3 Contoh Khotbah Hari Raya Idulfitri 2024 yang Penuh Arti

Selasa, 09 April 2024 - 14:21 WIB
loading...
A A A
Selain kita bertekad untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah Yang Maha Pencipta, pada momen Idulfitri kali ini, kita selayaknya juga memperbagus hubungan saudara, pertalian kerabat, dan interaksi sosial bermasyarakat. Dalam ajaran Islam telah diatur bahwa menjalin hubungan baik “Hablum minannas” sama pentingnya dengan “Hablum minallah”

Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan alpa, baik kesalahan kita disengaja maupun tidak disengaja. Baik kepada keluarga, saudara, tetangga, maupun teman dan kerabat. Marilah kita perbaiki dengan bermaaf-maafan. Allah SWT telah berfirman dalam Surat An-Nuur ayat 22:

وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


“…Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Pada prinsipnya dengan merayakan Idulfitri, kita bersama-sama diajarkan untuk kembali kepada jati diri manusia. Kita ini makhluk yang sangat lemah, sehingga kita membutuhkan Allah Swt untuk bersandar di mana saja dan kapan saja.

Sebagai makhluk sosial, kita juga sangat butuh kerjasama dan bantuan sesama manusia, khususnya orang-orang terdekat kita. Marilah kita lapangkan dada kita agar kita semua menjadi golongan orang-orang yang kembali fitri dan menjadi orang-orang yang hidupnya bahagia.

3. Hakikat Kemenangan

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan kita kenikmatan jasmani maupun rohani, berupa kesehatan fisik, kemantapan iman dan Islam, serta keberkahan hidup, sehingga kita dapat melaksanakan shalat Idulfitri pada April 2024 ini dengan keadaan penuh ketenangan, ketentraman dan rasa aman.

Tepat pada hari ini, 1 Syawal, kita semua merayakan Hari Raya Idulfitri, hari kemenangan dan hari yang suci bagi hamba-hamba Allah yang telah berjuang selama satu bulan penuh, dengan berpuasa di siang hari dan memperbanyak ibadah di malam hari.

Kemenangan tersebut bukan diraih dengan biasa-biasa saja, melainkan dengan susah payah dan penuh pengorbanan, seperti menahan makan, minum dan syahwat di siang hari, kemudian memperbanyak tadarus Al-Qur’an, tarawih, tahajud, hajat dan witir di malam hari. Serta menghindari segala sesuatu yang sia-sia dan tidak berguna seperti nggibah, nanimah, fitnah dan sebagainya.

Idulfitri merupakan hari di mana seharusnya kita semua telah mencapai kematangan spiritual, baik berupa hubungan kita kepada Allah maupun hubungan kita kepada sesama manusia dan alam sekitar. Selama sebulan penuh kita telah ditempa dan dididik di madrasah bernama Ramadan.

Dari penempaan Ramadan tersebut dengan berbagai ritual keagamaan, maka akan menjadikan umat Muslim menjadi hamba yang bertakwa, karena sesungguhnya puncak dari puasa Ramadan adalah menjadikan manusia yang sempurna dengan takwanya. Terkait hal ini, Allah swt telah menegaskan dalam firman-Nya, surat Al-Baqarah ayat 183:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ


Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al-Baqarah: 183).

Ketika Ramadan telah usai, kita seyogyanya tetap istiqomah dengan amalan-amalan baiknya, dan meninggalkan maksiat seperti ketika di bulan tersebut. Seperti tidak makan dan minum dari sesuatu yang haram dan tetap bangun malam untuk melaksanakan ibadah shalat sunnah lainnya.

Selain itu, kita juga harus khawatir, jangan-jangan sesuatu yang kita anggap kemenangan selama Ramadan justru amal kita tidak diterima oleh Allah swt. Maka dengan itu seharusnya kita tetap istiqomah beribadah dan berbaik sangka dengan Allah SWT. Karena dengan mempertahankan ibadah setelah Ramadan bisa menjadi penyempurna dari Ramadan tersebut.

Salah satu amalan yang baik dan wajib kita teruskan di bulan-bulan selanjutnya adalah rasa empati yang tinggi kepada orang lain, ikut merasakan lapar bagi orang yang kelaparan. Dan menyedekahkan harta semampunya kepada orang-orang yang membutuhkan, sebagaimana kita mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Dengan rasa seperti ini kita akan merasakan nasib saudara-saudara kita yang hidupnya berkekurangan harta. Untuk mencari sesuap nasi saja harus memeras keringat di bawah sengatan terik matahari, bahkan ada yang harus bekerja sepanjang malam.

Barangkali lapar dan haus yang kita rasakan akan berakhir di waktu maghrib tiba, tetapi saudara kita yang hidup dengan ekonomi sangat rendah boleh jadi merasakan lapar sepanjang hayat masih dikandung badan. Bahkan untuk makan esok harinya saja masih bingung harus mencari kemana lagi.

Di hari raya ini, maka terimalah saudara-saudara kita yang datang ke rumah, berilah mereka perjamuan makanan dan minuman yang enak dan lezat. Salurkan zakat yang kita keluarkan kepada orang yang benar-benar berhak dan sangat membutuhkan.

Demikianlah khutbah hari raya ini, semoga bisa menjadi evaluasi ibadah kita selama bulan Ramadan dan juga bisa menjadikan kita untuk istiqomah tetap memperbanyak ibadah dan amal kebajikan di bulan-bulan selain Ramadhan.

Itulah sejumlah khutbah Hari Raya Idulfitri 2024 yang dapat dijadikan referensi. Dari beberapa contoh tersebut umat muslim dapat memetik banyak hikmah dan pelajaran untuk dijadikan modal dalam meningkatkan ketaqwaan pada Allah SWT.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)