Pengertian Sunnah Nabi, Jenis dan Contohnya
loading...
A
A
A
Dalam Islam ada empat sumber hukum syariat. Salah satu di antaranya adalah Sunnah Nabi (Al-Hadis). Apa yang dimaksud dengan Sunnah dan apa saja macamnya? Simak penjelasan berikut.
Keempat sumber hukum Islam yang dimaksud adalah Al-Qur'an, Sunnah Nabi (Al-Hadis), Ijma' (kesepakatan ulama), dan Qiyas. Ulasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian Sunnah Nabi dan macam-macamnya.
Berikut empat macam Sunnah Nabi yang perlu diketahui umat Islam agar tidak keliru memaknainya. Di antaranya:
1. Sunnah Fi'liyah
Yaitu berkenaan dengan perbuatan dan perilaku Nabi Muhammad SAW, meskipun beliau tidak memerintahkan atau mensabdakannya. Misalnya: "Bertawassul kepada orang saleh yang telah wafat ketika berdoa kepada Allah. Diriwayatkan oleh Imam at-Thabrani dalam Kitab al-Mu'jam al Kabir dan al-Ausath pada redaksi yang sangat panjang dari Anas, bahwa ketika Fatimah binti Asad bin Hasyim (ibu Sayyidina Ali) wafat, maka Rasulullah SAW turut menggali makam untuknya dan masuk ke dalam liang lahadnya sembari merebahkan diri di dalam liang tersebut. Beliau berdoa:
أَللهُ الَّذِيْ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ اِغْفِرْ لِأُمِّيْ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ وَلَقِّنْهَا حُجَّتَهَا وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مَدْخَلَهَا بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالْأَنْبِيَاءِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِيْ فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
رواه الطبراني وابو نعيم فى حلية الأولياء عن انس
Artinya: "Allah yang menghidupkan dan mematikan. Allah Maha hidup, tidak akan mati. Ampunilah ibuku, Fatimah binti Asad, tuntunlah hujjahnya dan lapangkan kuburnya, dengan haq Nabi-Mu dan para Nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkau Zat yang paling mengasihi." (HR at-Thabrani dan Abu Nuaim dari Anas)
2. Sunnah Qouliyah
Yaitu berkenaan dengan yang apa yang disampaikan Nabi atau disabdakan beliau melalui lisan, meskipun belum ditemukan riwayat Rasulullah SAW pernah mengerjakannya. Sunnah Qouliyah ini identik dengan Hadis.
Misalnya, amaliyah Tahlilan. Dalam satu riwayat yang dinukil dari Al-Tahqiqat juz III, Sunan an-Nasa'i juz II, beliau bersabda:
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﺖﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﺫﻛﺮﺍﺳﺘﻮﺟﺐﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ
ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺉ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ))
"Barang siapa menolong mayit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan zikir, maka Allah memastikan surga baginya." (HR ad-Darimy dan Nasa'i dari Ibnu Abbas)
ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺗﺼﺪﻗﻮﺍﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻟﻮﺑﺸﺮﺑﺔ ماﺀﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻘﺪﺭﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﺒﺄﻳﺔ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻓﺎﺩﻋﻮ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﻔﺮﺓ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺍﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﺪﻛﻢ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ
Artinya: "Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur'an, berdoalah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh Allah telah berjanji akan mengabulkan doa kalian." (HR Ad-Darimi dan Nasa'i dari Ibnu Abbas)
3. Sunnah Taqririyah
Yaitu diamnya Rasulullah SAW terhadap perbuatan atau amalan yang dilakukan para sahabat. Artinya, diamnya Rasulullah SAW menjadi Sunnah bagi umatnya. Contohnya, sholat sunnah syukril Wudhu yang dilakukan sahabat Nabi. Berikut riwayatnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ
"Dari Abu Hurairaoh radhiyallohu 'anhu bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Bilal radhiyallohu 'anhu ketika sholat Fajar (Subuh): "Wahai Bilal, ceritakan padaku amal yang paling utama yang kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga."
Bilal berkata: "Tidak ada amal yang utama yang aku amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu) pada suatu malam ataupun siang melainkan aku selalu sholat dengan wudhu tersebut di samping sholat wajib." (HR Al-Bukhari 1081)
4. Sunnah Hamiyah
Yaitu sesuatu yang pernah direncanakan Rasulullah SAW tetapi beliau belum sempat mengerjakannya karena ditakdirkan wafat. Artinya, sesuatu yang diniatkan Nabi namun tidak sempat melaksanakannya.
Contohnya, puasa sunnah 9 Asyura. Dikisahkan oleh Ibnu Abbas:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata: "Ya, Nabi Muhammad! Hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani." Rasulullah SAW bersabda, "Tahun yang akan datang insya Allah aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan." (HR Muslim)
Hadits di atas menyebutkan keinginan Rasulullah SAW untuk berpuasa pada hari ke-9 bulan Asyura. Namun, keinginan itu gagal direalisasikan karena beliau wafat sebelum sampai pada bulan Asyura tahun berikutnya.
Demikian pengertian Sunnah dalam pembahasan ini, tidak sebatas yang pernah dikerjakan atau dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW saja. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat.
Keempat sumber hukum Islam yang dimaksud adalah Al-Qur'an, Sunnah Nabi (Al-Hadis), Ijma' (kesepakatan ulama), dan Qiyas. Ulasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian Sunnah Nabi dan macam-macamnya.
Berikut empat macam Sunnah Nabi yang perlu diketahui umat Islam agar tidak keliru memaknainya. Di antaranya:
1. Sunnah Fi'liyah
Yaitu berkenaan dengan perbuatan dan perilaku Nabi Muhammad SAW, meskipun beliau tidak memerintahkan atau mensabdakannya. Misalnya: "Bertawassul kepada orang saleh yang telah wafat ketika berdoa kepada Allah. Diriwayatkan oleh Imam at-Thabrani dalam Kitab al-Mu'jam al Kabir dan al-Ausath pada redaksi yang sangat panjang dari Anas, bahwa ketika Fatimah binti Asad bin Hasyim (ibu Sayyidina Ali) wafat, maka Rasulullah SAW turut menggali makam untuknya dan masuk ke dalam liang lahadnya sembari merebahkan diri di dalam liang tersebut. Beliau berdoa:
أَللهُ الَّذِيْ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ اِغْفِرْ لِأُمِّيْ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ وَلَقِّنْهَا حُجَّتَهَا وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مَدْخَلَهَا بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالْأَنْبِيَاءِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِيْ فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
رواه الطبراني وابو نعيم فى حلية الأولياء عن انس
Artinya: "Allah yang menghidupkan dan mematikan. Allah Maha hidup, tidak akan mati. Ampunilah ibuku, Fatimah binti Asad, tuntunlah hujjahnya dan lapangkan kuburnya, dengan haq Nabi-Mu dan para Nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkau Zat yang paling mengasihi." (HR at-Thabrani dan Abu Nuaim dari Anas)
2. Sunnah Qouliyah
Yaitu berkenaan dengan yang apa yang disampaikan Nabi atau disabdakan beliau melalui lisan, meskipun belum ditemukan riwayat Rasulullah SAW pernah mengerjakannya. Sunnah Qouliyah ini identik dengan Hadis.
Misalnya, amaliyah Tahlilan. Dalam satu riwayat yang dinukil dari Al-Tahqiqat juz III, Sunan an-Nasa'i juz II, beliau bersabda:
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﺖﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﺫﻛﺮﺍﺳﺘﻮﺟﺐﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ
ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺉ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ))
"Barang siapa menolong mayit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan zikir, maka Allah memastikan surga baginya." (HR ad-Darimy dan Nasa'i dari Ibnu Abbas)
ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺗﺼﺪﻗﻮﺍﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻟﻮﺑﺸﺮﺑﺔ ماﺀﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻘﺪﺭﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﺒﺄﻳﺔ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻓﺎﺩﻋﻮ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﻔﺮﺓ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺍﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﺪﻛﻢ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ
Artinya: "Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur'an, berdoalah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh Allah telah berjanji akan mengabulkan doa kalian." (HR Ad-Darimi dan Nasa'i dari Ibnu Abbas)
3. Sunnah Taqririyah
Yaitu diamnya Rasulullah SAW terhadap perbuatan atau amalan yang dilakukan para sahabat. Artinya, diamnya Rasulullah SAW menjadi Sunnah bagi umatnya. Contohnya, sholat sunnah syukril Wudhu yang dilakukan sahabat Nabi. Berikut riwayatnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ
"Dari Abu Hurairaoh radhiyallohu 'anhu bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Bilal radhiyallohu 'anhu ketika sholat Fajar (Subuh): "Wahai Bilal, ceritakan padaku amal yang paling utama yang kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga."
Bilal berkata: "Tidak ada amal yang utama yang aku amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu) pada suatu malam ataupun siang melainkan aku selalu sholat dengan wudhu tersebut di samping sholat wajib." (HR Al-Bukhari 1081)
4. Sunnah Hamiyah
Yaitu sesuatu yang pernah direncanakan Rasulullah SAW tetapi beliau belum sempat mengerjakannya karena ditakdirkan wafat. Artinya, sesuatu yang diniatkan Nabi namun tidak sempat melaksanakannya.
Contohnya, puasa sunnah 9 Asyura. Dikisahkan oleh Ibnu Abbas:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata: "Ya, Nabi Muhammad! Hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani." Rasulullah SAW bersabda, "Tahun yang akan datang insya Allah aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan." (HR Muslim)
Hadits di atas menyebutkan keinginan Rasulullah SAW untuk berpuasa pada hari ke-9 bulan Asyura. Namun, keinginan itu gagal direalisasikan karena beliau wafat sebelum sampai pada bulan Asyura tahun berikutnya.
Demikian pengertian Sunnah dalam pembahasan ini, tidak sebatas yang pernah dikerjakan atau dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW saja. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat.
(rhs)