Kisah Ahli Ibadah dan Seorang Perempuan Cantik yang Memasrahkan Tubuhnya

Senin, 05 Juni 2023 - 23:31 WIB
loading...
Kisah Ahli Ibadah dan Seorang Perempuan Cantik yang Memasrahkan Tubuhnya
Kisah ahli ibadah yang mampu menahan rayuan seorang perempuan cantik ini terjadi di zaman Bani Israil. Foto ilustrasi/ist.
A A A
Hati-hati dengan bujuk rayu dan godaan perempuan. Berikut ini kisah seorang ahli ibadah yang mampu menahan godaan dan rayuan seorang perempuan cantik.

Kisah ini terjadi di zaman Bani Israil, namun bisa jadi pelajaran berharga bagi kita yang hidup di zaman fitnah (penuh ujian) ini. Ibnu Abbas bercerita dari Ka'ab al-Ahbar radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:

"Pada zaman Bani Israil ada seorang yang sangat jujur kepada Allah, selalu sibuk beribadah (seorang 'Abid). Ia tinggal di tempat kediamannya selama waktu yang panjang untuk ibadah. Malaikat mendatanginya setiap pagi dan petang, dan berkata kepadanya: "Apakah kau punya hajat? Maka ia menjawab: "Allah lebih tahu akan hajatku."

Allah tumbuhkan di atas kediamannya anggur. Setiap hari selalu ada airnya. Apabila ia merasa haus, maka ia mengulurkan tangannya, maka keluarlah air darinya, dan ia meminumnya.

Setelah sekian lama ia disana, lewatlah seorang perempuan cantik yang sangat mempesona. Permpaun ini berasal dari wilayah Maghribi (Maroko sekarang). Suatu hari perempuan cantik itu memanggil: "Wahai hamba Allah"

Maka dijawab si ahli ibadah : "Ya, ada apa?" "Apakah tuhanmu melihatmu," tanya perempuan itu.

Si ahli ibadah itu menjawab: "Dia adalah Allah yang Maha Esa, perkasa, hidup, dan Maha tidak berhajat kepada sesuatu. Yang mengetahui apa saja yang ada di dalam hati, yang membangkitkan orang dari kubur."

"Kampungku sangat jauh," ucap perempuan berparas cantik itu.

Maka lelaki ahli ibadah itu berkata: "Masuklah, naiklah ke tempatku ini."

Maka tatkala si perempuan itu masuk ke rumahnya (gubuk derita), ia melepas seluruh pakaiannya, dan berdiri tanpa penutup badan (telanjang bulat). Ia pun memasrahkan tubuhnya kepada si lelaki ahli ibadah itu.

Maka si lelaki ahli ibadah itu menutup matanya, memalingkan penglihatannya darinya. Sambil berseru: "Celaka engkau hai perempuan. Tutupilah tubuhmu."

Maka dijawab si perempuan: "Apa sih salahnya jika kita bersenang-senang malam ini." Maka lelaki itu mengajak bicara dengan dirinya sendiri (nafsunya). "Wahai nafsuku, bagaimana menurutmu tawaran si perempuan itu?" Maka nafsunya menjawab: "Demi Allah aku sangat ingin bersenang-senang dengannya."

Maka laki-laki itu menjawab nafsunya: "Celaka engkau wahai nafsu, apakah engkau menginginkan ibadahku hancur musnah hilang semuanya saat ini, hanya dikarenakan satu perbuatan ini. Setiap yang berzina tidak akan dimaafkan (jika tak taubat).

Sesungguhnya pezina itu ditelungkupkan wajahnya ke dalam api neraka, padahal neraka itu api yang tak pernah padam. Azabnya tak pernah habis. Aku takut jika Allah murka kepadamu hai nafsuku, dan Allah tidak meridhoimu selama-lamanya.

Ternyata nafsunya masih terus membujuknya. Maka ia menjawab: "Baiklah. Sekarang aku uji dulu engkau dengan api yang sangat kecil. Jika engkau sabar menanggungnya, maka bersenang-senanglah engkau hai nafsuku dengan perempuan itu di malam ini."

Maka laki-laki ahli ibadah itu menyalakan lampu dinding dan menebalkan sumbunya. Sementara perempuan itu terus mendengarkan pembicaraan si lelaki itu kepada dirinya sendiri, dan melihat semua sikapnya. Kemudian ia masukkan tangannya ke sumbu lampu yang menyala itu. Maka ia menjerit, sambil berucap: "Ada apa kau..?"

Dibakar lagi, sampai jari jempolnya habis terbakar. Bahkan semua jarinya habis, kemudian tangannya juga mulai dilahap api. Maka perempuan tadi yang asik mendengarkan dan melihat itu, tidak tahan menyaksikannya. Ia pun menjerit dengan jeritan yang sangat kuat sampai nyawa perempuan itu melayang dan ia meninggal dunia.

Kemudian lelaki ahli ibadah itu menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. Maka tatakala di pagi hari, Iblis laknatullah berteriak, berkoar-koar sambil berkata: "Wahai manusia, sesungguhnya si ahli ibadah itu telah berzina dengan si fulanah binti fulan, kemudian ia membunuhnya.

Maka raja berangkat bersama pasukannya dan penduduk kerajaan, menuju rumah gubuk derita si ahli ibadah. Maka tatkala sampai ke sana, ia berkata: "Mana si fulanah binti fulan? Maka dijawab ahli ibadah: "Ini bersamaku."

"Suruh dia turun." kata sang raja. Ia sudah mati, sahut ahli ibadah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2431 seconds (0.1#10.140)