Puncak Haji di Armuzna Melelahkan, Jemaah Haji Indonesia Harus Jaga Kesehatan
loading...
A
A
A
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dokter Karmijono mengungkapkan, tingkat keterpakaian obat bagi jemaah haji Indonesia di Madinah sudah mencapai 80 persen. Jumlah tersebut merupakan sejak awal jemaah tiba gelombang I , puncak haji di Armuzna hingga pergeseran jemaah gelombang II di Madinah. ''Obat terpakai 80 persen di KKHI Madinah,” ujar Karmijono di KKHI Madinah, Sabtu (29/6/2024).
Karmijono menjelaskan, KKHI Madinah terus mengirimkan obat-obat ke setiap sektor untuk kebutuhan para jemaah. Menurutnya jenis obat terpakai yang paling banyak yakni obat dengan obat penyakit kronis. ''Terbanyak obat-obat penyakit kronis. KKHI Madinah tidak akan menahan apalagi terkait kebutuhan jemaah, kami kirim ke sektor-sektor sesuai kebutuhan,” ujarnya
Namun dirinya menegaskan stok obat masih terbilang aman. Menurut Karmijono, dibanding tahun lalu, jumlah keterpakaian obat dan jumlah pasien yang dirawat juga menurun. ''Obat-obatan ada di lokasi penyimpanan obat. kalau di sini (KKHI Madinah) kurang kita minta suplai. Alhamdulillah tahun ini jumlah jemaah dirawat jauh lebih menurun dibanding tahun kemarin, tapi kami tak ingin takabur,”katanya.
Karmijono mengungkapkan, setelah puncak haji di Armuzna, kondisi jemaah dalam kelelahan. Kini, mereka sudah tiba di Madinah untuk beribadah dan berziarah di Kota Nabawi. ''Jemaah haji semua sudah dalam kondisi kelelahan capek, juga petugas yang mendampingi dan mengawal jemaah juga dalam kondisi kelelahan, sehingga baiknya begitu sampai ke Madinah upayakan untuk istirahat sampai bugar. Karena ibadahnya Bapak-Ibu sudah selesai di Mekkah,”tuturnya.
Jemaah saat berada di Madinah ini tinggal bersenang-senang, memulihkan kekuatan supaya nanti kembali ke tanah itu dengan wajah yang lebih bugar. Kalau bersenang-senang ternyata sakit itu berarti salah senang-senangnya, artinya jangan memaksakan diri untuk hal-hal menjalani ibadah sunnah, tetapi mengabaikan kondisi kesehatan.
Karmijono menyampaikan faktor kelelahan memicu jamaah jatuh sakit. Karenanya, Ia mengimbau jemaah untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Madinah. ''Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pasca Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah,” jelas Karmijono.
Menurutnya, Biasanya jemaah tidak mengaku dirinya merasa sakit, biasanya jika ditanya, jawabnya selalu tidak merasa apa-apa, padahal kondisinya, tidak kepengen makan, tidak kepengen minum, kondisi demikian membuat tubuh semakin rentan dan harus segera dikonsultasikan ke petugas kesehatan, andaikan hingga diperlukan untuk dirujuk ke rumah sakt Saudi, tentu akan kita rujuk, pungkasnya.
Karmijono menjelaskan, KKHI Madinah terus mengirimkan obat-obat ke setiap sektor untuk kebutuhan para jemaah. Menurutnya jenis obat terpakai yang paling banyak yakni obat dengan obat penyakit kronis. ''Terbanyak obat-obat penyakit kronis. KKHI Madinah tidak akan menahan apalagi terkait kebutuhan jemaah, kami kirim ke sektor-sektor sesuai kebutuhan,” ujarnya
Namun dirinya menegaskan stok obat masih terbilang aman. Menurut Karmijono, dibanding tahun lalu, jumlah keterpakaian obat dan jumlah pasien yang dirawat juga menurun. ''Obat-obatan ada di lokasi penyimpanan obat. kalau di sini (KKHI Madinah) kurang kita minta suplai. Alhamdulillah tahun ini jumlah jemaah dirawat jauh lebih menurun dibanding tahun kemarin, tapi kami tak ingin takabur,”katanya.
Karmijono mengungkapkan, setelah puncak haji di Armuzna, kondisi jemaah dalam kelelahan. Kini, mereka sudah tiba di Madinah untuk beribadah dan berziarah di Kota Nabawi. ''Jemaah haji semua sudah dalam kondisi kelelahan capek, juga petugas yang mendampingi dan mengawal jemaah juga dalam kondisi kelelahan, sehingga baiknya begitu sampai ke Madinah upayakan untuk istirahat sampai bugar. Karena ibadahnya Bapak-Ibu sudah selesai di Mekkah,”tuturnya.
Jemaah saat berada di Madinah ini tinggal bersenang-senang, memulihkan kekuatan supaya nanti kembali ke tanah itu dengan wajah yang lebih bugar. Kalau bersenang-senang ternyata sakit itu berarti salah senang-senangnya, artinya jangan memaksakan diri untuk hal-hal menjalani ibadah sunnah, tetapi mengabaikan kondisi kesehatan.
Karmijono menyampaikan faktor kelelahan memicu jamaah jatuh sakit. Karenanya, Ia mengimbau jemaah untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Madinah. ''Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pasca Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah,” jelas Karmijono.
Menurutnya, Biasanya jemaah tidak mengaku dirinya merasa sakit, biasanya jika ditanya, jawabnya selalu tidak merasa apa-apa, padahal kondisinya, tidak kepengen makan, tidak kepengen minum, kondisi demikian membuat tubuh semakin rentan dan harus segera dikonsultasikan ke petugas kesehatan, andaikan hingga diperlukan untuk dirujuk ke rumah sakt Saudi, tentu akan kita rujuk, pungkasnya.
(aww)