Konspirasi Yahudi: Kisah Hitler Menutup Sarang Freemansory di Jerman

Minggu, 17 Desember 2023 - 13:12 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Kisah...
Adolf Hitler. Foto/Ilustrasi: pulitzer
A A A
Adolf Hitler (1889 – 1945) adalah Ketua Partai Nazi atau Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional. Tokoh kelahiran Austria ini menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust .

"Ketika terjadi pertikaian di dalam tubuh Nazi, Hitler berusaha netral. Sikap ini terjadi sampai tahun 1936, ketika peristiwa demi peristiwa yang terjadi akhirnya menempatkan Hitler menganut garis moderat," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).

Menurutnya, hal ini terlihat jelas dari usaha yang dilakukan untuk mencoba mengadakan persahabatan dengan Inggris , dan berusaha menjauhi benturan dengan pihak gereja dan para penganut Kristen secara umum.



Tindakan Hitler yang sangat berani adalah menutup The Grand Eastern Lodge di Jerman, yang merupakan sarang Freemasonry , mirip dengan The Grand Eastern Lodge yang terdapat di kota besar Eropa lainnya yang dikuasai oleh para pemilik modal internasional .

William G. Carr mengatakan meskipun perkumpulan The Grand Eastern Lodge di Jerman melarang orang Yahudi menjadi anggotanya, namun paham atheisme yang terdapat dalam perkumpulan itu bukan tidak lebih berbahaya dari pada prinsip para pemilik modal Yahudi internasional.

Nazisme merupakan salah satu bentuk atheisme yang menuhankan negara Jerman. Seluruh dunia harus tunduk kepada Jerman dengan kekuatan, dan membangun kebudayaan supremasi ras Arya Jerman.

Di tengah-tengah perselisihan antar-kelompok dalam Nazi, pribadi Hitler bagi kelompok moderat merupakan sosok pimpinan baru dan bapak pembangunan Jerman.

Sedangkan bagi kelompok ekstrem, Hitler adalah seorang Fuhrer bagi Jerman, dan seorang pimpinan bangsa Arya.



Sedang Hitler sendiri berusaha menjauhkan diri dari pelukan golongan aristokrat militer Arya, yang bagi Hitler sendiri tidak dibutuhkan, karena ia mampu membangun militer Jerman tanpa harus minta bantuan mereka.

Hitler yakin, bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan perdamaian, dan memberikan pukulan mematikan kepada para pemilik modal Yahudi internasional itu adalah mengadakan persekutuan dengan negara super power di Eropa pada saat itu, yaitu Inggris.

Persekutuan Bersama

Oleh karena itu, arah politik Hitler ditujukan kepada persekutuan sejenis itu. Antara tahun 1933-1936 Hitler selalu berusaha mengadakan hubungan dengan Inggris, agar bisa membentuk persekutuan bersama.

la mempunyai tekad seperti itu sejak masih dalam bukunya yang diberi judul Perjuanganku. Katanya, "Seandainya aku diminta untuk membela kerajaan Inggris dengan kekuatan, pastilah permintaan itu akan kukabulkan dengan senang hati".



Hitler kurang jeli, bahwa usaha untuk mencapai keinginan seperti itu terhalang oleh dua kendala besar, yaitu:

1) Para pemilik modal internasional tahu, bahwa dukungan bagi kebangkitan dan militerisasi Jerman yang digalakan oleh Hitler akan membuka jalan bagi pecahnya perang yang mereka rancang sebelumnya.

Di lain pihak, Hitler punya beberapa sasaran utama yang akan dituju dalam persekutuannya dengan Inggris, di antaranya mengenyahkan orang-orang Yahudi sampai ke akar-akarnya.

2) Golongan aristokrat militer Aryan di Jerman, yang dari para sejarawan mendapat julukan "Para Pialang Perang Nazi", tidak mau berkompromi, kecuali demi kekuasaan Jerman atas seluruh Eropa, dan membangun kebudayaan yang berpijak pada supremasi bangsa Arya Jerman.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2827 seconds (0.1#10.140)