Inilah Balasan Perbuatan Zalim Baik di Dunia maupun di Akhirat Kelak
loading...
A
A
A
Dalam Islam, zalim atau dzulmun merupakan lawan dari kata adil yang diartikan secara bahasa adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, dan secara istilah adalah melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran, baik karena kurang atau melebihi batas.
Islam melarang perbuatan zalim baik terhadap diri sendiri, orang lain, bahkan terhadap Rabb pencipta alam semesta Allah ‘azza wa jalla. Disebutkan dalam hadis qudsi:
"Allah tabaaraka wa ta’ala berfirman : “wahai hamba-hambaKu sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diriKu, dan Aku jadikan kezaliman diharamkan diantara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.”(HR Muslim)
Menurut Ustadz Faisal Abu Fatih, hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah ‘azza wajalla mengharamkan perbuatan zalim antara seorang hamba dengan hamba yang lainnya, bahkan terhadap Allah ‘azza wajalla kita lebih diharamkan untuk berbuat zalim kepadaNya yaitu dengan berbuat syirik kepadaNya dan ini adalah kezaliman yang sangat besar.
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman :
“Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang sangat besar” (QS.Luqman : 13)
Ketika Allah ‘azza wajalla mengharamkan perbuatan zalim antara seorang hamba dengan yang lainnya, dengan tujuan agar tercipta saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama tanpa mengenal status dan kedudukan seseorang. "Akan tetapi jika kezaliman itu muncul dari seorang hamba, maka hilanglah semua sikap tersebut dan akibatnya bagi orang yang berbuat zalim akan mendapatkan balasan di dunia maupun di akhirat,"ungkap dai dari Bimbingan Islam ini.
Contoh balasan di akhirat adalah akan diqishash pada hari kiamat, disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya :
Artinya : “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”.
Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda”.
Nabi bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, tapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya, kemudian dia pun dicampakkan kedalam neraka”. (HR. Muslim)
Dan contoh balasan di dunia adalah dijauhkan dari hidayah Allah ‘azza wa jalla, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS.al-Maidah :51)
Sungguh masih banyak lagi contoh balasan bagi orang-orang yang berbuat zalim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi dua contoh tersebut sudah cukup menggambarkan kepada kita kalau kita benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir betapa besarnya balasan bagi orang-orang yang berbuat zalim, sehingga kita takut dan menjauhi perbuatan tersebut.
Maka sebagai langkah bijak dan mengikhlaskan segala yang pernah terjadi bagi orang yang pernah didzalimi adalah dengan mendoakan kebaikan untuk orang yang pernah menzaliminya bukan mendoakan keburukan, karena dengan mendoakan kebaikan, maka kebaikan tersebut tidak hanya akan diperoleh bagi orang yang berbuat dzalim tapi juga akan diperoleh bagi orang yang dizaliminya.
Oleh karena itu marilah kita memohon kepada Allah ‘azza wajalla agar kita termasuk orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan dan senantiasa menjauhi segala bentuk keburukan termasuk didalamnya perbuatan zalim.
Wallahu A'lam
Islam melarang perbuatan zalim baik terhadap diri sendiri, orang lain, bahkan terhadap Rabb pencipta alam semesta Allah ‘azza wa jalla. Disebutkan dalam hadis qudsi:
قَالَ الله تبارك وتعالى : يا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلى نَفْسِي وَجَعَلْتُه بَينَكُمْ مُحَرَّماً فَلَا تَظَالمُوا
"Allah tabaaraka wa ta’ala berfirman : “wahai hamba-hambaKu sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diriKu, dan Aku jadikan kezaliman diharamkan diantara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.”(HR Muslim)
Menurut Ustadz Faisal Abu Fatih, hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah ‘azza wajalla mengharamkan perbuatan zalim antara seorang hamba dengan hamba yang lainnya, bahkan terhadap Allah ‘azza wajalla kita lebih diharamkan untuk berbuat zalim kepadaNya yaitu dengan berbuat syirik kepadaNya dan ini adalah kezaliman yang sangat besar.
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang sangat besar” (QS.Luqman : 13)
Ketika Allah ‘azza wajalla mengharamkan perbuatan zalim antara seorang hamba dengan yang lainnya, dengan tujuan agar tercipta saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama tanpa mengenal status dan kedudukan seseorang. "Akan tetapi jika kezaliman itu muncul dari seorang hamba, maka hilanglah semua sikap tersebut dan akibatnya bagi orang yang berbuat zalim akan mendapatkan balasan di dunia maupun di akhirat,"ungkap dai dari Bimbingan Islam ini.
Contoh balasan di akhirat adalah akan diqishash pada hari kiamat, disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya :
رُونَ مَا المُفْلِسُ؟ قَالُوا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لَيْسَ لَهُ دِرْهَمَ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ: إِنَّ المُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي وَقَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Artinya : “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”.
Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda”.
Nabi bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, tapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya, kemudian dia pun dicampakkan kedalam neraka”. (HR. Muslim)
Dan contoh balasan di dunia adalah dijauhkan dari hidayah Allah ‘azza wa jalla, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّ الله لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS.al-Maidah :51)
Sungguh masih banyak lagi contoh balasan bagi orang-orang yang berbuat zalim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi dua contoh tersebut sudah cukup menggambarkan kepada kita kalau kita benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir betapa besarnya balasan bagi orang-orang yang berbuat zalim, sehingga kita takut dan menjauhi perbuatan tersebut.
Bila Telanjur Berbuat Zalim
Ustaz Faisal Abu Fatih mengatakan, kalau sekiranya kita secara sengaja ataupun tidak pernah berbuat dzalim terhadap orang lain seperti memfitnah, menggunjing, mengadu domba ataupun yang lainnya, maka solusinya adalah segeralah meminta ampun kepada Allah ‘azza wajalla lalu meminta maaf kepada orang yang pernah kita dzalimi, karena doa orang yang terdzalimi mustajab, yaitu dikabulkan oleh Allah ‘azza wa jalla.Maka sebagai langkah bijak dan mengikhlaskan segala yang pernah terjadi bagi orang yang pernah didzalimi adalah dengan mendoakan kebaikan untuk orang yang pernah menzaliminya bukan mendoakan keburukan, karena dengan mendoakan kebaikan, maka kebaikan tersebut tidak hanya akan diperoleh bagi orang yang berbuat dzalim tapi juga akan diperoleh bagi orang yang dizaliminya.
Oleh karena itu marilah kita memohon kepada Allah ‘azza wajalla agar kita termasuk orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan dan senantiasa menjauhi segala bentuk keburukan termasuk didalamnya perbuatan zalim.
Wallahu A'lam
(wid)