Benarkah Yajuj dan Majuj Lebih Berbahaya dari Dajjal?
loading...
A
A
A
Dajjal dan Yajuj Majuj adalah dua makhkuk yang menjadi fitnah (ujian) besar di akhir zaman. Benarkah Yajuj dan Majuj lebih berbahaya dari Dajjal ? Simak ulasan berikut ini.
Kata Dajjal (ٱلْمَسِيحُ ٱلدَّجَّالُ) memang tidak disebut dalam Al-Qur'an. Sedangkan Yajuj dan Majuj (يأجوج ومأجوج) namanya diabadikan dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94 dan Surat Al-Anbiya Ayat 96. Kedua makhluk ini adalah golongan manusia yang merupakan keturunan Nabi Adam 'alaihissalam. Hanya saja, Dajjal dan Yajuj Majuj diberi kelebihan oleh Allah sesuai sifat dan karakteristiknya masing-masing.
Dajjal dan Yajuj wa Majuj adalah dua sebutan untuk menamakan suatu bangsa. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan tentang hal agama dan kebenaran. Sedangkan sebutan Ya'juj dan Ma'juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik dan memiliki sifat barbar sehingga disebut sebagai bangsa perusak di akhir zaman.
Sekalipun Dajjal mati terbunuh di tangan Isa bin Maryam (Nabi Isa 'alaihissalam), namun tidak demikian dengan bangsa Yajuj dan Majuj. Mereka begitu kuat hingga umat muslim yang menyertai Nabi Isa di akhir zaman diperintahkan Allah mengungsi ke bukit-bukit dan tempat yang tinggi untuk menghindari mereka.
Bangsa Yajuj dan Majuj ini baru binasa setelah Nabi Isa berdoa kepada Allah untuk memusnahkan mereka. Dalam Hadis Nabi, Yajuj dan Majuj disebut sebagai bangsa yang sangat kuat dan tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkannya. Beruntung mereka saat ini masih terkurung oleh dinding (tembok) besi yang dibangun Dzulqarnain sebagaimana disebut dalam Surat Al-Kahfi. Apabila tembok Yakjuj dan Makjuj ini dibukakan, maka mereka akan turun dengan cepat ke seluruh penjuru bumi. Hanya Allah yang berkuasa dan mengetahui kapan dinding itu terbuka. Wallahu A'lam.
Yajuj dan Majuj
Sekarang kita akan mengulas sekilas tentang Yajuj dan Majuj. Dalam buku "Yajuj dan Majuj" karya sejarawan Timur Tengah, Dr asy-Syafi' al-Mahi Ahmad disebutkan, bahwa bangsa perusak ini telah dikenal hampir di semua peradaban dunia kuno dengan nama yang berbeda-beda.
Yajuj dan Majuj disebut sebagai salah satu keturunan Nabi Nuh, mereka dan anak cucunya adalah sisi gelap dunia karena karakteristik dan tindakan mereka yang sangat kejam tak berperikemanusiaan, merusak, menghancurkan, membunuh dan meluluh-lantakkan banyak peradaban manusia dari era kuno hingga Abad Pertengahan. Mulai dari Yunani, Eropa, Persia, Timur Tengah, Asia Kecil, China, hingga Mesir, telah mengalami kehancuran akibat ulah mereka.
Al-Qur'an mengabadikan Yajuj dan Majuj sebagaimana firman-Nya:
قَالُوۡا يٰذَا الۡقَرۡنَيۡنِ اِنَّ يَاۡجُوۡجَ وَمَاۡجُوۡجَ مُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلٰٓى اَنۡ تَجۡعَلَ بَيۡنَـنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّا
Artinya: "Mereka berkata, "Wahai Dzulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (QS. Al-Kahfi Ayat 94)
Saking dahsyatnya Yajuj Majuj ini, air Danau Tiberias di Syam pun habis dihisapnya ketika keluar dari tembok penjaranya. Ciri-ciri mereka disebutkan oleh Rasulullah ﷺ, Beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Yajuj dan Majuj; Bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.'' (HR Ahmad)
Kata Yajuj dan Majuj sendiri berasal dari kata Ajja atau Ajij dalam wazan Yaf'ul. Kata Ajij berarti nyala api. Tetapi kata Ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj dapat diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena gerakannya yang hebat.
Ada satu kisah menarik diceritakan dalam Syarah Sullam At-Taufik karya Imam Nawawi Al-Bantani. Rasulullah ﷺ pernah berpapasan dengan kaum perusak ini. Mereka disebut dengan nama Yajuj dan Majuj karena jumlah dan kekuatan mereka yang begitu hebat. Mereka memakan rumput, pohon, kayu bakar, dan manusia (kanibal). Meski demikian, Yajuj dan Majuj tidak dapat memasuki tiga kota suci yaitu Mekkah, Madinah dan Baitul Maqdis.
Suatu ketika Rasulullah ﷺ ditanya, "Apakah Yajuj dan Majuj menerima dakwahmu?" Maka Rasulullah menjawab: "Aku berpapasan dengan mereka di malam Lailatul Isra'. Aku memanggil mereka tetapi mereka tidak menjawab."
Menurut Ibnu Katsir berkata, Yajuj dan Majuj adalah keturunan Adam. Menurut Kitab Ruhul-Ma'ani, Yajuj wa Majuj adalah dua kabilah keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebagian dari mereka. Mereka disebut Turk karena ditinggalkan di sebelah sananya tembok.
Dr Asy-Syafi Al-Mahi Ahmad menyusun fase-fase keluarnya Yajuj dan Majuj sesuai peradaban sejarah. Keluarnya mereka yang terakhir adalah menjelang hari Kiamat. Silsilah Yajuj dan Majuj ketika mereka keluar diketahui dengan nama-nama yang beraneka ragam:
1. Menurut orang-orang Asyrian pada abad ke-6 sebelum Masehi mengenal mereka dengan nama Scythians.
2. Orang-orang Cina pada abad ke-3 sebelum Masehi menyebut mereka dengan nama Hsiun-nu.
3. Orang-orang Eropa pada abad ke-4 Masehi menyebut mereka dengan nama Hun.
4. Menurut kaum muslimin, orang-orang Cina dan Eropa pada abad ke-13 Masehi mengenal mereka dengan nama bangsa Mongol dan Tartar yang merupakan fitnah pada zaman dahulu, sekarang dan akan datang.
Tembok Yajuj dan Majuj
Yajuj dan Majuj saat ini terkurung di dalam tembok yang dibangun Raja Dzulqarnain. Mengenai lokasi tembok ini, yang termasyur berada di Derbent (atau Darband) yang terletak di Pantai Laut Kaspia. Dalam Kitab Marasidil-Ittila', terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya Ibnu at-Faqih.
Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu: "Derbent atau Darbandadalah sebuah kota kerajaan Persia di Kaukasus, termasuk provinsi Daghistan, di pantai Barat laut Kaspi. Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulangke laut, yang panjangnnya 50 Mil, yang disebut Tembok Alexander. Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki dengan pintu gerbangnya terbuat dari besi. terdapat berpuluh-puluh menara-pengintai dan merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat."
Sekilas tentang Dajjal
Dajjal memang tidak disebut dalam Al-Qur'an, tetapi Rasulullah menyebutnya dalam banyak riwayat Hadis. Ia adalah sosok manusia pembohong besar yang akan keluar di akhir zaman. Kitab-kitab Hadits menggunakan kata Dajjal atau disebut Anti Christus.
Ciri-ciri fisik Dajjal disebutkan bahwa matanya buta sebelah, rambutnya keriting, badannya pendek dan bengkok, dan tertulis di antara kedua matanya Kaf Fa Ra yang maknanya "Kafir". Kelebihan Dajjal di antaranya dapat melakukan tipu daya sehingga manusia mengikutinya. Dalam Hadis disebutkan: Dajjal memiliki "surga dan neraka". Ia dapat membawa air dan api, menurunkan hujan, mengeluarkan harta benda dari reruntuhan, menghidupkan orang mati. Alam pun tunduk dengan perintahnya.
Kata Dajjal (ٱلْمَسِيحُ ٱلدَّجَّالُ) memang tidak disebut dalam Al-Qur'an. Sedangkan Yajuj dan Majuj (يأجوج ومأجوج) namanya diabadikan dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94 dan Surat Al-Anbiya Ayat 96. Kedua makhluk ini adalah golongan manusia yang merupakan keturunan Nabi Adam 'alaihissalam. Hanya saja, Dajjal dan Yajuj Majuj diberi kelebihan oleh Allah sesuai sifat dan karakteristiknya masing-masing.
Dajjal dan Yajuj wa Majuj adalah dua sebutan untuk menamakan suatu bangsa. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan tentang hal agama dan kebenaran. Sedangkan sebutan Ya'juj dan Ma'juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik dan memiliki sifat barbar sehingga disebut sebagai bangsa perusak di akhir zaman.
Sekalipun Dajjal mati terbunuh di tangan Isa bin Maryam (Nabi Isa 'alaihissalam), namun tidak demikian dengan bangsa Yajuj dan Majuj. Mereka begitu kuat hingga umat muslim yang menyertai Nabi Isa di akhir zaman diperintahkan Allah mengungsi ke bukit-bukit dan tempat yang tinggi untuk menghindari mereka.
Bangsa Yajuj dan Majuj ini baru binasa setelah Nabi Isa berdoa kepada Allah untuk memusnahkan mereka. Dalam Hadis Nabi, Yajuj dan Majuj disebut sebagai bangsa yang sangat kuat dan tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkannya. Beruntung mereka saat ini masih terkurung oleh dinding (tembok) besi yang dibangun Dzulqarnain sebagaimana disebut dalam Surat Al-Kahfi. Apabila tembok Yakjuj dan Makjuj ini dibukakan, maka mereka akan turun dengan cepat ke seluruh penjuru bumi. Hanya Allah yang berkuasa dan mengetahui kapan dinding itu terbuka. Wallahu A'lam.
Yajuj dan Majuj
Sekarang kita akan mengulas sekilas tentang Yajuj dan Majuj. Dalam buku "Yajuj dan Majuj" karya sejarawan Timur Tengah, Dr asy-Syafi' al-Mahi Ahmad disebutkan, bahwa bangsa perusak ini telah dikenal hampir di semua peradaban dunia kuno dengan nama yang berbeda-beda.
Yajuj dan Majuj disebut sebagai salah satu keturunan Nabi Nuh, mereka dan anak cucunya adalah sisi gelap dunia karena karakteristik dan tindakan mereka yang sangat kejam tak berperikemanusiaan, merusak, menghancurkan, membunuh dan meluluh-lantakkan banyak peradaban manusia dari era kuno hingga Abad Pertengahan. Mulai dari Yunani, Eropa, Persia, Timur Tengah, Asia Kecil, China, hingga Mesir, telah mengalami kehancuran akibat ulah mereka.
Al-Qur'an mengabadikan Yajuj dan Majuj sebagaimana firman-Nya:
قَالُوۡا يٰذَا الۡقَرۡنَيۡنِ اِنَّ يَاۡجُوۡجَ وَمَاۡجُوۡجَ مُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلٰٓى اَنۡ تَجۡعَلَ بَيۡنَـنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّا
Artinya: "Mereka berkata, "Wahai Dzulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (QS. Al-Kahfi Ayat 94)
Saking dahsyatnya Yajuj Majuj ini, air Danau Tiberias di Syam pun habis dihisapnya ketika keluar dari tembok penjaranya. Ciri-ciri mereka disebutkan oleh Rasulullah ﷺ, Beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Yajuj dan Majuj; Bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.'' (HR Ahmad)
Kata Yajuj dan Majuj sendiri berasal dari kata Ajja atau Ajij dalam wazan Yaf'ul. Kata Ajij berarti nyala api. Tetapi kata Ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj dapat diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena gerakannya yang hebat.
Ada satu kisah menarik diceritakan dalam Syarah Sullam At-Taufik karya Imam Nawawi Al-Bantani. Rasulullah ﷺ pernah berpapasan dengan kaum perusak ini. Mereka disebut dengan nama Yajuj dan Majuj karena jumlah dan kekuatan mereka yang begitu hebat. Mereka memakan rumput, pohon, kayu bakar, dan manusia (kanibal). Meski demikian, Yajuj dan Majuj tidak dapat memasuki tiga kota suci yaitu Mekkah, Madinah dan Baitul Maqdis.
Suatu ketika Rasulullah ﷺ ditanya, "Apakah Yajuj dan Majuj menerima dakwahmu?" Maka Rasulullah menjawab: "Aku berpapasan dengan mereka di malam Lailatul Isra'. Aku memanggil mereka tetapi mereka tidak menjawab."
Menurut Ibnu Katsir berkata, Yajuj dan Majuj adalah keturunan Adam. Menurut Kitab Ruhul-Ma'ani, Yajuj wa Majuj adalah dua kabilah keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebagian dari mereka. Mereka disebut Turk karena ditinggalkan di sebelah sananya tembok.
Dr Asy-Syafi Al-Mahi Ahmad menyusun fase-fase keluarnya Yajuj dan Majuj sesuai peradaban sejarah. Keluarnya mereka yang terakhir adalah menjelang hari Kiamat. Silsilah Yajuj dan Majuj ketika mereka keluar diketahui dengan nama-nama yang beraneka ragam:
1. Menurut orang-orang Asyrian pada abad ke-6 sebelum Masehi mengenal mereka dengan nama Scythians.
2. Orang-orang Cina pada abad ke-3 sebelum Masehi menyebut mereka dengan nama Hsiun-nu.
3. Orang-orang Eropa pada abad ke-4 Masehi menyebut mereka dengan nama Hun.
4. Menurut kaum muslimin, orang-orang Cina dan Eropa pada abad ke-13 Masehi mengenal mereka dengan nama bangsa Mongol dan Tartar yang merupakan fitnah pada zaman dahulu, sekarang dan akan datang.
Tembok Yajuj dan Majuj
Yajuj dan Majuj saat ini terkurung di dalam tembok yang dibangun Raja Dzulqarnain. Mengenai lokasi tembok ini, yang termasyur berada di Derbent (atau Darband) yang terletak di Pantai Laut Kaspia. Dalam Kitab Marasidil-Ittila', terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya Ibnu at-Faqih.
Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu: "Derbent atau Darbandadalah sebuah kota kerajaan Persia di Kaukasus, termasuk provinsi Daghistan, di pantai Barat laut Kaspi. Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulangke laut, yang panjangnnya 50 Mil, yang disebut Tembok Alexander. Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki dengan pintu gerbangnya terbuat dari besi. terdapat berpuluh-puluh menara-pengintai dan merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat."
Sekilas tentang Dajjal
Dajjal memang tidak disebut dalam Al-Qur'an, tetapi Rasulullah menyebutnya dalam banyak riwayat Hadis. Ia adalah sosok manusia pembohong besar yang akan keluar di akhir zaman. Kitab-kitab Hadits menggunakan kata Dajjal atau disebut Anti Christus.
Ciri-ciri fisik Dajjal disebutkan bahwa matanya buta sebelah, rambutnya keriting, badannya pendek dan bengkok, dan tertulis di antara kedua matanya Kaf Fa Ra yang maknanya "Kafir". Kelebihan Dajjal di antaranya dapat melakukan tipu daya sehingga manusia mengikutinya. Dalam Hadis disebutkan: Dajjal memiliki "surga dan neraka". Ia dapat membawa air dan api, menurunkan hujan, mengeluarkan harta benda dari reruntuhan, menghidupkan orang mati. Alam pun tunduk dengan perintahnya.