Kisah Nabi Hizqil: Menghidupkan Kembali Ribuan Orang Bani Israil yang Mati karena Wabah

Rabu, 01 November 2023 - 15:47 WIB
loading...
Kisah Nabi Hizqil: Menghidupkan Kembali Ribuan Orang Bani Israil yang Mati karena Wabah
kisah ini terkandung pelajaran dan dalil yang menunjukkan bahwa tiada gunanya kewaspadaan dalam menghadapi takdir, dan tidak ada tempat berlindung dari Allah kecuali hanya kepada Dia. Ilustrasi: Ist
A A A
Kisah tentang Nabi Hizqil menghidupkan kembali ribuan orang Bani Israil yang sudah mati karena wabah diinformasikan dalam Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 243. Allah SWT berfirman:

۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحْيَٰهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
A lam tara ilallażīna kharajụ min diyārihim wa hum ulụfun ḥażaral-mauti fa qāla lahumullāhu mụtụ, ṡumma aḥyāhum, innallāha lażụ faḍlin 'alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurụn

Artinya: “Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dalam jumlah ribuan karena takut mati? Lalu, Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian, Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah Pemberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” ( QS Al-Baqarah : 243)



Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul "Qishashul Anbiya" mengutip kisah dari Muhammad bin Ishaq berkata dari Wahb bin Munabbih bahwasanya setelah Kalib bin Yufana meninggal (setelah Yusa’), maka Hizqil bin Budziy mengurusi Bani Israil. Ia adalah Putra Al-‘Ajuz. Dia adalah orang yang menyeru kepada kaum yang telah disebutkan oleh Allah dalam Al-Quran sebagaimana yang telah sampai pada kita.

Terkait ribuan orang yang takut mati sebagaimana disebut dalam ayat tersebut. dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menukil kisah yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa jumlah mereka adalah 4.000 orang, dan diriwayatkan pula darinya bahwa jumlah mereka adalah 8.000orang. Abu Saleh mengatakan, jumlah mereka adalah 9.000 orang. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas pula bahwa jumlah mereka adalah 40.000 ribu orang.

Mereka adalah penduduk sebuah kota yang dikenal dengan nama Jawurdan dari arah Wasit.

Waki' Ibnul Jarrah di dalam kitab tafsirnya mengatakan, mereka keluar meninggalkan kampung halamannya untuk menghindari penyakit ta'un yang sedang melanda negeri mereka.



Mereka berkata, "Kita akan mendatangi suatu tempat yang tiada kematian padanya."
Ketika mereka sampai di suatu tempat, maka Allah berfirman kepada mereka: Matilah kalian! Maka mereka semuanya mati. Kemudian lewatlah kepada mereka seorang nabi, lalu nabi itu berdoa kepada Allah agar mereka dihidupkan kembali, maka Allah menghidupkan mereka.

Ibnu Katsir mengatakan kalangan ulama Salaf menyebutkan bahwa mereka adalah suatu kaum penduduk sebuah negeri di zaman salah seorang nabi Bani Israil. Mereka bertempat tinggal di kemah-kemahnya di tanah kampung halaman mereka.

Mereka bertempat di sebuah lembah yang luas, dan jumlah mereka yang banyak itu memenuhi lembah tersebut. Maka Allah mengirimkan dua malaikat kepada mereka; salah satunya dari bawah lembah, sedangkan yang lainnya datang dari atasnya.

Kedua malaikat itu memekik sekali pekik di antara mereka, akhirnya matilah mereka semuanya seperti halnya seseorang mati. Kemudian mereka dikumpulkan di kandang-kandang ternak, lalu di sekitar mereka dibangun tembok-tembok (yang mengelilingi) mereka. Mereka semuanya binasa dan tercabik-cabik serta berantakan.



Setelah lewat masa satu tahun, lewatlah kepada mereka seorang nabi dari kalangan nabi-nabi Bani Israil yang dikenal dengan sebutan Hizqil. Lalu Nabi Hizqil meminta kepada Allah agar mereka dihidupkan kembali di hadapannya, dan Allah memperkenankan permintaan tersebut.

Allah memerintahkan kepadanya agar mengucapkan, "Hai tulang belulang yang telah hancur, sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu agar berkumpul kembali!" Maka tergabunglah tulang-belulang tiap jasad sebagian yang lain menyatu dengan yang lainnya.

Kemudian Allah memerintahkan kepada nabi tersebut untuk mengucapkan, "Hai tulang-belulang yang telah hancur, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk memakai daging, urat, dan kulitmu!" Maka terjadilah hal tersebut, sedangkan nabi menyaksikannya.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada nabi untuk mengatakan.”Hai para arwah, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar setiap roh kembali kepada jasad yang pernah dimasukinya!" Maka mereka bangkit hidup kembali seraya berpandangan; Allah telah menghidupkan mereka dari tidurnya yang cukup panjang itu, sedangkan mereka mengucapkan kalimat berikut: Mahasuci Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau.



Dihidupkan-Nya kembali mereka merupakan pelajaran dan bukti yang akurat yang menunjukkan bahwa kelak di hari kiamat jasad akan dibangkitkan hidup kembali.

Ibnu Katsir mengatakan di dalam kisah ini terkandung pelajaran dan dalil yang menunjukkan bahwa tiada gunanya kewaspadaan dalam menghadapi takdir, dan tidak ada tempat berlindung dari Allah kecuali hanya kepada Dia. Karena sesungguhnya mereka keluar untuk tujuan melarikan diri dari wabah penyakit mematikan yang melanda mereka agar hidup mereka panjang. Akan tetapi, pada akhirnya nasib yang menimpa mereka adalah kebalikan dari apa yang mereka dambakan, dan datanglah maut dengan cepat sekaligus membinasakan mereka semuanya.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2145 seconds (0.1#10.140)