10 Hal Terkait Puasa Syawal: Pertama, Dasar dan Fadilah
loading...
A
A
A
Ada beberapa hal yang perlu diketahui umat Islam seputar puasa sunah Syawal . Hari ini kita baru memasuki 1 Syawal 1445 Hijriyah bertepatan Rabu, 10 April 2024.
Sebagaimana disebut dalam Hadis , puasa sunah 6 hari di bulan Syawal merupakan ibadah yang sangat dianjurkan setelah puasa Ramadan. Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menyampaikan 10 hal terkait ibadah puasa Syawal. Berikut keterangannya:
1. Dasar pensyariatan dan fadilah puasa Syawal
Dasarnya adalah Hadis berikut:
Artinya: "Siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh." (HR Muslim)
Berkata Imam Ibnu Mubarak: "Ini adalah amalan yang bagus untuk dikerjakan, seperti halnya puasa tiga hari setiap bulannya." [Sunan Tirmidzi 957]
2. Hukum puasa Syawal
Berdasarkan hadits di atas, mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya sunah. Sedangkan kalangan Mazhab Malikiyyah berpendapat puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu'ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (26/287)]
3. Dasar Mazhab Malikiyyah menghukumi makruh
Mazhab Maliki menjadikan amaliyah penduduk Madinah sebagai sandaran hukum (mashdar al-Syari'ah). Ketika ada Hadis ahad yang mana kandungannya itu bertentangan dengan amalan penduduk Madinah, walaupun itu shahih, yang dimenangkan ialah amalan penduduk madinah.
Mengenai puasa Syawal, Imam Malik berkata:
Artinya: "Dan para ahli ilmu memakruhkan itu (puasa 6 hari syawal), dan mengkhawatirkan bahwa itu adalah sebuah bid'ah, dan khawatir kalau orang-orang awam mengganggap itu bagian dari Ramadan padahal bukan." Beliau juga berkata: "Tidak satu pun riwayat yang sampai kepadaku tentang puasa Syawal dari salah satu ulama salaf'." [Al Istidzkar (3/379)]
4. Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal
Puasa Syawal dikerjakan di hari-hari pada bulan Syawal mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan.
5. Apakah Harus Berurutan?
Ulama sepakat berpendapat bahwasanya puasa Syawal tidak harus berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah.
6. Apakah Afdalnya Dikerjakan Berturut-turut?
Kalangan Syafi'iyyah berpendapat bahwa afdhalnya puasa 6 hari Syawal dikerjakan secara berturut-turut selepas Hari raya 'Idul Fitri 1 Syawal. Imam Nawawi rahimahullah berkata: "Yang afdhal (utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut selepas hari raya Idul Fitri." [Syarah Shahih Muslim (8/56)]
Kalangan Hanabilah (Mazhab Hanbali) berpendapat tidak ada kesunahan puasa Syawal dikerjakan berurutan. Jadi menurut mazhab ini berurutan atau berpencar-pencar puasanya, sama saja.
Kalangan Hanafiyyah justru bertentangan dengan pendapat Syafi'iyyah, mereka mengatakan afdhalnya puasa Syawal dikerjakan secara terpisah-pisah.
Tentu yang paling ekstrem adalah pendapat kalangan Malikiyyah. Mereka menganggap puasa Syawal baik dikerjakan berurutan atau terpisah sama saja hukumnya makruh. Karena sejak awal madzhab ini berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu’ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (28/92)]
7. Apakah Harus Qada Puasa Ramadan dulu Baru Puasa Syawal?
Tidak ada satupun ulama yang berpendapat bahwa untuk keabsahan puasa Syawal harus qadha puasa Ramadan terlebih dahulu. Jadi boleh saja puasa Syawal meskipun punya utang puasa Ramadan. [Syarhu Nawawi lil Muslim (8/23)]
8. Mana yang Utama, Puasa Syawal atau Qadha Puasa Ramadan Dulu?
Yang afdhal menurut jumhur ulama adalah qadha (membayar) puasa Ramadan yang terutang terlebih dahulu. Karena mendahulukan yang wajib dari yang sunah itu lebih diutamakan.
9. Bolehkah Puasa Syawal Sekaligus Berniat Mengqada Puasa Ramadan?
Mayoritas ulama tidak membolehkan. Hal ini karena ibadah wajib tidak bisa digabung dengan ibadah lainnya baik yang sunah, ataupun yang hukumnya wajib. Hukum qadha Ramadan adalah wajib. [Al Fiqh al Islami wa Adillatuhu (1/158), Majmu' asy Syrahul Muhadzdzab (7/174)]
10. Bagaimana Kalau Puasa Syawal Sekaligus Niat Puasa Senin Kamis atau Puasa Sunnah Lainnya?
Boleh, menggabungkan ibadah sunnah dengan sunnah dibolehkan menurut jumhur ulama.
Sebagaimana disebut dalam Hadis , puasa sunah 6 hari di bulan Syawal merupakan ibadah yang sangat dianjurkan setelah puasa Ramadan. Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menyampaikan 10 hal terkait ibadah puasa Syawal. Berikut keterangannya:
1. Dasar pensyariatan dan fadilah puasa Syawal
Dasarnya adalah Hadis berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh." (HR Muslim)
Berkata Imam Ibnu Mubarak: "Ini adalah amalan yang bagus untuk dikerjakan, seperti halnya puasa tiga hari setiap bulannya." [Sunan Tirmidzi 957]
2. Hukum puasa Syawal
Berdasarkan hadits di atas, mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya sunah. Sedangkan kalangan Mazhab Malikiyyah berpendapat puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu'ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (26/287)]
3. Dasar Mazhab Malikiyyah menghukumi makruh
Mazhab Maliki menjadikan amaliyah penduduk Madinah sebagai sandaran hukum (mashdar al-Syari'ah). Ketika ada Hadis ahad yang mana kandungannya itu bertentangan dengan amalan penduduk Madinah, walaupun itu shahih, yang dimenangkan ialah amalan penduduk madinah.
Mengenai puasa Syawal, Imam Malik berkata:
وَإِنَّ أَهْلَ الْعِلْمِ يَكْرَهُونَ ذَلِكَ وَيَخَافُونَ بِدْعَتَهُ وَأَنْ يُلْحِقَ بِرَمَضَانَ مَا لَيْسَ مِنْهُ أَهْلُ الْجَهَالَةِ
Artinya: "Dan para ahli ilmu memakruhkan itu (puasa 6 hari syawal), dan mengkhawatirkan bahwa itu adalah sebuah bid'ah, dan khawatir kalau orang-orang awam mengganggap itu bagian dari Ramadan padahal bukan." Beliau juga berkata: "Tidak satu pun riwayat yang sampai kepadaku tentang puasa Syawal dari salah satu ulama salaf'." [Al Istidzkar (3/379)]
4. Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal
Puasa Syawal dikerjakan di hari-hari pada bulan Syawal mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan.
5. Apakah Harus Berurutan?
Ulama sepakat berpendapat bahwasanya puasa Syawal tidak harus berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah.
6. Apakah Afdalnya Dikerjakan Berturut-turut?
Kalangan Syafi'iyyah berpendapat bahwa afdhalnya puasa 6 hari Syawal dikerjakan secara berturut-turut selepas Hari raya 'Idul Fitri 1 Syawal. Imam Nawawi rahimahullah berkata: "Yang afdhal (utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut selepas hari raya Idul Fitri." [Syarah Shahih Muslim (8/56)]
Kalangan Hanabilah (Mazhab Hanbali) berpendapat tidak ada kesunahan puasa Syawal dikerjakan berurutan. Jadi menurut mazhab ini berurutan atau berpencar-pencar puasanya, sama saja.
Kalangan Hanafiyyah justru bertentangan dengan pendapat Syafi'iyyah, mereka mengatakan afdhalnya puasa Syawal dikerjakan secara terpisah-pisah.
Tentu yang paling ekstrem adalah pendapat kalangan Malikiyyah. Mereka menganggap puasa Syawal baik dikerjakan berurutan atau terpisah sama saja hukumnya makruh. Karena sejak awal madzhab ini berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu’ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (28/92)]
Baca Juga
7. Apakah Harus Qada Puasa Ramadan dulu Baru Puasa Syawal?
Tidak ada satupun ulama yang berpendapat bahwa untuk keabsahan puasa Syawal harus qadha puasa Ramadan terlebih dahulu. Jadi boleh saja puasa Syawal meskipun punya utang puasa Ramadan. [Syarhu Nawawi lil Muslim (8/23)]
8. Mana yang Utama, Puasa Syawal atau Qadha Puasa Ramadan Dulu?
Yang afdhal menurut jumhur ulama adalah qadha (membayar) puasa Ramadan yang terutang terlebih dahulu. Karena mendahulukan yang wajib dari yang sunah itu lebih diutamakan.
9. Bolehkah Puasa Syawal Sekaligus Berniat Mengqada Puasa Ramadan?
Mayoritas ulama tidak membolehkan. Hal ini karena ibadah wajib tidak bisa digabung dengan ibadah lainnya baik yang sunah, ataupun yang hukumnya wajib. Hukum qadha Ramadan adalah wajib. [Al Fiqh al Islami wa Adillatuhu (1/158), Majmu' asy Syrahul Muhadzdzab (7/174)]
10. Bagaimana Kalau Puasa Syawal Sekaligus Niat Puasa Senin Kamis atau Puasa Sunnah Lainnya?
Boleh, menggabungkan ibadah sunnah dengan sunnah dibolehkan menurut jumhur ulama.
(mhy)