Madinah Musim Panas, Jemaah Haji Wajib Waspadai 5 Penyakit Ini

Selasa, 30 Mei 2023 - 00:09 WIB
loading...
Madinah Musim Panas, Jemaah Haji Wajib Waspadai 5 Penyakit Ini
Jemaah haji Indonesia diminta bener-benar mewaspadai potensi lima penyakit yang bisa menyerang saat beribadah di Tanah Suci ketika musim panas seperti tahun ini. Foto/dok.SINDOnews
A A A
MADINAH - Jemaah haji Indonesia diimbau mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi. Akhir Mei ini, Madinah mulai memasuki musim panas dengan suhu mencapai 40 derajat celcius atau lebih pada siang hari.

Berbeda dengan di Tanah Air, kelembaban udara di Madinah lebih rendah. Ini mengakibatkan panas matahai terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Padahal berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh.

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran mengingatkan jemaah haji asal Indonesia menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.

“Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah,” tutur dr. Imran, Senin (29/5/2023).

5 Penyakit Musim Panas di Arab Saudi

Terdapat lima penyakit yang sering muncul karena cuaca panas Madinah dan dialami oleh jemaah haji.

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Gejala yang sering muncul yaitu batuk. Udara kering Madinah dapat menyebabkan lapisan didalam mulut dan hidung kita menjadi kering dan memicu terjadinya batuk.

2. Dehidrasi

Kelembaban udara Madinah yang rendah, sering kali membuat jemaah haji tidak merasa langsung haus saat beraktifitas di luar ruangan. Gejala yang sering di alami jemaah haji yang mengalami dehidrasi yaitu pusing.

Kondisi dehidrasi juga sangat berbahaya bagi jemaah Lansia, karena banyak Lansia yang mengalami gangguan persepsi haus. Sensasi haus pada Lansia sedikit lambat maka saat Lansia merasa haus artinya Lansia tersebut dalam keadaan dehidrasi berat.

Akibat kondisi ini, jemaah haji disarankan setiap 1 jam harus minum air 250 ml dilakukan bertahap seperti sekali minum cukup dua atau tiga teguk air secara perlahan. Hal ini bisa mencegah tenggorokan kering sehingga tidak memicu batuk. Kebiasaan minum seperti ini juga bisa mencegah terjadinya dehidrasi.

3. Heat Exhaustion atau Kelelahan karena Panas

Aktivitas jemaah haji di Madinah adalah aktivitas fisik. Sebagian besar jalan kaki dari hotel menuju Masjid Nabawi untuk menjalankan salat arbain.

“Di Madinah, jemaah haji akan menjalankan salat arbain. Dalam satu hari, jemaah akan berulang ke masjid Nabawi untuk menjalankan salat wajib. Jemaah berisiko mengalami kelelahan dan terpapar sinar matahari terik terutama di waktu zuhur dan ashar,” kata dr Imran.

Ibadah arbain membuat jemaah haji beraktivitas fisik lebih dengan berjalan dari hotel ke masjid atau sebaliknya. Jemaah haji juga akan lebih sering terpapar sinar matahari terik terutama di waktu shalat zuhur dan ashar.

Hal ini bisa memicu heat exhaustion. Gejala yang sering muncul dari kondisi ini yakni, pusing, kram otot, dan keringat dingin hingga pingsan. Untuk mencegah terjadinya heat exhaustion, jemaah haji disarankan untuk menggunakan payung, membawa botol penyemprot air dan memakai masker terutama saat berkegiatan di luar hotel.

"Botol penyemprot dapat diisi air dingin untuk disemprotkan sebagai pengganti keringat untuk mendinginkan badan. Jemaah juga disarankan untuk menggunakan baju lengan panjang," katanya.

4. Heat Stroke

Penyakit ini merupakan tingkat lanjut dari heat exhaustion. Jika heat exhaustion tidak mendapatkan penanganan segera bisa jatuh ke kondisi heat stroke, yaitu gangguan organ baik otak, jantung hingga ginjal karena suhu sehingga membuat seseorang mengalami kondisi seperti pasien stroke.

Pencegahan heat stroke sama halnya dengan heat exhaustion. Jika terjadi gejala heat exhaustion, segeralah menuju tempat yang teduh, kemudian basahi kepala dengan air. Jika tidak ditangani dengan benar maka kondisi heat stroke tidak dapat dihindari dan perlu dirujuk ke rumah sakit.

“Jika menemukan jemaah haji pingsan karena heat stroke maka jemaah tersebut harus dibawa ke tempat yang teduh dan basahi badannya dengan air dingin,” ucap dr. Imran.

5. Kaki Melepuh

Ini paling sering dijumpai di Madinah. Banyak jemaah haji Indonesia yang kehilangan alas kaki saat di masjid Nabawi. Kemudian jemaah haji memaksakan diri untuk berjalan kaki tanpa alas kaki. Dengan suhu Madinah seperti saat ini, berjalan tanpa alas kaki sejauh minimal 10 meter, sudah bisa mengakibatkan kaki melepuh.

“Banyak jemaah kita yang masih membawa kebiasaan di Tanah Air yaitu meninggalkan sandal di depan masjid. Di Masjid Nabawi besar kemungkinan akan hilang karena banyaknya jemaah. Bisa juga jemaah keluar dari masjid dengan pintu yang berbeda sehingga tidak menemukan sandalnya,” tutur dr. Imran.

Kondisi kaki melepuh ini memerlukan penanganan lebih lanjut dan bisa membuat ibadah terhambat. “Jemaah dengan kaki melepuh bisa dirawat di KKHI selama kurang lebih 10 hari sehingga tertinggal rangkaian ibadahnya. Belum lagi jika pasien memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus yang menyebabkan penyembuhan bisa mencapai 2 minggu,” ucapnya.

Untuk mengatasi kaki melepuh, jemaah haji diimbau agar membawa kantung untuk tempat sandal saat hendak salat di Masjid Nabawi. Selama di dalam masjid sandal bisa disimpan di kantung dan dibawa sendiri-sendiri. Jemaah disarankan untuk membawa sendiri sandalnya dan tidak menitipkan kepada temannya karena ada risiko terpisah dari rombongannya.

Bila jemaah kehilangan sandal pada saat matahari masih terik, diimbau juga untuk tetap berada di masjid. “Supaya tidak terjadi kasus kaki melepuh, sandal disimpan di dalam kantung dan dibawa masuk ke masjid. Jemaah harus membawa sendiri dan jangan dititipkan temannya karena ada kemungkinan untuk terpisah dari rombongan,” ungkapnya.

Dengan melakukan pencegahan yang cukup, diharapkan jemaah haji dapat terhindar dari masalah kesehatan karena suhu panas dan beribadah dengan lancar. Jika jemaah haji memiliki masalah kesehatan, diimbau untuk segera berkonsultasi dengan tenaga Kesehatan di kloter masing-masing.
(muh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)