Menyiapkan Generasi Pembela Islam Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Senin, 06 November 2023 - 12:15 WIB
loading...
Menyiapkan Generasi Pembela Islam Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW
Sebagai orang tua, kita wajib membina dan menyiapkan anak-anak kita menjadi pembela Islam tepercaya. Di tangan mereka tergenggam masa depan umat Islam kini dan nanti. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam kondisi di era akhir zaman ini, membela Islam adalah kewajiban setiap muslim. Sebagai orang tua, kita wajib membina dan menyiapkan anak-anak kita menjadi pembela Islam tepercaya. Di tangan mereka tergenggam masa depan umat Islam kini dan nanti.

Keadaan akhir zaman penuh dengan fitnah, karenanya dengan perjuangan yang dilakukan, semoga pertolongan Allah segera datang untuk kaum muslim di seluruh dunia. Dengan demikian, umat Islam kembali terangkat derajatnya sebagai sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk memimpin manusia.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ


“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran : 110).

Lantas apa yang harus dilakukan untuk melahirkan generasi pembela Islam ini? Sesungguhnya pembelaan terhadap Islam merupakan sunnatullah yang harus dilakukan umat Islam. Apalagi dalam situasi saat ini ketika sistem sekuler kapitalisme berkuasa.

Perjuangan dakwah menuju lahirnya para pembela Islam ini bukan jalan yang mudah untuk dilalui oleh keluarga muslim . Ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga bagi keberlangsungan perjuangan. Oleh karena itu, persiapkan keluarga dan anak-anak kita agar turut berada dalam barisan dakwah. Mereka akan menjadi penerus estafet perjuangan, penguat, pelindung, dan pembela dakwah Islam. Tentu saja orang tua juga harus siap menjadi pembela Islam.

Disarikan dari berbagai sumber, ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan orang tua untuk menyiapkan anak-anak menjadi pembela Islam ini. Di antaranya:

1. Tanamkan sikap tauhid dan keimanan yang kukuh

Sejak dini, jadikan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. Ini adalah tugas utama orang tua yang akan sangat memengaruhi tumbuh dan berkembangnya sendi-sendi agama dalam diri anak.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu dan bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR Al-Bukhari).

Penanaman keimanan ini akan menjadikan anak kita mengenal Allah, Al-Khaliq Al-Mudabbir, dan Rasulullah Muhammad SAW, penyampai risalah Islam. Selanjutnya, akan tumbuh kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. Cinta ini akan mendorong anak-anak kita untuk melakukan amal yang dicintai Allah dan dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Agar anak semakin mencintai Nabi Muhammad SAW, orang tua harus rajin membacakan Sirah Nabawiyah yang menjelaskan cara Rasulullah saw. memperjuangkan dan menegakkan Islam di muka bumi. Dengan demikian, anak-anak akan paham syariat dan cara memperjuangkan, serta membela Islam. Ketika Al-Qur’an dinistakan atau Rasulullah saw. dihina, mereka akan berada di barisan terdepan untuk membela keduanya.

2. Kenalkan syariat Islam, termasuk adab dan akhlak mulia, sejak dini

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkanlah anak-anakmu agar mendirikan salat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka (jika meninggalkan salat) ketika telah berumur sepuluh tahun.”

Demikian pula terhadap hukum-hukum yang lain, seperti kewajiban berpakaian secara sempurna, larangan mencuri, dan sebagainya. Orang tua juga harus menjelaskan hukum yang lima (ahkamul khamsah), adab, dan akhlak. Orang tua bisa mengajak anak-anak ke majelis-majelis ilmu untuk memperkaya pemahamannya tentang syariat Islam, berdiskusi bersama, dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, keimanan menguat, makin menguat pula dorongan mereka untuk belajar Islam. Tentu saja pemahaman terhadap syariat Islam makin luas. Mereka pun makin merasa bertanggung jawab melaksanakannya. Selanjutnya, mereka akan paham betapa istimewanya syariat Islam.

Mereka akan rindu pada penerapan syariat Islam di muka bumi. Akhirnya, mereka akan senantiasa terdorong untuk menyebarkan dan membela ajaran Islam. Apalagi ketika musuh-musuh Islam makin gencar menyudutkan atau merendahkan syariat Islam. Mereka akan siap membela di garda terdepan dengan menyampaikan kebenaran syariat Islam.

3. Mengasah akal anak untuk berpikir benar

Tantangan arus globalisasi budaya, informasi, dan teknologi saat ini memang memiliki andil besar dalam mewarnai pemikiran, sikap, dan perilaku anak-anak kita. Mereka kerap memiliki keingintahuan yang besar terhadap hal-hal yang didapatkannya dari medsos. Misalnya, informasi-informasi yang tidak benar tentang Islam, seperti Islam moderat atau pemikiran feminisme yang sering “mengecoh” umat Islam. Jangan sampai anak kita yang cerdas terjebak dengan pemikiran yang salah ini.

Dalam persoalan ini, orang tua harus memberikan informasi benar yang bersumber dari ajaran Islam, Al-Qur’an, dan sunah. Informasi ini dijadikan pijakan dalam menilai berbagai informasi yang anak dapatkan. Pacu anak agar menggunakan akalnya untuk berpikir benar sehingga tidak terbujuk pemikiran yang tidak sesuai Islam. Mereka akan tahu bahwa pemikiran dan pemahaman Islamlah yang harus dibela dan disebarkan di tengah umat.

4. Memberi pemahaman agar anak menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan

Untuk memperjuangkan dan membela Islam, umat Islam harus melakukan dakwah ke tengah umat. Dakwah adalah kewajiban kaum muslim, sudah seharusnya dijadikan sebagai poros kehidupan mereka. Orang tua harus menanamkan hal ini kepada anak-anak sejak dini agar mereka menjadi para pembela Islam tepercaya. Dengan demikian, rintangan, tantangan, dan hambatan apa pun di jalan dakwah akan disikapi sebagai risiko atau konsekuensi perjuangan.

Dakwah juga sangat penting dalam membangun keluarga pejuang, keluarga pembela Islam. Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka (lihat QS At-Tahrim [66]: 6).

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Rasulullah saw. melakukan dakwah pertama kali kepada istrinya, keponakannya, pembantunya, dan kawan terdekatnya. Tanpa dakwah, Islam tidak akan tegak. Dakwah merupakan pilar kebaikan individu, keluarga, dan masyarakat. Menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan merupakan suatu keniscayaan.

5. Berikan teladan bagi anak

Bagaimana pun anak-anak membutuhkan qudwah dan teladan yang baik, bahkan hingga mereka dewasa. Sudah seharusnya orang tua selalu memberikan contoh yang baik kepada anak cara menjadi pembela Islam tepercaya. Tentu agar benih-benih kebaikan tertanam dan menghunjam dalam jiwa dan sanubari mereka. Selanjutnya akan terbawa dalam setiap sikap dan perilaku mereka bahwa syariat Islam harus diterapkan dan ditegakkan.

Orang tua harus memberikan teladan untuk menjadikan Islam sebagai standar setiap perbuatan, juga sebagai rujukan dalam berpikir atau berdiskusi. Buatlah mereka bangga menjadi seorang muslim dengan aturannya yang sempurna. Mereka akan semangat menjalankan dan menyebarkan syariat-Nya meskipun tidak mudah. Inilah yang akan mengokohkan jiwa untuk menjadi pembela Islam tepercaya saat syariat Islam dan umatnya direndahkan oleh musuh-musuh Islam. Mereka akan menyampaikan kebenaran Islam di mana pun berada.

6. Takarub kepada Allah Taala

Membela Islam memang bukan tanpa hambatan dan tantangan. Ini semua akan dapat dihadapi, karena makin dekat kita kepada Allah, Dia pun makin dekat kepada kita. Pada saat itulah pertolongan dan kemudahan akan diberikan-Nya kepada kita.

Banyak hal yang bisa dilakukan bersama anak-anak kita untuk makin dekat pada Allah Swt., seperti melakukan salat sunah, membanyak zikir, berdoa, saum sunah, tilawah Al-Qur’an, dan banyak muhasabah. Dengan takarub kepada Allah, berarti kita telah mengundang bantuan, pertolongan, dan pemeliharaan dari-Nya.

Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Pada setiap malam, Tuhan kami Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman, ‘Siapa saja yang berdoa kepada Diri-Ku, Aku akan memperkenankan doanya. Siapa saja yang meminta kepada Diri-Ku, Aku akan mengabulkan permintaannya. Siapa meminta ampunan kepada Diri-Ku, Aku pun akan mengampuninya.’” (HR Al-Bukhari Muslim).



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1557 seconds (0.1#10.140)