10 Amalan Bulan Ramadan Bagi Wanita Haid
loading...
A
A
A
Banyak amalan bulan Ramadan bagi wanita haid , serta tetap mendapat pahala bulan suci tersebut. Amalan apa saja yang bisa dilakukan wanita yang tengah berhadas ini?
Kekecewaan tidak dapat melaksanakan ibadah karena haid pernah dialami ummul mukminin Aisyah radhiyallahu'anha. Namun karena kondisi tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menghibur Aisyah yang bersedih karena keburu datang bulan, padahal belum sempat menjalankan manasik haji.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu'anha berkata, “Kami keluar (safar) bersama Nabi SAW, dan tujuan kami hanyalah ibadah haji. Sampai ketika kami tiba di Sarif atau dekat dengannya, aku mengalami haid. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah engkau mengalami nifas?’ [maksudnya adalah haid (menstruasi)].
Aisyah berkata, “Aku jawab, ’Iya.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam. Maka lakukanlah amalan-amalan haji, hanya saja janganlah engkau Tawaf di Kakbah sebelum engkau mandi (setelah suci dari haid).’
Aisyah berkata, ‘Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkurban dengan menyembelih seekor sapi yang diniatkan untuk semua istrinya.’” (HR Bukhari – Muslim).
Lalu bagaimana agar setiap muslimah yang tengah mengalami siklus bulanan ini dapat pahala Ramadannya?
Ustadz Dr (HC) Adi Hidayat, Lc, MA, Direktur Quantum Akhyar Institute, mengatakan perempuan yang terkena haid harusnya tidak perlu kecewa. Soalnya, pahala amalan rutin yang dilakukan saat dirinya suci akan diberikan secara sempurna.
"Ketika suci dia banyak melakukan amalan-amalan secara rutin, maka tatkala datang bulan pahala amalan-amalan baik itu tetap diberikan, selama dirinya haid" kata ustadz yang populer dipanggil UAH ini dalam kanal youtubenya, beberapa waktu lalu.
Itu sebabnya, rugi bagi perempuan yang ketika suci hanya menjalankan amalan-amalan fardhu saja. Sebab dia pun hanya akan mendapatkan pahala amalan yang fardhu saja ketika haid. Padahal jika ia melakukan juga yang sunnah-sunnah, maka ketika haid akan mendapat pahala yang fardhu maupun sunnah kendati ia sedang tidak menjalankan ibadah tersebut karena haid.
Haid di saat puasa secara otomatis membatalkan puasa sehingga diharuskan mengganti (qadla’) di luar Ramadan. Mengkaji pendapat Ustaz Adi tersebut, maka pahala puasa bagi perempuan yang sedang haid akan tetap diberikan secara sempurna.
Dinukil dari beberapa sumber, berikut amalan sunnah yang bisa dilakukan perempuan mestruasi agar tetap mendapat pahala Ramadan, di antaranya:
Nah muslimah, mari kita perbanyak sedekah dan beramal infaq selama Ramadan ya!
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)
Jenis Zikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Dalam konteks Ramadhan, umat Islam dianugerahi kesempatan Lailatul Qadar yang disebut Al-Qur’an setara dengan seribu bulan. Meski banyak ulama yang meyakini momen itu jatuh pada sepuluh terakhir Ramadhan, sejatinya jadwal pastinya hanya Allah yang tahu.
Perempuan haid/nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan memanfaatkan hari demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci ini untuk beribadah, termasuk berdzikir.
Sayyidah Aisyah Radhiyallahu'anha pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:
"Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’
(Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku).” (HR Ibnu Majah)
Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da‘â-yad‘û-du‘â juga berarti berseru atau memanggil. Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa bisa juga disebut bermunajat.
Shalawat adalah sebab turunnya rahmat, pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amalan wanita haid bulan Ramadan dengan terus mendengar lantunan ayat suci, hati akan merasa selalu dekat dengan Allah. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Ibnu Majah. Dari Aisyah Ra ia berkata:
"Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid, dan ia membaca Alquran."
Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa.
Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.
Bersilaturahmi dengan saudara, teman, dan kerabat bisa menambah pahala.
Demikian semoga bermanfaat.
Kekecewaan tidak dapat melaksanakan ibadah karena haid pernah dialami ummul mukminin Aisyah radhiyallahu'anha. Namun karena kondisi tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menghibur Aisyah yang bersedih karena keburu datang bulan, padahal belum sempat menjalankan manasik haji.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu'anha berkata, “Kami keluar (safar) bersama Nabi SAW, dan tujuan kami hanyalah ibadah haji. Sampai ketika kami tiba di Sarif atau dekat dengannya, aku mengalami haid. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah engkau mengalami nifas?’ [maksudnya adalah haid (menstruasi)].
Aisyah berkata, “Aku jawab, ’Iya.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam. Maka lakukanlah amalan-amalan haji, hanya saja janganlah engkau Tawaf di Kakbah sebelum engkau mandi (setelah suci dari haid).’
Aisyah berkata, ‘Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkurban dengan menyembelih seekor sapi yang diniatkan untuk semua istrinya.’” (HR Bukhari – Muslim).
Lalu bagaimana agar setiap muslimah yang tengah mengalami siklus bulanan ini dapat pahala Ramadannya?
Ustadz Dr (HC) Adi Hidayat, Lc, MA, Direktur Quantum Akhyar Institute, mengatakan perempuan yang terkena haid harusnya tidak perlu kecewa. Soalnya, pahala amalan rutin yang dilakukan saat dirinya suci akan diberikan secara sempurna.
"Ketika suci dia banyak melakukan amalan-amalan secara rutin, maka tatkala datang bulan pahala amalan-amalan baik itu tetap diberikan, selama dirinya haid" kata ustadz yang populer dipanggil UAH ini dalam kanal youtubenya, beberapa waktu lalu.
Itu sebabnya, rugi bagi perempuan yang ketika suci hanya menjalankan amalan-amalan fardhu saja. Sebab dia pun hanya akan mendapatkan pahala amalan yang fardhu saja ketika haid. Padahal jika ia melakukan juga yang sunnah-sunnah, maka ketika haid akan mendapat pahala yang fardhu maupun sunnah kendati ia sedang tidak menjalankan ibadah tersebut karena haid.
Haid di saat puasa secara otomatis membatalkan puasa sehingga diharuskan mengganti (qadla’) di luar Ramadan. Mengkaji pendapat Ustaz Adi tersebut, maka pahala puasa bagi perempuan yang sedang haid akan tetap diberikan secara sempurna.
Dinukil dari beberapa sumber, berikut amalan sunnah yang bisa dilakukan perempuan mestruasi agar tetap mendapat pahala Ramadan, di antaranya:
1. Memperbanyak sedekah
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa bersabda: “Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (HR. Muslim)Nah muslimah, mari kita perbanyak sedekah dan beramal infaq selama Ramadan ya!
2. Mencari atau memperbanyak ilmu
Mencari ilmu menjadi pilihan bagus ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan cara daring. Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah). Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad.تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)
3. Berzikir
Zikir adalah perbuatan yang dianjurkan untuk siapa saja dan kapan saja. Dzikir adalah indikasi hidupnya hati. Rasulullah dalam hadis riwayat Imam Bukhari bersabda: “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati”.Jenis Zikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Dalam konteks Ramadhan, umat Islam dianugerahi kesempatan Lailatul Qadar yang disebut Al-Qur’an setara dengan seribu bulan. Meski banyak ulama yang meyakini momen itu jatuh pada sepuluh terakhir Ramadhan, sejatinya jadwal pastinya hanya Allah yang tahu.
Perempuan haid/nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan memanfaatkan hari demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci ini untuk beribadah, termasuk berdzikir.
Sayyidah Aisyah Radhiyallahu'anha pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’
(Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku).” (HR Ibnu Majah)
4. Berdoa
Doa juga menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang haid atau nifas. Dalam sebuah hadis doa disebut sebagai mukhkhul ‘ibâdah (otak dari ibadah). Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh perempuan yang sedang haid atau nifas.Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da‘â-yad‘û-du‘â juga berarti berseru atau memanggil. Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa bisa juga disebut bermunajat.
5. Bershalawat
Lantunan shalawat adalah bukti cinta seorang hamba kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Wanita yang sedang haid bisa melakukannya dan memperbanyak membaca shalawat nabi saat bulan Ramadan.Shalawat adalah sebab turunnya rahmat, pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
6. Mendengarkan lantunan Al Qur'an
Ini merupakan amalan ringan yang mudah dilakukan. Walaupun tak bisa membaca Al Quran karena kondisi dalam keadaan hadats besar, wanita bisa menggantinya dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran.Amalan wanita haid bulan Ramadan dengan terus mendengar lantunan ayat suci, hati akan merasa selalu dekat dengan Allah. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Ibnu Majah. Dari Aisyah Ra ia berkata:
"Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid, dan ia membaca Alquran."
7.Menyiapkan hidangan sahur dan berbuka puasa (Iftar)
Salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang haid/nifas dan tidak dapat melaksanakan kewajiban puasa Ramadan adalah membuat hidangan berbuka puasa.Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa.
Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.
8. Melakukan kegiatan sosial
Amalan haid bulan Ramadhan selanjutnya yang bisa dilakukan wanita adalah ikut melakukan kegiatan sosial. Apa saja kegiatan sosial di sekitar lingkungan tempat tinggal atau organisasi, bisa dilakukan. Karena kegiatan sosial merupakan kegiatan yang bertujuan membantu sesama.9. Bersilaturrahmi
Silaturahmio merupakan amalan yang mudah untuk dilakukan wanita meski dalam keadaan haid. Di samping ibadah bersifat ritual, menjaga hubungan baik atau hablumninannas (antar individu) dan habluminal'alam bisa menjadi amalan yang penuh berkah. Memperbanyak kegiatan positif yang bersifat sosial bisa berupa menjaga pergaulan baik, donor darah, menanam pohon, memberi makan kaum fakir, memudahkan urusan orang lain, mengajar, menyediakan buka puasa untuk anak jalanan, dan masih banyak lagi.Bersilaturahmi dengan saudara, teman, dan kerabat bisa menambah pahala.
10. Membaca atau mengamalkan Asmaul Husna
Amalan wanita haid bulan Ramadan selanjutnya supaya lebih berkah bisa dengan membaca atau mengamalkan Asmaul Husna. Ini merupakan amalan seorang wanita dalam usaha mengingatkan diri terhadap nama-nama Allah yang istimewa dan luar biasa. Dengan mengamalkan Asmaul Husna, kita juga bisa merasa dekat dengan-Nya.Demikian semoga bermanfaat.
(wid)