Kesehatan Fisik Lebih ke Pencegahan: Kebersihan Digandengkan dengan Tobat

Jum'at, 26 Juli 2024 - 14:42 WIB
loading...
Kesehatan Fisik Lebih...
Prof Quraish Shihab. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai "ketahanan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya."

"Banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada ketiga jenis kesehatan itu," ujar Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" (Mizan, 2007).

Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya, kata Quraish, ditemukan sabda Nabi Muhammad SAW : "Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu."

Demikian Nabi SAW menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampaui batas beribadah, sehingga kebutuhan jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu.



Pembicaraan literatur keagamaan tentang kesehatan fisik, dimulai dengan meletakkan prinsip: "Pencegahan lebih baik daripada pengobatan."

"Karena itu dalam konteks kesehatan ditemukan sekian banyak petunjuk Kitab Suci dan Sunah Nabi SAW yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan," jelas Quraish Shihab.

Salah satu sifat manusia yang secara tegas dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan. Kebersihan digandengkan dengan tobat dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 222:

"Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertobat, dan senang kepada orang yang membersihkan diri."

Tobat menghasilkan kesehatan mental, kata Quraish, sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik.

Wahyu kedua (atau ketiga) yang diterima Nabi Muhammad Saw. adalah: "Dan bersihkan pakaianmu dan tinggalkan segala macam kekotoran." ( QS Al-Muddatstsir [74] : 4-5).

Perintah tersebut berbarengan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah SWT.

Terdapat hadis yang amat populer tentang kebersihan yang berbunyi: "Kebersihan adalah bagian dari iman."



Hadis ini dinilai oleh sebagian ulama sebagai hadis dha'if. Kendati begitu, terdapat sekian banyak hadis lain yang mendukung makna tersebut, seperti sabda Nabi SAW:

"Iman, terdiri dan tujuh puluh sekian cabang, puncaknya adalah keyakinan bahwa "Tiada Tuhan selain Allah, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dan jalan" (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Menurut Quraish, perintah menutup hidangan, mencuci tangan sebelum makan, bersikat gigi, larangan bernafas sambil minum, tidak kencing atau buang air di tempat yang tidak mengalir atau di bawah pohon, adalah contoh-contoh praktis dari sekian banyak tuntunan Islam dalam konteks menjaga kesehatan.

Bahkan sebelum dunia mengenal karantina, Nabi Muhammad SAW telah menetapkan dalam salah satu sabdanya: "Apabila kalian mendengar adanya wabah di suatu daerah, janganlah mengunjungi daerah itu, tetapi apabila kalian berada di daerah itu, janganlah meninggalkannya."

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2464 seconds (0.1#10.140)