Kisah Nabi Sulaiman Perintahkan Jin Menjaga Telur Merpati, Malaikat Turun Tangan

Kamis, 03 Agustus 2023 - 05:10 WIB
loading...
Kisah Nabi Sulaiman...
Kisah Nabi Sulaiman mengutus dua Jin untuk menjaga telur merpati menarik untuk diulas karena di dalamnya terdapat pelajaran berharga. Foto ilustrasi/SINDOnews
A A A
Gus Musa Muhammad dalam satu kajiannya menceritakan kisah Nabi Sulaiman 'alaihissalam yang bersumber dari Kitab Tanqihul Qaulil Hatsits karya Syaikh Nawawi Al-Bantani (1813-1897).

Kitab Tanqihul Qaulil Hatsits banyak mengisahkan hikayat-hikayat para kekasih Allah. Di antaranya kisah Nabi Sulaiman yang mungkin jarang diketahui kaum muslim.

Ditinjau dari sisi historisnya, Kitab Tanqihul Qaulil Hatsits karya Syaikh Nawawi ditulis sekitar akhir Abad 18 M, yaitu pada zaman di mana ilmu dan teknologi belum secanggih sekarang. Jadi wajar saja dalam beberapa pandangannya, beliau dikategorikan sebagai ulama yang menjaga tradisi masa lalu dengan mengadopsi sebagian besar syarah hikayat yang ditarjih pendahulunya dari kalangan Syafi'iyyah. Seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Hajar Asqolani dan Ibnu Hajar Al-Haitami.

Syaikh Nawawi Al-Bantani mengisahkan hikayat yang terkandung dalam Surat an-Naml ayat 17, masyhur Nabi Sulaiman dikaruniai kekuasaan menundukan banyak makhluk seperti jin, manusia, dan hewan itu sendiri sebagaimana firman Allah:

وَحُشِرَ لِسُلَيۡمٰنَ جُنُوۡدُهٗ مِنَ الۡجِنِّ وَالۡاِنۡسِ وَالطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوۡزَعُوۡنَ

Aryinya: "Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib." (QS An-Naml Ayat 17)

Dikisahkan, pada zaman Nabi Sulaiman, hidup seorang laki-laki yang mempunyai pohon besar di samping rumahnya. Di atas pohon itu menjadi sarang burung merpati yang sedang bertelur. Suatu hari, istri dari laki-laki itu menyuruhnya memanjat pohon itu untuk mengambil telur merpati agar dijadikan makanan bagi anak-anak mereka. Laki-laki itu pun lantas melakukannya.

Selepas kejadian itu, induk merpati mengadu kepada baginda Nabi Sulaiman dan menceritakan kejadian tersebut. Akhirnya Nabi Sulaiman mengundang laki-laki itu dan menyuruhnya untuk bertobat. Laki-laki itu pun berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Suatu ketika, istri laki-laki itu menyuruhnya untuk mengambil telur merpati lagi. Laki-laki itu pun berkata kepada istrinya: "Aku tidak akan melakukanya lagi, karena Nabiyullah Sulaiman telah melarangku untuk berbuat yang demikian."

Istrinya menjawab: "Apakah kamu menyangka Nabi Sulaiman akan mempedulikan dirimu atau merpati itu? Sedangkan ia selalu sibuk dengan urusan kerajaannya."

Si istri tak henti-henti membujuknya agar ia mau melakukanya lagi. Hingga akhirnya ia terbujuk juga. Seperti biasanya ia memanjat pohon besar itu dan mengambil telur merpati lagi.

Induk merpati kembali mengadu kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman pun menjadi marah karenanya. Kemudian beliau memanggil dua Jin, yang satu berasal dari ujung timur dan yang satunya berasal dari penjuru barat. Keduanya diperinthakan menjaga pohon tersebut oleh Nabi Sulaiman.

"Jagalah pohon besar itu. Dan ketika laki-laki itu mengulang perbuatannya mengambil telur merpati itu, raih kedua kakinya dan jatuhkan ia dari pohon itu."

Kedua Jin itu pun bergegas pergi dan melaksanakan tugasnya. Ketika merpati sudah bertelur lagi, laki-laki itu segera memanjat dan meletakkan kedua kakinya pada pohon itu. Belum sampai di atas, tiba-tiba datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia dari tengah pohon menyuruh istrinya untuk memberikan sesuatu pada pengemis itu. Lantas istrinya berkata, "Aku tidak punya apa-apa."

Laki-laki itu turun dari pohon dan mengambil sepotong roti. Kemudian ia memberikannnya kepada si pengemis. Setelah itu ia kembali memanjat pohon dan mengambil telur merpati.

Kedua jin bermaksud menangkap laki-laki itu, namun tiba-tiba Allah mengutus dua Malaikat. Salah satu dari mereka meraih leher jin itu dan melemparnya sampai di tempat terbitnya matahari. Sedang yang satunya lagi meraih leher jin yang satunya lagi dan melemparnya sampai di tempat terbenamnya matahari. Laki-laki itu pun aman mengambil telur merpati.

Induk merpati pun kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian itu kepadanya. Nabi Sulaiman bertambah marah. Kemudian ia memanggil kedua jin yang diberi tugas menjaga pohon itu. Nabi Sulaiman berkata pada kedua jin itu: "Kalian berdua telah mengkhianatiku!".

Dua jin itu pun menceritakan apa yang terjadi. Mengetahui hal tersebut adalah kehendak dari Sang Maha Kuasa Allah 'Azza wa Jalla, Nabi Sulaiman pun tak bisa berbuat apa-apa dan pasrah menerima kehendak Allah.

Hikmah yang dapat dipetik dari kisah di atas, betapa telah berulang kesalahan seorang hamba, hanya sebab apa yang disedekahkannya meski sepotong roti telah membuktikan Hadis Nabi berikut: "Sesungguhnya sedekah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian yang buruk. Dan menjadi tolak bala bagi pelakunya." (HR At-Tirmidzi)

Rasulullah ﷺ berpesan bahwa sedekah dapat menolak balak (mara bahaya). "Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah." (HR Ath-Thabrani)

Sedekah bukan saja menghindari bencana, akan tetapi bencana tidak akan melewati jika ada orang-orang yang bersedekah. Namun terkadang, ujian bencana tetap akan datang kepada kita bukan karena Allah tidak sayang dan tidak menilai sedekah kita. Namun, ini adalah bentuk ujian apakah kita akan tetap bersedekah seperti biasanya, walaupun bencana dan kesulitan kita hadapi.

Bukan saja di dunia, sedekah juga menolak murka Allah di akhirat kelak dan pada hari Kiamat. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Hadis berikut: "Naungan bagi seorang mukmin pada hari Kiamat adalah sedekahnya." (HR Ahmad)

Sumber:
Tanqihul Qaulil Hatsits karya Syaikh Nawawi Al-Bantani

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2358 seconds (0.1#10.140)