Kisah Tragis Para Penghina Nabi Muhammad SAW, Ada yang Jasadnya Tidak Diterima Bumi
loading...
A
A
A
Belakangan marak visualisasi terhadap sosok Nabi Muhammad ï·º dalam bentuk film, karikatur, lukisan, dan lainnya. Bahkan ada yang terang-terangan menghina Nabi yang dimuliakan umat Islam tersebut.
Berikut beberapa kisah orang-orang penghina Nabi Muhammad ï·º yang berakhir tragis. Bahkan ada yang jasadnya tidak diterima bumi. Dikutip dari buku "100 Kisah Menarik Penuh Ibrah" karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa beliau mengatakan, "Dulu ada seorang Nasrani yang masuk Islam dan membaca Al-Baqarah dan Ali Imraan dan menulis untuk Nabi. Lalu dia murtad kembali ke agama Nasrani dan menghina Nabi seraya berkata: "Muhammad itu tidak tahu kecuali apa yang dituliskan untuknya saja."
Tak lama kemudian Allah mematikan orang itu. Orang-orang pun menguburnya, namun esoknya ternyata jasadnya masih tergeletak di atas bumi. Mereka pun mengatakan, "Ini pasti perbuatan Muhammad dan para sahabatnya, mereka menggali kuburan kawan mereka itu lalu membuangnya begitu saja."
Akhirnya mereka menggali lagi kuburan sedalam mungkin yang mereka mampu. Mamun esok harinya mayatnya tergeletak lagi di atas bumi. Maka mereka pun menyadari bahwa ini bukan perbuatan manusia, sehingga mereka akhirnya membuang mayatnya. Na'udzubillahi min dzalik.
Anjing dan Penghina Nabi
Kisah berikutnya, ahli fiqih Qairawan dan para sahabat Suhnun memfatwakan untuk menghukum mati Ibrahim al-Fazari, seorang penyair dalam berbagai disiplin ilmu. Ungkapan-ungkapan penghinaannya kepada Allah dan Nabi Muhammad ï·º dilaporkan kepada al-Qadhi Abul Abbas bin Thalib, maka beliau menghadirkan Qadhi Yahya bin Umar dan para ahli fiqih lainnya lalu memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman mati.
Akhirnya, dia pun dihukum mati dan disalib terbalik lalu diturunkan. Sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa ketika kayunya ditancapkan, bisa berputar sendiri dan membelakangi kiblat sehingga menjadi tanda menakjubkan bagi manusia yang membuat mereka bertakbir. Lalu ada seekor anjing yang menjilat darahnya. Melihat itu al-Qadhi Yahya bin Umar berkata: "Anjing itu tidak menjilat darah seorang muslim."
Dikejar Ular Setelah Menghina Hadis
Imam Dzahabi menceritakan dari al-Qadhi Abu Thayyib. "Suatu kali, kami pernah ta'lim (pengajian) di Masjid Jami' al-Manshur lalu tiba-tiba datang seorang pemuda dari Khurasan menanyakan perihal masalah "al-Musharrah" serta meminta dalilnya sekaligus. Pertanyaan pemuda itu pun dijawab dengan membawakan Hadits Abu Hurairah. Pemuda yang bermadzhab Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela, "Abu Hurairah tidak diterima haditsnya!"
Belum selesai ucapannya, kemudian ada ular besar yang menjatuhinya dari atap masjid. Melihat kejadian itu, orang-orang berlarian ketakutan. Ular itu terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan kepadanya, "Taubatlah! Taubatlah!" Pemuda itu mengatakan, "Saya bertaubat." Akhirnya, ular itu pun hilang tiada membawa bekas.
Imam Dzahabi berkomentar, "Sanadnya para tokoh imam. Abu Hurairah merupakan sosok sahabat yang sangat kuat hafalannya terhadap hadits Nabi dan beliau telah menyampaikan Hadits tentang "al-Musharrah" secara lafalnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya. Inilah pokok masalah." (Siyar A'lam an-Nubala'. Lihat pula al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir)
Akibat Mencela Hadis Nabi
Imam Muhammad bin Isma'il menyebutkan dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim, "Saya mendengar dalam sebagian hikayat bahwa ada sebagian ahli bid'ah ketika mendengar sabda Nabi: "Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya maka janganlah dia memasukkan tangannya ke bejana sehingga dia mencucinya terlebih dahulu, sebab dia tidak tahu di mana tangannya bermalam." (HR. Muslim 103)
Ahli bid'ah itu dengan nada mencela berkomentar, "Saya tahu kok di mana tanganku bermalam, ya di atas kasur!" Maka tatkala (terbangun) di pagi hari, ternyata dia memasukkan tangannya ke duburnya hingga sampai siku-sikunya!" Na'udzubillaah...
Imam at-Taimi mengomentari kisah di atas, "Maka hendaknya seorang takut dari merendahkan sunnah Nabi. Lihatlah kesudahan mereka yang sangat mengenaskan di atas."
Mengejek Sunnah Nabi
Imam An-Nawawi menceritakan kisah yang hampir mirip dengan ceritaa di atas. Ada seorang yang berakidah jelek dari Kota Bushra pada awal 665 H. Dia punya seorang anak yang sealih. Suatu hari, anaknya datang dari gurunya yang salih membawa siwak.
Ayahnya mengatakan dengan nada mengejek, "Gurumu memberimu apa?" Jawab sang anak, "Siwak ini." Lalu sang ayah mengambil siwak itu dan meletakkan di duburnya sebagai penghinaan.
Selang beberapa hari, ayah tersebut mengeluarkan dari duburnya sejenis ikan. Lalu setelah itu atau selang dua hari berikutnya orang itu meninggal dunia.
Tak Bisa Berjalan Akibat Menghina Hadis Nabi
Abu Yahya Zakaria as-Saji berkata, "Pernah kami berjalan di kampung Kota Bashrah menuju rumah sebagian ahli hadits. Kami pun tergesa-gesa berjalan cepat menuju rumahnya. Dalam rombongan kami ada seorang yang tertuduh agamanya berkomentar dengan nada mengejek. "Angkatlah kaki kalian dari sayap para Malaikat, janganlah kalian memecahkannya!"
Seketika orang itu tidak bisa berjalan. Dia tetap di tempatnya sampai kedua kakinya kering dan jatuh.
Kisah serupa juga diceritakan ad-Dainawari dari Ahmad bin Syu'aib, Abu Dawud as-Sijistani berkata, "Suatu ketika kami belajar kepada seorang ahli hadits, ketika guru kami menyampaikan Hadits Nabi: "Para Malaikat meletakkan sayapnya untuk para penuntut ilmu."
Di dalam majelis ada seorang pengikut Mu'tazilah yang melecehkan Hadits ini seraya mengatakan, "Demi Allah, besok saya akan mengenakan sandal yang berpaku lalu akan kuinjakkan ke sayap para Malaikat!" Dia pun melakukannya, dan kedua kakinya langsung keras sehingga dimakan oleh rayap.
Itulah sederet kisah orang-orang yang menghina Rasulullah ï·º dan mencela Hadis Nabi. Semoga Allah melindungi kita dari azab-Nya dan memberikan taufik kepada kita untuk memuliakan Rasulullah dan sunnah-sunnahnya.
Wallahu A'lam
Berikut beberapa kisah orang-orang penghina Nabi Muhammad ï·º yang berakhir tragis. Bahkan ada yang jasadnya tidak diterima bumi. Dikutip dari buku "100 Kisah Menarik Penuh Ibrah" karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa beliau mengatakan, "Dulu ada seorang Nasrani yang masuk Islam dan membaca Al-Baqarah dan Ali Imraan dan menulis untuk Nabi. Lalu dia murtad kembali ke agama Nasrani dan menghina Nabi seraya berkata: "Muhammad itu tidak tahu kecuali apa yang dituliskan untuknya saja."
Tak lama kemudian Allah mematikan orang itu. Orang-orang pun menguburnya, namun esoknya ternyata jasadnya masih tergeletak di atas bumi. Mereka pun mengatakan, "Ini pasti perbuatan Muhammad dan para sahabatnya, mereka menggali kuburan kawan mereka itu lalu membuangnya begitu saja."
Akhirnya mereka menggali lagi kuburan sedalam mungkin yang mereka mampu. Mamun esok harinya mayatnya tergeletak lagi di atas bumi. Maka mereka pun menyadari bahwa ini bukan perbuatan manusia, sehingga mereka akhirnya membuang mayatnya. Na'udzubillahi min dzalik.
Anjing dan Penghina Nabi
Kisah berikutnya, ahli fiqih Qairawan dan para sahabat Suhnun memfatwakan untuk menghukum mati Ibrahim al-Fazari, seorang penyair dalam berbagai disiplin ilmu. Ungkapan-ungkapan penghinaannya kepada Allah dan Nabi Muhammad ï·º dilaporkan kepada al-Qadhi Abul Abbas bin Thalib, maka beliau menghadirkan Qadhi Yahya bin Umar dan para ahli fiqih lainnya lalu memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman mati.
Akhirnya, dia pun dihukum mati dan disalib terbalik lalu diturunkan. Sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa ketika kayunya ditancapkan, bisa berputar sendiri dan membelakangi kiblat sehingga menjadi tanda menakjubkan bagi manusia yang membuat mereka bertakbir. Lalu ada seekor anjing yang menjilat darahnya. Melihat itu al-Qadhi Yahya bin Umar berkata: "Anjing itu tidak menjilat darah seorang muslim."
Dikejar Ular Setelah Menghina Hadis
Imam Dzahabi menceritakan dari al-Qadhi Abu Thayyib. "Suatu kali, kami pernah ta'lim (pengajian) di Masjid Jami' al-Manshur lalu tiba-tiba datang seorang pemuda dari Khurasan menanyakan perihal masalah "al-Musharrah" serta meminta dalilnya sekaligus. Pertanyaan pemuda itu pun dijawab dengan membawakan Hadits Abu Hurairah. Pemuda yang bermadzhab Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela, "Abu Hurairah tidak diterima haditsnya!"
Belum selesai ucapannya, kemudian ada ular besar yang menjatuhinya dari atap masjid. Melihat kejadian itu, orang-orang berlarian ketakutan. Ular itu terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan kepadanya, "Taubatlah! Taubatlah!" Pemuda itu mengatakan, "Saya bertaubat." Akhirnya, ular itu pun hilang tiada membawa bekas.
Imam Dzahabi berkomentar, "Sanadnya para tokoh imam. Abu Hurairah merupakan sosok sahabat yang sangat kuat hafalannya terhadap hadits Nabi dan beliau telah menyampaikan Hadits tentang "al-Musharrah" secara lafalnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya. Inilah pokok masalah." (Siyar A'lam an-Nubala'. Lihat pula al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir)
Akibat Mencela Hadis Nabi
Imam Muhammad bin Isma'il menyebutkan dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim, "Saya mendengar dalam sebagian hikayat bahwa ada sebagian ahli bid'ah ketika mendengar sabda Nabi: "Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya maka janganlah dia memasukkan tangannya ke bejana sehingga dia mencucinya terlebih dahulu, sebab dia tidak tahu di mana tangannya bermalam." (HR. Muslim 103)
Ahli bid'ah itu dengan nada mencela berkomentar, "Saya tahu kok di mana tanganku bermalam, ya di atas kasur!" Maka tatkala (terbangun) di pagi hari, ternyata dia memasukkan tangannya ke duburnya hingga sampai siku-sikunya!" Na'udzubillaah...
Imam at-Taimi mengomentari kisah di atas, "Maka hendaknya seorang takut dari merendahkan sunnah Nabi. Lihatlah kesudahan mereka yang sangat mengenaskan di atas."
Mengejek Sunnah Nabi
Imam An-Nawawi menceritakan kisah yang hampir mirip dengan ceritaa di atas. Ada seorang yang berakidah jelek dari Kota Bushra pada awal 665 H. Dia punya seorang anak yang sealih. Suatu hari, anaknya datang dari gurunya yang salih membawa siwak.
Ayahnya mengatakan dengan nada mengejek, "Gurumu memberimu apa?" Jawab sang anak, "Siwak ini." Lalu sang ayah mengambil siwak itu dan meletakkan di duburnya sebagai penghinaan.
Selang beberapa hari, ayah tersebut mengeluarkan dari duburnya sejenis ikan. Lalu setelah itu atau selang dua hari berikutnya orang itu meninggal dunia.
Tak Bisa Berjalan Akibat Menghina Hadis Nabi
Abu Yahya Zakaria as-Saji berkata, "Pernah kami berjalan di kampung Kota Bashrah menuju rumah sebagian ahli hadits. Kami pun tergesa-gesa berjalan cepat menuju rumahnya. Dalam rombongan kami ada seorang yang tertuduh agamanya berkomentar dengan nada mengejek. "Angkatlah kaki kalian dari sayap para Malaikat, janganlah kalian memecahkannya!"
Seketika orang itu tidak bisa berjalan. Dia tetap di tempatnya sampai kedua kakinya kering dan jatuh.
Kisah serupa juga diceritakan ad-Dainawari dari Ahmad bin Syu'aib, Abu Dawud as-Sijistani berkata, "Suatu ketika kami belajar kepada seorang ahli hadits, ketika guru kami menyampaikan Hadits Nabi: "Para Malaikat meletakkan sayapnya untuk para penuntut ilmu."
Di dalam majelis ada seorang pengikut Mu'tazilah yang melecehkan Hadits ini seraya mengatakan, "Demi Allah, besok saya akan mengenakan sandal yang berpaku lalu akan kuinjakkan ke sayap para Malaikat!" Dia pun melakukannya, dan kedua kakinya langsung keras sehingga dimakan oleh rayap.
Itulah sederet kisah orang-orang yang menghina Rasulullah ï·º dan mencela Hadis Nabi. Semoga Allah melindungi kita dari azab-Nya dan memberikan taufik kepada kita untuk memuliakan Rasulullah dan sunnah-sunnahnya.
Wallahu A'lam
(rhs)