Biografi Imam Hanafi, Ulama Kelahiran Irak Peletak Dasar Fiqih Mazhab Hanafi

Senin, 08 Januari 2024 - 13:34 WIB
loading...
Biografi Imam Hanafi, Ulama Kelahiran Irak Peletak Dasar Fiqih Mazhab Hanafi
Imam Hanafi merupakan salah satu ulama besar peletak dasar-dasar fiqih pendiri Mazhab Hanafi. Beliau memiliki riwayat hidup luar biasa dan mendapat pujian dari banyak ulama. Foto ilustrasi/ist
A A A
Biografi Imam Hanafi atau imam Abu Hanifah (80-150 Hijriyah), penting diketahui umat Islam. Terutama mereka yang mengikuti mazhab Hanafi.

Imam Hanafi merupakan salah satu ulama besar peletak dasar-dasar fiqih pendiri Mazhab Hanafi . Beliau memiliki riwayat hidup luar biasa dan mendapat pujian dari banyak ulama.

Imam Abu Hanifah memiliki nama asli Nu'man bin Tsabit al-Kufi rahimahullah. Beliau lahir di Kota Kufah, Irak pada Tahun 80 H atau Tahun 699 M. Wafat di Kota Baghdad pada Tahun 150 H atau 767 M bersamaan dengan tahun kelahiran Imam Asy-Syafi'i.

Syaikh At-Taqi Al-Ghazi berkata, ada perselisihan pendapat tentang asal daerahnya. Ada yang mengatakan dari Kaabil, ada pula yang menyebut Baabil, ada yang menyebut Nasaa, ada yang mengatakan Tirmidz, ada juga yang menyebut Al-Anbar, dan lainnya.

Cucunya bernama Ismail bin berkata, kakekku dilahirkan Tahun 80 Hijriyah, dan Tsabit (ayah Abu Hanifah) membawanya saat masih kecil kepada Ali bin Abi Thalib. Lalu Ali mendoakannya dengan keberkahan untuknya dan keturunannya. Dan kami mengharapkan kepada Allah agar mengabulkan hal itu, karena doa Ali radhiyallahu 'anhu pada kami. (Siyar A'lamin Nubala, 6/395)

Mengapa beliau mendapatkan panggilan Abu Hanifah, berbeda-beda riwayatnya. Ada yang menyebutkan karena kuatnya ibadahnya hingga ia disebut orang yang hanif. Sebagiannya lagi karena beliau berobat dengan sejenis obat bernama Hanifah. Sedangkan Abu Yusuf mengatakan sebabnya karena ia selalu membawa Hanif (semacam alat menyimpan tinta) kemana pun ia pergi. [Min A'lam as Salaf hal. 222]

Banyak Dipuji di Kalangan Ulama

Imam Abdullah bin Mubarak rahimahullah pernah berkata: "Aku tidak pernah melihat seorang laki-laki yang lebih berwibawa di majelisnya, yang paling baik adab dan kesantunannya melebihi imam Abu Hanifah." [Siyar A’lam Nubala (6/400)]

Beliau juga berkata: "Abu Hanifah adalah orang yang paling paham fiqih." [Ibid]

Ali bin Asham rahimahullah berkata: "Seandainya ditimbang kekuatan akal Abu Hanifah dengan separuh penduduk bumi, niscaya dia akan mengalahkan mereka." [Tarikh Baghdad (15/487)]

Yahya bin Nashr rahimahullah berkata: "Beliau termasuk orang yang paling paham fiqih di zamannya dan orang yang paling bertaqwa." [Al Intiqa hal 163]

Maki bin Ibrahim rahimahullah berkata: "Abu Hanifah merupakan penduduk bumi yang paling berilmu." [Bidayah wa Nihayah (10/110)]

Syadad bin Hakim berkata: "Aku belum pernah melihat orang yang lebih berilmu dibanding Abu Hanifah." [Ath Thabaqat As Sunniyah Hal 29]

Imam Malik rahimahullah ketika ditanya apakah pernah melihat Imam Abu Hanifah, maka beliau menjawab: "Iya, aku melihat seorang laki-laki yang seandainya ia mengatakan tiang yang terbuat dari kayu ini adalah emas, niscaya ia bisa mempertahankan pendapatnya." [Siyar A'lam Nubala (6/399)]

Imam Syafi'i rahimahullah berkata: "Semua orang dalam urusan fiqih berutang kepada Imam Abu Hanifah." [Siyar A'lam Nubala (6/403)]

Syaikh At-Taqi al-Ghazi berkata: "Dialah imamnya para imam, penerang bagi umat, lautan ilmu dan keutamaan, ulamanya Iraq, ahli fiqih dunia seluruhnya, orang semasa dan setelahnya menjadi lemah di hadapannya, belum pernah mata melihat yang semisalnya. Belum ada seorang mujtahid mencapai derajat seperti kesempurnaan dan keutamaannya." [Ath Thabaqat Sunniyah Hal 24]

Ahli Ibadah dengan Ilmu yang Menakjubkan

Selain dikenal sebagai ahli fiqih dan gurunya para ulama, Imam Abu Hanifah dikenal sebagai ahli ibadah.

Asad bin Amru rahimahullah berkata: "Abu Hanifah rahimahullah melakukan sholat Isya dan Subuh dengan sekali wudhu selama 40 tahun." [Siyar A'lam Nubala (6/399)3]

Imam Abu Yusuf rahimahullah berkata: "Adalah Imam Abu Hanifah biasa mengkhatamkan Al-Qur'an setiap malamnya hanya dalam satu rakaat." [Tarikh Islami (9/195)]

Mis'ar bin Kidam juga berkata: "Aku pernah melihat Abu Hanaifah mengkhatamkan Qur'an dalam satu rakaat." [Siyar A'lam Nubala (6/403)]

Yahya bin Abdul Hamid al Hamaniy dari ayahnya: "Bahwa ayahnya pernah bersama Abu Hanifah selama 6 bulan. Dan selama itu ia tidak melihat beliau sholat Subuh kecuali dengan sholat Isya yang diakhirkan." [Siyar A’lam Nubala (6/400)]
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)