Amalan Wanita Haid di Bulan Ramadan Sesuai Sunnah
loading...
A
A
A
Wanita yang tengah haid pasti sedikit kecewa tidak dapat menjalani kegiatan amal ibadah di bulan Ramadan . Kekecewaan seperti itu, juga pernah dialami ummul mukminin Aisyah radhiyallahu'anha. Namun karena kondisi tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menghibur Aisyah yang bersedih karena keburu datang bulan, padahal belum sempat menjalankan manasik haji.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu'anha berkata, “Kami keluar (safar) bersama Nabi SAW, dan tujuan kami hanyalah ibadah haji. Sampai ketika kami tiba di Sarif atau dekat dengannya, aku mengalami haid. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah engkau mengalami nifas?’ [maksudnya adalah haid (menstruasi)].
Aisyah berkata, “Aku jawab, ’Iya.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam. Maka lakukanlah amalan-amalan haji, hanya saja janganlah engkau Tawaf di Kakbah sebelum engkau mandi (setelah suci dari haid).’
Aisyah berkata, ‘Kemudian Rasulullah SAW berkurban dengan menyembelih seekor sapi yang diniatkan untuk semua istrinya.’” (HR Bukhari – Muslim).
Ustadz Dr (HC) Adi Hidayat, Lc, MA, Direktur Quantum Akhyar Institute, mengatakan perempuan yang terkena haid harusnya tidak perlu kecewa, Soalnya, pahala amalan rutin yang dilakukan saat dirinya suci akan diberikan secara sempurna.
"Ketika suci dia banyak melakukan amalan-amalan secara rutin, maka tatkala datang bulan pahala amalan-amalan baik itu tetap diberikan, selama dirinya haid" katanya dalam kanal youtubenya, beberapa waktu lalu.
Itu sebabnya, rugi bagi wanita yang ketika suci hanya menjalankan amalan-amalan fardu saja. Sebab dia pun hanya akan mendapatkan pahala amalan yang fardu saja ketika haid. Padahal jika ia melakukan juga yang sunnah-sunnah, maka ketika haid akan mendapat pahala yang fardu maupun sunnah kendati ia sedang tidak menjalankan ibadah tersebut karena haid.
Haid di saat puasa secara otomatis membatalkan puasa sehingga diharuskan mengganti (qadla’) di luar Ramadhan. Mengkaji pendapat Ustaz Adi tersebut, maka pahala puasa bagi perempuan yang sedang haid akan tetap diberikan secara sempurna.
Dinukil dari beberapa sumber, berikut amalan sunnah yang bisa dilakukan wanita haid agar tetap mendapat pahala Ramadan, di antaranya:
Nah muslimah, mari kita perbanyak sedekah dan beramal infaq selama Ramadan ya!
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)
Jenis zikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Dalam konteks Ramadhan, umat Islam dianugerahi kesempatan Lailatul Qadar yang disebut Al-Qur’an setara dengan seribu bulan. Meski banyak ulama yang meyakini momen itu jatuh pada sepuluh terakhir Ramadhan, sejatinya jadwal pastinya hanya Allah yang tahu.
Perempuan haid atau nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan memanfaatkan hari demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci ini untuk beribadah, termasuk berzikir.
Sayyidah Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:
"Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’
(Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku).” (HR Ibnu Majah)
Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da‘â-yad‘û-du‘â juga berarti berseru atau memanggil. Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa bisa juga disebut bermunajat.
Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa.
Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.
Wallahu A'lam
Dari ‘Aisyah radhiyallahu'anha berkata, “Kami keluar (safar) bersama Nabi SAW, dan tujuan kami hanyalah ibadah haji. Sampai ketika kami tiba di Sarif atau dekat dengannya, aku mengalami haid. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah engkau mengalami nifas?’ [maksudnya adalah haid (menstruasi)].
Aisyah berkata, “Aku jawab, ’Iya.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam. Maka lakukanlah amalan-amalan haji, hanya saja janganlah engkau Tawaf di Kakbah sebelum engkau mandi (setelah suci dari haid).’
Aisyah berkata, ‘Kemudian Rasulullah SAW berkurban dengan menyembelih seekor sapi yang diniatkan untuk semua istrinya.’” (HR Bukhari – Muslim).
Amalan Muslimah yang Haid agar Dapat Pahala Ramadan
Lalu bagaimana agar setiap muslimah yang tengah mengalami siklus bulanan ini dapat pahala Ramadannya?Ustadz Dr (HC) Adi Hidayat, Lc, MA, Direktur Quantum Akhyar Institute, mengatakan perempuan yang terkena haid harusnya tidak perlu kecewa, Soalnya, pahala amalan rutin yang dilakukan saat dirinya suci akan diberikan secara sempurna.
"Ketika suci dia banyak melakukan amalan-amalan secara rutin, maka tatkala datang bulan pahala amalan-amalan baik itu tetap diberikan, selama dirinya haid" katanya dalam kanal youtubenya, beberapa waktu lalu.
Itu sebabnya, rugi bagi wanita yang ketika suci hanya menjalankan amalan-amalan fardu saja. Sebab dia pun hanya akan mendapatkan pahala amalan yang fardu saja ketika haid. Padahal jika ia melakukan juga yang sunnah-sunnah, maka ketika haid akan mendapat pahala yang fardu maupun sunnah kendati ia sedang tidak menjalankan ibadah tersebut karena haid.
Haid di saat puasa secara otomatis membatalkan puasa sehingga diharuskan mengganti (qadla’) di luar Ramadhan. Mengkaji pendapat Ustaz Adi tersebut, maka pahala puasa bagi perempuan yang sedang haid akan tetap diberikan secara sempurna.
Dinukil dari beberapa sumber, berikut amalan sunnah yang bisa dilakukan wanita haid agar tetap mendapat pahala Ramadan, di antaranya:
1. Memperbanyak sedekah
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa bersabda: “Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (HR. Muslim)Nah muslimah, mari kita perbanyak sedekah dan beramal infaq selama Ramadan ya!
2. Mencari ilmu
Mencari ilmu menjadi pilihan bagus ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan cara daring. Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah). Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad.تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)
3. Berzikir
Zikir adalah perbuatan yang dianjurkan untuk siapa saja dan kapan saja. Zikir adalah indikasi hidupnya hati. Rasulullah dalam hadis riwayat Imam Bukhari bersabda: “Perumpamaan antara orang yang zikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati”.Jenis zikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Dalam konteks Ramadhan, umat Islam dianugerahi kesempatan Lailatul Qadar yang disebut Al-Qur’an setara dengan seribu bulan. Meski banyak ulama yang meyakini momen itu jatuh pada sepuluh terakhir Ramadhan, sejatinya jadwal pastinya hanya Allah yang tahu.
Perempuan haid atau nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan memanfaatkan hari demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci ini untuk beribadah, termasuk berzikir.
Sayyidah Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’
(Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku).” (HR Ibnu Majah)
4. Berdoa
Doa juga menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang haid atau nifas. Dalam sebuah hadis doa disebut sebagai mukhkhul ‘ibâdah (otak dari ibadah). Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh perempuan yang sedang haid atau nifas.Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da‘â-yad‘û-du‘â juga berarti berseru atau memanggil. Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa bisa juga disebut bermunajat.
5.Menyiapkan hidangan berbuka puasa (Iftar)
Salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang haid/nifas dan tidak dapat melaksanakan kewajiban puasa Ramadan adalah membuat hidangan berbuka puasa.Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa.
Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)