Ahmed Deedat: Umat Islam Diperintahkan Mengajak Ahli Kitab Bermusyawarah
loading...
A
A
A
Syekh Ahmed Hussein Deedat yang populer dengan Ahmed Deedat (1918-2005) mengatakan umat Islam diperintahkan untuk mengajak ahli kitab , orang-orang yang berilmu, bermusyawarah bersama-sama mencapai konsep yang sama bahwa kita beribadah tidak kepada yang lain kecuali Allah karena tidak ada selain Allah yang layak untuk disembah.
Ulama yang menekuni bidang perbandingan agama ini mengutip firman Allah Taala:
"Katakanlah, 'Hai Ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang Iain sebagai sesembahan selain Allah'. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)'." ( QS Ali 'Imran :64)
Ahli kitab adalah sebutan penghormatan yang diberikan kepada orang-orang Yahudi dan Kristen di dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Ahmed Deedat lalu mengutip Injil: Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan Bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku." (Injil - Keluaran 20:5).
"Tetapi karena dia Tuhan dan pemberi harapan kita, penyusun dan pendukung kita, patut untuk semua pujian, doa dan ketaatan," ujar Ahmed Deedat.
Menurutnya, secara abstrak orang-orang Yahudi dan Kristen akan setuju terhadap ayat Al Qur'an itu. Dalam praktiknya mereka gagal. Terlepas dari penyelewengan ajaran dari kesatuan atas satu Tuhan yang benar (Allah SWT) ada pertanyaan tentang kependetaan suci.
Keyakinan Islam diberikan kepada kita di sini dalam sebuah bentuk singkat:
"Katakanlah (hai orang orang mukmin), 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya'." ( QS Al-Baqarah : 136).
Posisi umat Islam jelas. Seorang Muslim tidak menyatakan mempunyai sebuah agama khusus untuk dirinya sendiri. Islam bukanlah agama suatu golongan atau etnis. Dalam pandangannya semua agama adalah satu, karena kebenaran adalah satu: Islam adalah agama yang sama dengan agama yang telah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu. ( QS Asy-Syuura : 13).
Semua kitab-kitab tersebut mengajarkan kebenaran. Intinya adalah kesadaran akan kehendak dan rencana Allah serta ikhlas dalam ketaatan atas rencana itu. Jika seseorang menginginkan sebuah agama selain itu, dia menyalahi kodratnya, dan menyalahi keinginan dan rencana Allah. Seperti tidak seorang pun dapat mengharap petunjuk, padahal ia dengan pertimbangan mendalam telah meninggalkan petunjuk.
Ulama yang menekuni bidang perbandingan agama ini mengutip firman Allah Taala:
"Katakanlah, 'Hai Ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang Iain sebagai sesembahan selain Allah'. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)'." ( QS Ali 'Imran :64)
Ahli kitab adalah sebutan penghormatan yang diberikan kepada orang-orang Yahudi dan Kristen di dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Ahmed Deedat lalu mengutip Injil: Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan Bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku." (Injil - Keluaran 20:5).
"Tetapi karena dia Tuhan dan pemberi harapan kita, penyusun dan pendukung kita, patut untuk semua pujian, doa dan ketaatan," ujar Ahmed Deedat.
Menurutnya, secara abstrak orang-orang Yahudi dan Kristen akan setuju terhadap ayat Al Qur'an itu. Dalam praktiknya mereka gagal. Terlepas dari penyelewengan ajaran dari kesatuan atas satu Tuhan yang benar (Allah SWT) ada pertanyaan tentang kependetaan suci.
Keyakinan Islam diberikan kepada kita di sini dalam sebuah bentuk singkat:
"Katakanlah (hai orang orang mukmin), 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya'." ( QS Al-Baqarah : 136).
Posisi umat Islam jelas. Seorang Muslim tidak menyatakan mempunyai sebuah agama khusus untuk dirinya sendiri. Islam bukanlah agama suatu golongan atau etnis. Dalam pandangannya semua agama adalah satu, karena kebenaran adalah satu: Islam adalah agama yang sama dengan agama yang telah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu. ( QS Asy-Syuura : 13).
Semua kitab-kitab tersebut mengajarkan kebenaran. Intinya adalah kesadaran akan kehendak dan rencana Allah serta ikhlas dalam ketaatan atas rencana itu. Jika seseorang menginginkan sebuah agama selain itu, dia menyalahi kodratnya, dan menyalahi keinginan dan rencana Allah. Seperti tidak seorang pun dapat mengharap petunjuk, padahal ia dengan pertimbangan mendalam telah meninggalkan petunjuk.
(mhy)