Hukum Mimpi Basah dan Doa untuk Menghindarinya

Rabu, 18 Oktober 2023 - 10:40 WIB
loading...
A A A
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلَامٍ، ثُمَّ يَصُومُ


'Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk waktu subuh dalam keadaan junub, bukan karena mimpi basah. Kemudian beliau puasa. (HR. Muslim, Nasai dan yang lainnya).

Makna ‘bukan karena mimpi basah’ menunjukkan bahwa junub beliau karena hubungan badan dan bukan karena mimpi basah. Hanya saja, ada dua pemahaman ulama tentang makna kalimat ‘bukan karena mimpi basah’ dalam kaitannya dengan mimpi basah yang apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mengalami mimpi basah?

Pertama, kalimat ‘bukan karena mimpi basah’ menunjukkan bahwa beliau tidak mengalami mimpi basah. Dan disini disampaikan Ummu Salamah sebagai penegasan bahwa junub atau mandi wajib itu terjadi karena hubungan badan.

Kedua, kalimat ‘bukan karena mimpi basah’ mengisyaratkan bahwa mimpi basah mungkin saja dialami Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena untuk apa Ummu Salamah menyebutkan ‘bukan karena mimpi basah’, sementara beliau tidak mengalami mimpi basah.

Jika beliau tidak mengalami mimpi basah, tentu Ummu Salamah tidak perlu menyebutkannya. An-Nawawi menyebutkan perbedaan ulama dalam masalah ini, ketika membahas hadis status sucinya mani:

وتعلق المحتجون بهذا الحديث بأن قالوا الاحتلام مستحيل في حق النبي صلى الله عليه وسلم لأنه من تلاعب الشيطان بالنائم فلا يكون المني الذي على ثوبه صلى الله عليه وسلم إلا من الجماع


Para ulama yang berdalil dengan hadis ini memberikan catatan, bahwa mimpi basah mustahil bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena termasuk permainan setan pada orang yang sedang tidur. Oleh karena itu, mani yang ada di baju Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali karena jimak.

جواب بعضهم أنه يمتنع استحالة الاحتلام منه صلى الله عليه وسلم وكونها من تلاعب الشيطان بل الاحتلام منه جائز صلى الله عليه وسلم وليس هو من تلاعب الشيطان بل هو فيض زيادة المني يخرج في وقت


Jawaban sebagian ulama memberikan jawaban, bahwa tidak mustahil bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengalami mimpi basah dan bukan permainan setan. Bahkan bisa saja beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami ihtilam (mimpi basah) dan itu bukan permainan setan. Akan tetapi karena kelebihan mani yang keluar pada waktu tertentu. Ketahui pula hukum mimpi basah pada saat puasa Ramadan.


Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3488 seconds (0.1#10.140)