang menunaikan ibadah haji ke Makkah setiap tahunnya.
Media Israel Haaretz pernah memberitakan 6.000 Muslim Israel yang melakukan perjalanan tahunan ke Makkah biasanya harus menempuh perjalanan bus sejauh 1.000 mil melalui Yordania dan gurun Arab Saudi.
Itu sebabnya sudah bertahun-tahun silam, Israel berusaha membuat sejarah dengan mencoba mengatur penerbangan langsung bagi warga Muslim negaranya untuk melakukan perjalanan ke Makkah sebagai bagian dari ibadah haji.
Arab News pernah memberitakan, pada awalnya, muslim Palestina yang merupakan warga negara Israel tidak bisa berhaji. Sejak 1977 Liga Arab mendorong Arab Saudi memberi kelonggaran kepada mereka untuk bersama muslim seluruh dunia menunaikan rukun Islam kelima.
Yordania diminta untuk mengatur perjalanan mereka dengan memberi mereka paspor sementara Yordania, karena tidak ada hubungan diplomatik antara Israel dan Arab Saudi.
Selain itu, Kementerian Awqaf dan Urusan Islam Yordania mengatur semua masalah yang berkaitan dengan haji, termasuk siapa yang berangkat, transportasi ke tempat-tempat suci di Arab Saudi, dan akomodasi. Pengaturan ini berlanjut hingga hari ini, dan sekitar 4.500 jamaah diberikan visa Saudi setiap tahunnya.
(mhy)